4.3 Frekuensi Menonton Tayangan Pemberitaan Rancangan Peraturan
Menteri Konten Multimedia di Televisi.
Frekuensi remaja Surabaya dalam menonton pemberitaan Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia di televisi ini terbagi menjadi empat
kategori karena untuk mempermudahkan responden dalam menjawab pertanyaan tentang berapa kali dalam sebulan mereka menonton pemberitaan ini. Dari tabel
ini dapat diketahui frekuensi responden dalam menonton pemberitaan Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia di televisi.
Tabel 4.4 Frekuensi Menonton Tayangan Pemberitaan Rancangan Peraturan Menteri
Konten Multimedia di Televisi NO
FREKUENSI MENONTON F
1 1 kali
2 2 kali
19 19
3 4 kali
58 58
4 5 kali
23 23
JUMLAH 100
100 Sumber : kuesioner I.9.
Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa jumlah terbesar yaitu sebanyak 58 responden mengaku frekuensi menonton pemberitaan Rancangan
Peraturan Menteri Konten Multimedia di televsi adalah 4 kali dalam sebulan. Kemudian sebanyak 23 orang responden pun mengaku menonton pemberitaan
Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia lebih dari 5 kali. Hal ini menunjukkan bahwa cukup besar prosentase remaja Surabaya yang menyaksikan
pemberitaan Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia di televisi. Jumlah terkecil menunjukkan 19 orang responden saja yang menonton pemberitaan
Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia sebanyak 2 kali dalam sebulan.
4.4. Aspek Kognitif
Aspek kognitif responden mengenai sikap remaja Surabaya terhadap pemberitaan Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia di televisi diukur
dengan 4 pertanyaan mengenai aspek kognitif yang diajukan agar responden memilih masing-masing 1 dari 4 kategori yang telah disusun dalam posisi
berurutan pada masing-masing pertanyaan pada kuesioner. Kemudian pada masing-masing kategori diberikan skor dari yang tertinggi ke yang terendah
secara berurutan. Diperoleh data, bahwa skor tertinggi adalah 16 dan skor terendah adalah 4.
4.4.1 Remaja mengetahui pemberitaan Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia di televisi
Salah satu bagian yang paling mendominasi dalam informasi yang ditayangkan televisi adalah pemberitaan Rancangan Peraturan Menteri Konten
Multimedia di televisi. Untuk mengetahui Aspek kognitif para responden mengenai pertanyaan ini, dapat dilihat pada tabel 4.5.
Tabel 4.5 Remaja mengetahui pemberitaan Rancangan Peraturan Menteri Konten
Multimedia di televisi
NO KETERANGAN
JUMLAH 1
Sangat Tidak Setuju 2
Tidak Setuju 3
Setuju 84
84 4
Sangat Setuju 16
16 Total
100 100
Sumber : Kuesioner II.A.1
Tabel diatas menunjukkan bahwa responden yang menyatakan setuju sebanyak 84 responden, hal ini dikarenakan mereka mempunyai waktu luang
dalam menerima informasi yang didapat melalui televisi dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 16, hal ini dikarenakan selain mereka mempunyai waktu
luang, dalam melihat televisi mereka didampingi oleh orangtua ataupun teman sehingga terjadi proses pembicaraan yang penting menurut mereka.
Dari data diatas maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini mengetahui pemberitaan Rancangan Peraturan
Menteri Konten Multimedia melalui televisi, hal ini dikarenakan responden yang saya teliti mempunyai waktu luang dalam mendapatkan informasi melalui televisi
serta ketertarikan mereka terhadap Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia.
