38
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
4.1.1. Gambaran Umum Tentang Rancangan Peraturan Menteri Konten
Multimedia
Rancangan Peraturan Menteri ini dibuat sejak tahun 2006 semasa Menteri Komunikasi da informasi Sofyan Djalil kemudian pada tahun 2007 diundang para
pakar untuk melanjutkan Rancangan Peraturan Menteri tersebut, Rancangan Peraturan Menteri itu bukan tentang Konten Multimedia tapi kode etik konten
kemudian lahir UU ITE Informasi Teknologi dan Elektronik, maka berubah menjadi konten multimedia pada masa Menteri Muhammad Nuh. Pada tahun
2008 dilakukan uji publik pertama kemudian RPM tersebut dilakukan uji publik kedua tahun namun pada tanggal 11 februari 2010 di uji publikan kepada
masyarakat untuk mendapatkan masukan-masukan apabila ada butir-butir pasal yang tidak cocok dalam pelayanan internet di masyarakat.
Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia adalah suatu rancangan
peraturan yang dibuat untuk membantu hadirnya dunia maya yang lebih sehat di
Indonesia, dan untuk melindungi kepentingan umum dari gangguan sebagai akibat penyalahgunaan informasi elektronik, dokumen elektronik dan transaksi
elektronik yang mengganggu ketertiban .
Dalam peraturan menteri tersebut,disebutkan dalam Bab II, Pasal 3, dilarang mendistribusikan, mentransmisikan, danatau membuat dapat diaksesnya
Konten yang mengandung Pornografi tatu konten yang mengandung kesusilaan. Pasal 4, larangan tentang konten yang menawarkan perjudian. Pasal 5
menerangkan bahwa dilarang mendistribusikan, mentransmisikan, danatau membuat dapat diaksesnya Konten yang mengandung muatan mengenai tindakan
yang merendahkan keadaan dan kemampuan fisik, intelektual, pelayanan, kecakapan, dan aspek fisik maupun non fisik lain dari suatu pihak
. Pasal 6 berisi larangan untuk menyebarkan berita bohong dan menyesatkan, muatan konten
yang bertujuan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan pada suatu kelompok dan SARA. Dalam pasal 7 menyebutkan dilarang mendistribusikan
atau membuat dapat diaksesnya Konten yang mengandung privasi dan hak kekayaan
intelektual tanpa izin dari pemegang hak kekayaan intelektual yang bersangkutan. Sanksi atas pelanggaran tersebut, mulai teguran tertulis, denda
administratif, pembatasan kegiatan usaha atau pencabutan izin sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan. Selain itu, sanksi juga dikenakan
bagi penyelenggara internet, mulai dari pencabutan izin usaha hingga pidana berdasarkan Undang-Undang Informasi Teknologi Elektronik ITE.
4.2 Penyajian Data dan Analisis Data 4.2.1. Identitas Responden