3.3 Teknik pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah teknik atau cara dalam mengumpulkan data yang diperoleh langsung atau tidak langsung dari lapangan yang nantinya akan
digeneralisasi dan dianalisis. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara observasi, penyebaran kuesioner dan pengumpulan data-data sekunder Rakhmat,
2001:96. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah : 1.
Data primer Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari tempat
penelitian dari sumbernya dan diolah sendiri oleh lembaga yang bersangkutan untuk dimanfaatkan Bungin, 2004;122.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung tetapi melalui perantara atau menggunakan lembaga lain yang
bukan pengelolanya, tetapi dapat dimanfaatkan dalam suatu penelitian tertentu Bungin, 2004:122. Data sekunder dalam penelitian ini adalah
buku-buku yang terkait dengan judul penelitian, data jumlah masyarakat Surabaya dan data-data yang ada pada website internet.
3.4 Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif, yang dijelaskan berdasarkan frekuensi dengan cara pembuatan tabel. Tujuan pembuatan tabel adalah
untuk menyederhanakan gambaran dari hubungan antara dua angka atau lebih. Dari data-data yang diperoleh di lapangan, memaparkan mengenai sikap remaja terhadap
pemberitaan Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia di televisi. Berdasarkan tabel frekuensi dari tiap pertanyaan yang diajukan dengan rumus :
F P= X 100
N
Keterangan : P = Persentase responden
F = Frekuensi responden N = Jumlah responden
Dengan menggunakan rumus tersebut, maka akan diperoleh persentase yang diinginkan dengan kategori tertentu. Hasil perhitungan selanjutnya akan disajikan
dalam tabel agar mudah dibaca dan diinterpretasikan.
38
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
4.1.1. Gambaran Umum Tentang Rancangan Peraturan Menteri Konten
Multimedia
Rancangan Peraturan Menteri ini dibuat sejak tahun 2006 semasa Menteri Komunikasi da informasi Sofyan Djalil kemudian pada tahun 2007 diundang para
pakar untuk melanjutkan Rancangan Peraturan Menteri tersebut, Rancangan Peraturan Menteri itu bukan tentang Konten Multimedia tapi kode etik konten
kemudian lahir UU ITE Informasi Teknologi dan Elektronik, maka berubah menjadi konten multimedia pada masa Menteri Muhammad Nuh. Pada tahun
2008 dilakukan uji publik pertama kemudian RPM tersebut dilakukan uji publik kedua tahun namun pada tanggal 11 februari 2010 di uji publikan kepada
masyarakat untuk mendapatkan masukan-masukan apabila ada butir-butir pasal yang tidak cocok dalam pelayanan internet di masyarakat.
Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia adalah suatu rancangan
peraturan yang dibuat untuk membantu hadirnya dunia maya yang lebih sehat di
Indonesia, dan untuk melindungi kepentingan umum dari gangguan sebagai akibat penyalahgunaan informasi elektronik, dokumen elektronik dan transaksi
elektronik yang mengganggu ketertiban .
Dalam peraturan menteri tersebut,disebutkan dalam Bab II, Pasal 3, dilarang mendistribusikan, mentransmisikan, danatau membuat dapat diaksesnya