4.4.2. Mengetahui bahwa Rancangan Peraturan Menteri Konten
Multimedia Merupakan Pembatasan dalam Penggunaan Internet dalam pemberitaan di Televisi
Berdasarkan data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner pada 100 responden, dapat diketahui frekuensi jawaban mengenai pernyataan bahwa
melalui pemberitaan dari televisi dapat diketahui Rancangan Peraturan Menteri Konten multimedia merupakan pembatasan dalam penggunaan Internet. Untuk
mengetahui Aspek kognitif para responden mengenai pertanyaan ini, dapat dilihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.6 Mengetahui bahwa Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia
Merupakan Pembatasan dalam Penggunaan Internet di Televisi
NO KETERANGAN
JUMLAH 1
Sangat Tidak Setuju 2
Tidak Setuju 5
5 3
Setuju 87
87 4
Sangat Setuju 8
8 Total
100 100
Sumber : Kuesioner II.A.2 Tabel diatas menunjukkan bahwa responden yang menyatakan setuju
sebanyak 87 hal ini dikarenakan, responden menyimpulkan opini masyarakat yang disiarkan di televisi tentang pembatasan dalam penggunaan internet di
televisi. Sedangkan sebanyak 8 responden menyatakan sangat setuju, hal ini dikarenakan responden selain menyimpulkan opini masyarakat yang disiarkan di
televisi tentang pembatasan dalam penggunaan internet di televisi, responden juga melihat diskusi salah satu pakar pengamat multimedia di televisi.
Sedangkan responden yang menyatakan tidak setuju sebanyak 5 responden. Hal ini disebabkan karena responden tidak menonton pemberitaan
Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia sebagai pambatasan dalam penggunaan internet melalui televisi.
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar repsonden menyimpulkan opini masyarakat yang disiarkan di televisi tentang pembatasan
dalam penggunaan internet dan pemberitaan di televisi sering menyiarkan diskusi- diskusi dengan para pakar-pakar yang terkait, namun sebagian kecil mengetahui
pemberitaan tersebut melalui media massa selain televisi.
4.4.3 Mengetahui Bahwa Menkoinfo Membuat Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia untuk Melindungi Kepentingan Umum
dari Gangguan Sebagai Penyalahgunaan Informasi Elektronik
Berdasarkan data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner pada 100 responden, dapat diketahui frekuensi jawaban mengenai pernyataan bahwa
Menkoinfo membuat Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia untuk melindungi kepentingan umum dari gangguan sebagai penyalahgunaan informasi
elektronik. Untuk mengetahui Aspek kognitif para responden mengenai pertanyaan ini, dapat dilihat pada tabel 4.7.
Tabel 4.7 Mengetahui Bahwa Menkoinfo Membuat Rancangan Peraturan Menteri
Konten Multimedia untuk Melindungi Kepentingan Umum dari Gangguan Sebagai Penyalahgunaan Informasi Elektronik
NO KETERANGAN
JUMLAH 1
Sangat Tidak Setuju 2
Tidak Setuju 4
4 3
Setuju 83
83 4
Sangat Setuju 13
13 Total
100 100
Sumber : Kuesioner II.A.3 Tabel diatas menunjukkan bahwa responden yang menyatakan setuju
sebanyak 83 hal ini dikarenakan responden merasa bahwa semakin maraknya kejahatan di internet, sehingga respondeng menjawab setuju jika Rancangan
peraturan ini dibuat untuk melindungi kepentingan umum. Sedangkan responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 13 responden, hal ini dikarenakan
responden ingin adanya pembatasan kebudayaan asing negatif yang masuk di Indonesia untuk menjaga moral bangsa.
Sedangkan responden yang menyatakan tidak tahu sebanyak 4. Hal ini dikarenakan responden tidak mengetahui adanya pemberitaan melalui televisi,
namun melalui media massa lainnya. Melalui data diatas maka dapat disimpulkan bahwa kejahatan di dunia
internet bisa ditanggulangi dengan adanya Rancangan tersebut serta mengembangkan kebudayaan indonesia yang telah terkikis oleh kebudayaan
asing.
4.4.4. Pengetahuan Remaja Tentang isi Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia
Untuk mengetahui berapa jumlah dan prosentase dari sikap 100 Remaja sebagai responden tentang pengetahuan isi Rancangan Peraturan Menteri Konten
Multimedia di televisi, dapat diketahui pada tabel 4.8.
