27
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran variabel
Pengertian variabel adalah sebuah konsep dalam bentuk kongkret atau konsep operasional yang acuannya lebih nyata dan secara relatif akan lebih mudah
diidentifikasikan dan diobservasi serta dengan mudah untuk diklarifikasikan Bungin, 2001:77.
3.1.1 Sikap
Sikap sebagai perasaan, pikiran, dan kecenderungan seseorang yang kurang lebih bersifat permanen mengenai aspek-aspek tertentu dalam lingkunganya. Dalam
hal ini sikap Remaja Surabaya pasca pemberitaan Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia di televisi terhadap penggunaan internet.
Sikap Remaja Surabaya Terhadap Pemberitaan Konten Multimedia di Televisi.
Sikap remaja di Surabaya terhadap pemberitaan konten multimedia di Televisi tentang penggunaan Internet merupakan bentuk dari kecenderungan
berpikir, merasa dan bertindak dalam menghadapi obyek, ide dan situasi berupa tayangan atau pemberitaan Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia di
Televisi. Seperti yang sudah dibahas pada Bab II, bahwa perubahan sikap yang timbul
diakibatkan oleh stimulus yang diterima organism pemirsa sehingga sikap nasabah ini dapat dilihat dalam tiga komponen, yaitu : Aspek kognitif, Aspek afektif dan
Aspek behavioral.
1. Aspek Kognitif
Aspek kognitif terjadi apabila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, atau dipersepsi oleh khalayak. Aspek ini berkaitan dengan
transmisi pengetahuan, ketrampilan, kepercayaan, atau informasi. Aspek kognitif ini bisa dikaitkan dengan proses berpikir dimana organism akan
menggunakan rasionalistis dan logika mereka untuk mengetahui sebuah obyek sikap. Dalam hal ini obyek sikapnya adalah pemberitaan Rancangan
Peraturan Menteri Konten Multimedia di media massa. Dimensi kognitif sikap remaja di Surabaya pasca pemberitaan mengenai Rancangan Peraturan
Menteri Konten Multimedia di televisi terhadap pengunaan internet yakni meliputi :
a. Mengetahui bahwa ada pemberitaan Rancangan Peraturan Menteri
Konten Multimedia di televisi. b. Mengetahui bahwa Rancangan Peratutan Menteri Konten Multimedia
merupakan pembatasan dalam penggunaan internet di pemberitaan televisi.
c. Mengetahui bahwa Menkominfo membuat Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia ini untuk melindungi kepentingan umum
dari gangguan sebagai akibat penyalahgunaan informasi elektronik,. d.
Pengetahuan responden tentang isi Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia.
Jenjang yang diinginkan 3
Perhitungan dan pengkategoriannya sebagai berikut : 1.
Skor tertinggi diperoleh dari banyaknya pertanyaan dikalikan dengan skor jawaban tertinggi responden, yaitu 4 x 4 = 16
2. Skor terendah diperoleh dari banyaknya pertanyaan dikalikan dengan
skor jawaban terendah, yaitu 1 x 4 = 4 Maka perhitungan interval skornya adalah sebagai berikut :
Range = =
= 4 16 – 4
Jadi penentuan kategorinya adalah sebagai berikut : 1.
Aspek Kognitif Negatif = 4 - 7 2.
Aspek Kognitif Netral = 8 - 11 3.
Aspek
Kognitif Positif =
12 – 16 2.
Aspek Afektif Aspek efektif timbul apabila ada perubahan pada apa yang dirasakan,
disenangi, atau dibenci khalayak. Aspek ini ada hubungannya dengan emosi, sikap, atau nilai. Jadi sifatnya evaluatif sehingga mereka akan mulai mengerti
tentang informasi tentang Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia melalui tayangan atau pemberitaan di televisi. Dimensi Afektif sikap remaja
di Surabaya terhadap pemberitaan mengenai Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia di televisi tentang pengunaan internet yakni meliputi :
a. Merasa senang dengan adanya Rancangan Peraturan Menteri Konten
Multimedia. Skor tertinggi - Skor terendah
Jenjang yang diinginkan 3
b. Merasa cemas dengan pemberitaan Rancangan Peratutan Menteri
Konten Multimedia. c.
Merasa senang Menkominfo membuat Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia.
d. Menganggap adanya Rancangan Peraturan Menteri Konten
Multimedia merupakan hal positif bagi pengguna internet. Perhitungan dan pengkategoriannya sebagai berikut :
1. Skor tertinggi diperoleh dari banyaknya pertanyaan dikalikan dengan
skor jawaban tertinggi responden, yaitu 4 x 4 = 16 2.