Tabel 4.8 Pengetahuan Remaja Tentang isi Rancangan Peraturan Menteri Konten
Multimedia
NO KETERANGAN
JUMLAH 1
Sangat Tidak Setuju 3
3 2
Tidak Setuju 20
20 3
Setuju 72
72 4
Sangat Setuju 5
5 Total
100 100
Sumber : Kuesioner II.A.4 Tabel diatas menunjukkan bahwa responden yang menyatakan setuju
sebanyak 72 responden, hal ini dikarenakan responden sudah membaca draft tersebut, sedangkan responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 5 hal
ini dikarenakan mereka memahami isi draft serta sangsi yang akan dikenakan apabila melanggar.
Sedangkan responden yang menyatakan tidak setuju sebanyak 20 responden, hal ini dikarenakan para responden beranggapan penggunaan
multimedia tidak bisa dibatasi ruang dan waktu dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 3 responden, hal ini disebabkan responden menganggap
rancangan tersebut mengikat mereka untuk mendapatkan informasi. Dari data diatas maka dapat disimpulkan bahwa Rancangan yang sudah
diberitakan merupakan perbaikan informasi penggunaan internet.
4.5. Aspek Afektif
Aspek Afektif responden mengenai sikap remaja Surabaya terhadap pemberitaan Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia di televisi diukur
dengan 4 pertanyaan mengenai aspek Afektif yang diajukan agar responden memilih masing-masing 1 dari 4 kategori yang telah disusun dalam posisi
berurutan pada masing-masing pertanyaan pada kuesioner. Kemudian pada masing-masing kategori diberikan skor dari yang tertinggi ke yang terendah
secara berurutan. Diperoleh data, bahwa skor tertinggi adalah 16 dan skor terendah adalah 4.
4.5.1. Perasaan Senang dengan Adanya Rancangan Peraturan Menteri
Konten Multimedia di televisi
Sebagai remaja surabaya sebagai responden merasa senang dengan adanya pemberitaan Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia di televisi,
mengetahui Aspek afektif para responden mengenai pertanyaan ini, dapat dilihat pada tabel 4.9.
Tabel 4.9 Perasaan senang dengan Adanya Pemberitaan Rancangan Peraturan
Menteri Konten Multimedia di televisi
NO KETERANGAN
JUMLAH 1
Sangat Tidak Setuju 2
Tidak Setuju 28
28 3
Setuju 64
64 4
Sangat Setuju 8
8 Total
100 100
Sumber : Kuesioner II.B.1 Tabel diatas menunjukkan bahwa responden yang menyatakan setuju
sebanyak 64 responden, hal ini responden merasa senang dengan pemberitaan Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia di televisi dikarenakan dengan
adanya pemberitaan Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia ini, responden mendapatkan informasi. Sedangkan 8 responden menyatakan sangat
setuju, hal ini dikarenakan selain mendapatkan informasi responden juga mendapatkan pengetahuan tentang rancangan tersebut.
Sedangkan yang menyatakan tidak setuju dengan pernyataan kuesioner B.1, sebanyak 28 responden karena responden merasa bahwa Rancangan
Peraturan Menteri ini sebagai belenggu kebebasan berekspresi dalam melakukan layanan internet.
Dari data diatas maka dapat disimpulkan kenyataan ini disebabkan oleh kebutuhan responden akan informasi mengenai Rancangan Peraturan Menteri
Konten Multimedia, mengingat mereka sendiri adalah pengguna Internet. Namun sebagian responden berpendapat berbeda, mereka menilai isu tersebut menjadi
belenggu kebebasan berekspresi dalam menggunakan internet.
4.5.2. Perasaan Cemas dengan pemberitaan Rancangan Peraturan Menteri
Konten Multimedia.
Bagaimanakah perasaan remaja Surabaya setelah mengetahui bahwa Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia merupakan pembatasan dalam
penggunaan internet. Aspek afektif para responden mengenai pertanyaan ini, dapat dilihat pada tabel 4.10.
Tabel 4.10 Perasaan Cemas dengan pemberitaan Rancangan Peraturan Menteri
Konten Multimedia
NO KETERANGAN
JUMLAH 1
Sangat Tidak Setuju 2
Tidak Setuju 56
56 3
Setuju 36
36 4
Sangat Setuju 8
8 Total
100 100
Sumber : Kuesioner II.B.2 Tabel diatas menunjukkan bahwa responden yang menyatakan setuju
sebanyak 36 responden, hal ini dikarenakan responden merasa rancangan tersebut dapat membatasi mereka dalam berekspresi, sedangkan yang menyatakan
sangat setuju sebanyak 8 responden, Hal ini membuktikan bahwa responden merasa rancangan tersebut membatasi aktivitas mereka dalam penggunaan
internet. Sedangkan responden yang menyatakan tidak setuju dengan pernyataan
cemas setelah pemberitaan Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia yang merupakan pembatasan dalam penggunaan Internet sebanyak 56
responden. Hal ini berarti remaja mengerti bahwa ini masih hanya sebuah rancangan.
Kenyataan ini disebabkan oleh sadarnya resopnden bahwa isu tersebut hanya sekedar rancangan belum tentu di sahkan, sebagian yang lain merasa jika
Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia tersebut membatasi aktivitas mereka terkait penggunaan internet.
4.5.3. Perasaan senang Menkominfo membuat Rancangan Peraturan
Menteri Konten Multimedia
Untuk mengetahui Aspek afektif para responden mengenai pertanyaan ini, dapat dilihat pada tabel 4.11.
Tabel 4.11 Perasaan senang Menkominfo membuat Rancangan Peraturan
Menteri Konten Multimedia
NO KETERANGAN
JUMLAH 1
Sangat Tidak Setuju 2
Tidak Setuju 12
12 3
Setuju 68
68 4
Sangat Setuju 20
20 Total
100 100
Sumber : Kuesioner II.B.3 Tabel diatas menunjukkan bahwa responden yang menyatakan setuju
sebanyak 68 responden, hal ini dikarenakan nantinya pengawasan dalam dunia internet akan semakin terkontrol, sedangkan yang menyatakan sangat setuju
sebanyak 20, hal ini dikarenakan responden berpendapat sebagai pengguna layanan internet seharusnya ada perlindungan yang kuat karena seringnnya
kejahatan cyber di indonesia, seperti penipuan dan konten yang merugikan beberapa pihak.
Sedangkan responden yang menyatakan tidak setuju adalah 12, dengan pernyataan bahwa responden senang bahwa Menkominfo membuat Rancangan
Peraturan Menteri Konten Multimedia ini karena merupakan pembatasan dalam melakukan layanan internet.
Dari data diatas maka dapat disimpulkan kenyataan ini disebabkan oleh kebutuhan akan rasa aman responden dalam penggunaan internet dari cyber crime,
sebagian besar khawatir jika mereka menjadi korban dari penyalahgunaan internet yang di lakukan oleh pihak tidak bertanggung jawab. Akan tetapi sebagian yang
lain merasa sebaliknya, mereka khawatir jika Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia tersebut dapat membatasi mereka dalam menggunakan
layanan internet.
4.5.4. Menganggap adanya Rancangan Peraturan Menteri merupakan hal
yang positif bagi pengguna internet
Untuk mengetahui Aspek afektif para responden mengenai pertanyaan ini, dapat dilihat pada tabel 4.12.
Tabel 4.12 Menganggap adanya Rancangan Peraturan Menteri merupakan hal
yang positif bagi pengguna internet
NO KETERANGAN
JUMLAH 1
Sangat Tidak Setuju 8
8 2
Tidak Setuju 12
12 3
Setuju 68
68 4
Sangat Setuju 12
12 Total
100 100
Sumber : Kuesioner III.B.4
Tabel diatas menunjukkan bahwa responden yang menyatakan setuju sebanyak 68 responden, hal ini dikarenakan saat ini banyak kasus yang terjadi
akibat penyalahgunaan internet, sedangkan yang menyatakan sangat setuju
sebanyak 12, hal ini berarti responden atau remaja mengharapkan pemberitaan adanya Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia agar mereka
mengetahui mana yang seharusnya dilakukan ketika menggunakan internet. Sedangkan responden yang menyatakan tidak setuju sebanyak 12
responden, hal ini dikarenakan Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia tersebut membatasi dalam penggunaan internet dalam hal mengekspresikan diri,
sedangkan responden dengan sangat tidak setuju sebanyak 8, hal ini dikarenakan pihak-pihak terkait merasa dirugikan.