Skor terendah diperoleh dari banyaknya pertanyaan dikalikan dengan skor jawaban terendah, yaitu 1 x 4 = 4
Maka perhitungan interval skornya adalah sebagai berikut: Range = =
= =
4 16 - 4
Jadi penentuan kategorinya adalah sebagai berikut : 1.
Aspek Afektif Negatif = 4 - 7 2.
Aspek Afektif Netral = 8 - 11 3.
Aspek Afektif Positif = 12 – 16 Skor tertinggi - Skor terendah
3. Aspek Behavioral
Aspek behavioral merujuk pada perilaku nyata yang dapat diamati yang meliputi pola – pola tindakan, kegiatan atau kebiasaan perilaku dan
bertindak yang berhubungan dengan informasi yang didapat dalam pemberitaan Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia di televisi.
Jalludin Rakmat, 2003 Dimensi Behavioral sikap remaja di Surabaya terhadap pemberitaan mengenai Rancangan Peraturan Menteri Konten
Multimedia di televisi tentang pengunaan internet meliputi : a Adanya kecenderungan responden untuk mendiskusikan masalah
Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia kepada sesama pengguna Internet.
b. Adanya kecenderungan responden untuk berhati-hati dalam
mengekspresikan diri dalam penggunaan internet. c.
Adanya kecenderungan responden untuk tetap mengakses situs-situs porno.
d. Adanya kencederungan responden untuk mengajak sesama pengguna
internet berdemontrasi untuk menentang Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia.
Perhitungan dan pengkategoriannya sebagai berikut : 1.
Skor tertinggi diperoleh dari banyaknya pertanyaan dikalikan dengan skor jawaban tertinggi responden, yaitu 4 x 4 = 16
2. Skor terendah diperoleh dari banyaknya pertanyaan dikalikan dengan
skor jawaban terendah, yaitu 1 x 4 = 4
Skor tertinggi - Skor terendah Jenjang yang diinginkan
3 Jenjang yang diinginkan
Hasil dari penelitian ini dapat dihitung dengan 3 efek yaitu efek kognitif, afektif, abehavioral maka perhitungan interval skornya adalah :
Range = =
3 16 – 4
= 4
Jadi penentuan kategorinya adalah sebagai berikut : 1.
Aspek Behavioral Negatif = 4 - 7 2.
Aspek Behavioral Netral = 8 - 11 3.
Aspek Behavioral Positif = 12 – 16 Setelah kognitf, afektif dan behavioral telah selesai perhitungan kumulatif interval
kelasnya adalah sebagai berikut : Range =
= 48 - 12 = 12
Jadi pengkategoriannya adalah : 1.
Kategori Negatif jika skor yang diperoleh 12 - 23 2.
Kategori Netral jika skor yang diperoleh 24 - 35
3. Kategori Positif jika skor yang diperoleh
36 - 48 Untuk mengetahui sikap remaja di Surabaya terhadap pemberitaan mengenai
Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia di televisi tentang pengunaan internet diukur dengan alternatif pilihan yang dinyatakan dalam pernyataan untuk
mengukur efek kognitif, afektif, dan konatif dinyatakan dalam bentuk skor. Dalam Skor tertinggi - Skor terendah
pemberian skor pernyataan sikap yang bersifat mendukung atau memihak pada obyek sikap atau favorable Azwar, 1997:161.
Dalam penelitian ini digunakan skala likert. Yang dimaksud dengan skala likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur bobot 1 sampai dengan 4. Dalam
melakukan penskalaan dengan model ini responden diberi daftar pertanyaan mengenai sikap dan responden akan disediakan jawaban untuk dipilih. Sebagai
pernyataan responden terhadap ketidaksetujuan terhadap pertanyaan dari kuesioner Singarimbun, 1995:111. Jawaban dari kuesioner digolongkan menjadi empat jenis
pilihan jawaban, yaitu : 1.
Sangat Tidak Setuju STS memiliki skor1.
2. Tidak Setuju TS
memiliki skor2. 3.
Setuju S memiliki skor3.
4. Sangat Setuju SS
memiliki skor4. Sikap remaja di Surabaya terhadap pemberitaan mengenai Rancangan Peraturan
Menteri Konten Multimedia di televisi tentang pengunaan internet di kategorikan dalam tiga kategori :
a. Positif : Responden mendukung Rancangan Peraturan Menteri Konten
Multimedia di televisi. b.
Netral : Responden menyatakan tidak menentukan pilihan atau tidak mengambil keputusan terhadap objek sikap, artinya responden tidak dapat
menentukan pilihan atau mengambil keputusan terhadap objek sikap terhadap pemberitaan Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia di televisi.
c. Negatif : Responden tidak mendukung Rancangan Peraturan Menteri Konten
Multimedia.
3.1.2 Remaja Pengguna Internet