Kenyataan ini disebabkan saat ini banyak kasus yang terjadi akibat penyalahgunaan internet, sehingga responden membutuhkan aturan yang jelas
terkait dengan penggunaan internet. Disisi lain banyak pihak yang merasa di untungkan tapi tidak sedikit pula yang malah dirugikan, akan tetapi sebagian
remaja menganggap Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia tersebut membatasi dalam penggunaan internet dalam hal mengekspresikan diri.
4.6. Aspek Behavioral
Aspek behavioral responden mengenai sikap remaja Surabaya dalam menggunakan layanan internet pasca pemberitaan Rancangan Peraturan Menteri
Konten Multimedia di televisi diukur dengan 4 pertanyaan mengenai aspek behavioral yang diajukan agar responden memilih masing-masing 1 dari 4
kategori yang telah disusun dalam posisi berurutan pada masing-masing pertanyaan pada kuesioner. Kemudian pada masing-masing kategori diberikan
skor dari yang tertinggi ke yang terendah secara berurutan. Diperoleh data, bahwa skor tertinggi adalah 16 dan skor terendah adalah 4.
Dengan demikian jika dimasukkan kedalam tabel frekuensi dapat dilihat seperti tabel-tabel berikut ini :
4.6.1 Mendiskusikan Masalah Rancangan Peraturan Menteri Konten
Multimedia kepada Sesama Pengguna Internet
Berdasarkan hasil yang didapat dalam penelitian, bahwa pasca pemberitaan Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia di televisi, remaja
Surabaya mendiskusikan masalah Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia kepada sesama pengguna Internet. Untuk mengetahui Aspek
behavioral para responden mengenai pertanyaan ini, dapat dilihat pada tabel 4.13.
Tabel 4.13 Mendiskusikan Masalah Rancangan Peraturan Menteri Konten
Multimedia kepada Sesama Pengguna Internet
NO KETERANGAN
JUMLAH 1
Sangat Tidak Setuju 2
Tidak Setuju 24
24 3
Setuju 68
68 4
Sangat Setuju 8
8 Total
100 100
Sumber : Kuesioner II.C.1 Tabel diatas menunjukkan bahwa sebesar 68 responden menyatakan
setuju, hal ini dikarenakan responden ingin mengasah pengetahuan terkait dengan rancangan tersebut, sedangkan 8 responden menyatakan sangat setuju, hal ini
dikarenakan responden sebagai sesama pengguna Internet ingin menerangkan Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia itu apa, karena disamping
Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia ini diakui memiliki niat baik untuk melindungi kepentingan umum dari gangguan cyber crime namun disisi lain
banyak kekhawatiran seputar keberadaannya sebagai sensor internet. Sedangkan
responden yang menyatakan tidak setuju sebesar 24 dengan pernyataan bahwa responden tidak perlu mendiskusikan masalah Rancangan Peraturan Menteri
Konten Multimedia kepada sesama pengguna Internet karena hanaya sekedar rancangan.
Melalui data diatas maka dapat disimpulkan kenyataan ini
menggambarkan pentingnya Rancangan Peraturan Menteri Konten multimedia bagi pengguna internet yang dalam penelitian ini adalah remaja, sebagian dari
mereka merasa Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia tersebut merupakan hal positif untuk melindungi pengguna, tapi sebagian yang lain
menganggap Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia merupakan ancaman bagi kebebasan mereka dalam mengakses internet. Namun ada pula
sebagian remaja yang menganggap Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia hanya sekedar rancangan sehingga tidak ada yang harus di
khawatirkan.
4.6.2 Berhati-hati dalam mengekspresikan diri dalam penggunaan internet
Untuk mengetahui Aspek behavioral para responden mengenai pertanyataan ini, dapat dilihat pada tabel 4.14.
Tabel 4.14 Berhati-hati dalam mengekspresikan diri dalam penggunaan internet
NO KETERANGAN
JUMLAH 1
Sangat Tidak Setuju 24
24 2
Tidak Setuju 76
76 3
Setuju 4
Sangat Setuju Total
100 100
Sumber : Kuesioner III.C.2
Tabel diatas menunjukkan bahwa responden yang menyatakan tidak setuju sebanyak 76, hal ini dikarenakan responden ingin kebebasan dalam hal apapun
di internet, karena itu merupakan salah satu hiburan mereka, sedangkan responden yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 24 hal ini dikarenakan responden
menjadikan internet adalah sebagai gaya hidup. Kenyataan ini menunjukkan bahwa remaja tidak merasa terganggu dengan
adanya Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia sehingga tidak mengurangi kebebasanya dalam mengekspresikan diri melalui internet. Pada usia
remaja rasa keingintahuan akan sesuatu sangat besar, mereka bahkan tidak takut akan resiko yang akan menimpanya. Semakin dilarang maka semakin besar rasa
ingin melakukannya.
4.6.3 Walaupun ada Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia
anda tetap mengakses situs-situs porno
Berdasarkan hasil yang didapat selama penelitian, bahwa dengan adanya pemberitaan Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia akan tetap
mengakses situs-situs porno. Untuk mengetahui Aspek behavioral para responden mengenai pertanyaan ini, dapat dilihat pada tabel 4.15.
Tabel 4.15 Walaupun ada Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia
anda tetap mengakses situs-situs porno
NO KETERANGAN
JUMLAH 1
Sangat Tidak Setuju 12
12 2
Tidak Setuju 16
16 3
Setuju 56
56 4
Sangat Setuju 16
16 Total
100 100
Sumber : Kuesioner II.C.3
Tabel diatas menunjukkan bahwa responden yang menyatakan setuju sebanyak 56 responden, hal ini dikarenakan mudahnya responden dalam
menemukan situs porno di internet , sedangkan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 16. Hal ini dikarenakan remaja masih mempunyai rasa keingintahuan
akan sesuatu sangat besar. Sedangkan responden yang menyatakan tidak setuju sebesar 16 hal ini
dikarenakan situs-situs porno dalam internet dapat mempengaruhi moral sedang sangat tidak setuju sebesar 12 hal ini disebabkan responden beranggapan bahwa
mengakses situs-situs porno merupakan hal yang dianggap tidak pantas untuk ditonton.
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa kemudahan remaja dalam menemukan situs porno di internet. Hal ini yang kemudian membuat mereka sulit
untuk menghindari hal-hal yang berbau pornografi dalam dunia maya, terlebih lagi ketika isu Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia ini hanya
dianggap masih rancangan belaka. Namun sebagian remaja yang lain berpendapat bahwa pernografi dalam internet dapat mempengaruhi moral remaja.
4.6.4 Mengajak Sesama Pengguna Internet Berdemontrasi untuk
menentang Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia
Untuk mengetahui berapa jumlah prosentase dari sikap 100 remaja di Surabaya sebagai akan mengajak sesama pengguna internet berdemontrasi untuk
menentang Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia, dapat diketahui pada tabel 4.16.
Tabel 4.16 Mengajak Sesama Pengguna Internet Berdemontrasi untuk menentang
Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia
NO KETERANGAN
JUMLAH 1
Sangat Tidak Setuju 16
16 2
Tidak Setuju 4
4 3
Setuju 44
44 4
Sangat Setuju 36
36 Total
100 100
Sumber : Kuesioner II.C.4
Berdasarkan jawaban-jawaban dari tabel 4.16 dapat diketahui bahwa sebanyak 44 menyatakan setuju, karena mereka tahu sejak internet masuk di
indonesia, belum ada aturan di dunia ini yang membatasi pemakaian internet, sedangkan 36 responden menyatakan sangat setuju karena mereka berpendapat
Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia adalah sebuah pembatasan dalam menggunakan internet untuk itu mereka setuju mengajak sesama pengguna
internet berdemontrasi untuk menentang Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia melalui jejaring sosial.
Prosentase yang sangat tidak setuju yaitu sebanyak 16 responden, hal ini dikarenakan menurut mereka itu hanya sebuah rancangan dan yang menyatakan
tidak setuju sebanyak 4 responden, karena menurut mereka tidak peduli rancangan tersebut selama internet masih bisa di akses.
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa responden, yaitu remaja merasa bahwa Rancangan Peraturan Menteri konten Multimedia tersebut dapat
membatasi mereka dalam menggunakan internet, dengan kata lain kebebasan
mereka dalam mengakses internet terbatas. Namun kebanyakan responden melakukan aksi penolakan mereka melalui jaringan sosial di internet, misalnya
Facebook, Twitter dan sebagainya. Akan tetapi sebagian responden lain merasa tidak perlu berlebihan dalam menanggapi isu yang masih berupa rancangan.
4.7 Rekapitulasi Hasil Komponen Sikap Kognitif, Afektif, dan
Konatif 4.7.1 Aspek Sikap Kognitif
Tabel 4.17 Sikap Kognitif Remaja Surabaya Terhadap Pemberitaan Rancangan
Peraturan Menteri Konten Multimedia Di Televisi
NO KETERANGAN
JUMLAH 1
Positif 76
76 2
Netral 24
24 3
Negatif Total
100 100
Sumber : Data yang diolah pada lampiran I. Dari hasil tabel 4.17 menunjukkan bahwa aspek sikap kognitif positif
sebanyak 76 ini menandakan bahwa remaja sangat memahami isi berita dari Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia di televisi. Responden sangat
mengetahui dan adanya kesadaran untuk memahami isi berita mengenai Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia karena merasa bahwa berita
tersebut sangat penting bagi responden. Sedangkan aspek kognitif netral sebanyak 24 menandakan remaja cukup mengetahui dari pemberitaan Rancangan
Peraturan Menteri Konten Multimedia. Kenyataan ini menunjukkan bahwa televisi merupakan media yang efektif
dalam menyampaikan informasi karena kelebihannya yaitu audio, visual.
Sehingga membuat remaja yang sering mengisi waktu luang dapat mendapat dengan cepat apa yang di beritakan di televisi terkait dengan Rancangan Peraturan
Menteri Konten Multimedia. Namun selain dari televisi remaja juga mengetahui informasi seputar Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia melalui
media lainnya, misalnya internet atau media cetak.
4.7.2 Aspek Sikap Afektif Tabel 4.18
Sikap Afektif Remaja Surabaya Terhadap Pemberitaan Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia Di Televisi Di Televisi
NO KETERANGAN
JUMLAH 1
Positif 36
36 2
Netral 64
64 3
Negatif Total
100 100
Sumber : Data yang diolah pada lampiran II Tabel diatas menunjukkan bahwa aspek afektif yang positif sebesar 36
responden mempunyai aspek afektif yang positif, dari hasil tersebut dapat disimpulkan responden merasa senang dan mendukung akan pemberitaan
rancangan tersebut. Sedangkan sebesar 64 responden memiliki aspek afektif yang netral, hal
ini menjelaskan bahwa dalam konteksnya responden menyikapi pemberitaan Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia di televisi biasa-biasa saja
dalam mengambil sebuah sikap dikarenakan terpaan media yang di dapat oleh responden kurang dapat ditangkap oleh komunikan atau responden sebagai
penerima pesan.
4.7.3 Aspek Sikap Behavioral Tabel 4.19
Sikap Behavioral Remaja Surabaya Terhadap Pemberitaan Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia Di Televisi Di Televisi
NO KETERANGAN
JUMLAH 1
Positif 24
24 2
Netral 60
60 3
Negatif 16
16 Total
100 100
Sumber : Data yang diolah pada lampiran III Tabel diatas menunjukkan sebesar 60 responden mempunyai aspek
behavioral yang netral, hal ini karena responden menanggapi berita tersebut dengan tidak terpengaruh dan hanya dijadikan sebagai pengetahuan saja
,
kemudian sebesar 24 responden memiliki aspek behavioral yang positif, hal ini
menunjukkan jumlah sikap responden yang setuju serta mau melakukan perubahan sesuai dengan berita “Rancangan Peraturan Menteri Konten
Multimedia” di televisi, dan responden merasa optimis bahwa dengan adanya berita tersebut dapat menggugah remaja untuk menggunakan layanan internet
dengan lebih baik lagi, sedangkan 16 responden mempunyai aspek behavioral yang negatif, hasil tersebut dapat disimpulkan karena responden tidak setuju
sepenuhnya sehubungan dengan pesan dalam pemberitaan Rancangan peraturan Menteri Konten Multimedia di televisi.
4.8 Rekapitulasi Sikap Remaja Surabaya Terhadap Pemberitaan
Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia Di Televisi Di Televisi
Tabel 4.20 Sikap Remaja di Surabaya terhadap Pemberitaan Rancangan Peraturan
Menteri Konten Multimedia di Televisi
NO KETERANGAN
JUMLAH 1
Positif 28
28 2
Netral 72
72 3
Negatif Total
100 100
Sumber : Data yang diolah pada lampiran IV Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 28 orang atau
28 responden mempunyai sikap yang positif, hal ini menunjukkan bahwa remaja di Surabaya memberikan sikap yang setuju atau respon yang positif
tentang berita “Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia”. Pada umumnya responden mengetahui dan merasa setuju dengan Rancangan Peraturan
Menteri Konten Multimedia, karena responden mengerti bahwa Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia dibuat untuk melindungi pengguna internet
dari kejahatan cyber. Maka dari itu responden memberikan sikap yang mendukung dengan Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia tersebut.
Sebanyak 72 orang atau sebesar 72 responden mempunyai sikap netral, hal ini berarti responden tidak terlalu terpengaruh dengan apa yang disampaikan
dalam berita “Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia” di televisi. Karena remaja di Surabaya sebagai responden mengerti terhadap isi berita
“Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia” di televisi tetapi tidak mendukung sepenuhnya terhadap berita tersebut, sehingga hal tersebut tidak
begitu mempengaruhi responden dalam menggunakan internet. Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar remaja di Surabaya sebagai responden
mengalami perubahan sikap yang netral setelah menonton berita “Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia” di televisi. Dari tabel diatas diketahui
remaja bisa menerima berita ” Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia” tapi kurang mendukung dengan adanya Rancangan Peraturan Menteri Konten
Multimedia.
64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dilakukan oleh peneliti tentang hasil temuan dan analisis data yang dilengkapi dengan penyajian data dalam bentuk tabel-tabel
frekuensi. Maka kesimpulan dalam penelitian sikap Remaja Surabaya Terhadap pemberitaan Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia di televisi adalah
netral, artinya bahwa responden tidak terlalu terpengaruh dengan apa yang disampaikan dalam berita “Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia” di
televisi. Karena remaja di Surabaya sebagai responden mengerti terhadap isi berita “Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia” di televisi tetapi tidak
mendukung sepenuhnya terhadap berita tersebut, sehingga hal tersebut tidak begitu mempengaruhi responden dalam menggunakan internet. Pada sikap positif
aspek kognitif hal ini karena responden hanya menganggap berita “Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia” sebagai pengetahuan dan informasi.
Selain itu selama ini responden sangat mengetahui dan adanya kesadaran untuk memahami isi berita mengenai Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia
karena merasa bahwa berita tersebut sangat penting bagi responden. Pada sikap aspek afektif netral terhadap berita “Rancangan Peraturan Menteri Konten
Multimedia”, hal ini dikarenakan menyikapi pemberitaan Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia di televisi biasa-biasa saja dalam mengambil sebuah
sikap dikarenakan terpaan media yang di dapat oleh responden kurang dapat ditangkap oleh komunikan atau responden sebagai penerima pesan. Pada sikap