54
15, usia 52-57 tahun dan 58-63 tahun masing-masing sebanyak 2 orang 10.
Tabel 5.6 Kelompok Responden Berdasarkan Masa Kerja
No. Masa Kerja Tahun Jumlah
Persentase
1 8 – 16
12 60
2 17 – 25
5 25
3 26-34 3
15 Jumlah 20
100 Sumber: data primer diolah
Dari tabel 5.6 diatas, dapat dilihat masa kerja terbanyak adalah 8- 16 tahun yakni 12 orang 60. Urutan kedua adalah masa kerja 17-25
tahun yakni 5 orang 25. Kemudian urutan ketiga adalah masa kerja 26- 34 tahun yakni 3 orang 15.
2. Kinerja Dosen dilihat dari Usia dan Masa Kerja
Berdasarkan hasil jawaban kuesioner dapat diketahui kinerja dosen yang terdiri dari indikator-indikator seperti kesetiaan, prestasi kerja,
tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama, prakarsa, dan kepemimpinan. Untuk mengukur kinerja disusun item pernyataan
sejumlah 35 butir pertanyaan terdiri dari 4 butir pertanyaan untuk indikator kesetiaan, 6 butir pertanyaan untuk indikator prestasi kerja, 4 butir
pertanyaan untuk indikator tanggung jawab, 3 butir pertanyaan untuk indikator ketaatan, 3 butir pertanyaan untuk indikator kejujuran, 5 butir
pertanyaan untuk indikator kerjasama, 2 butir pertanyaan untuk indikator prakarsa, dan 6 butir pertanyaan untuk indikator kepemimpinan. Dari hasil
penyebaran kuesioner yang dilakukan selanjutnya dinilai sesuai dengan skor masing-masing atribut yang telah ditetapkan. Variabel kinerja
dihitung berdasarkan total nilai rata-rata pada setiap indikator, selanjutnya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
diskor dengan interval sebagai berikut: Skor minimum = 08,00
Skor maksimum = 40,00 Interval =
67 ,
10 3
00 ,
08 00
, 40
kelas jumlah
minimum -
Maksimum =
− =
Kategori kinerja: Nilai rata-rata 07,99 – 18,66 = Rendah
Nilai rata-rata 18,67 – 29,34 = Sedang Nilai rata-rata 29,35 – 40,02 = Tinggi
Dari jawaban kuesioner yang dibagikan pada responden tentang variabel usia didapatkan hasil yaitu sebagai berikut:
Usia minimum = 34 tahun Usia maksimum = 62 tahun
Interval = 6
, 5
5 34
62 kelas
jumlah minimum
- Maksimum
= −
=
Sebuah pandangan yang sangat menarik mengenai evolusi karir diberikan oleh Daniel Levinson dan rekan-rekannya. Model yang dia
kembangkan berdasarkan telaah yang dilakukannya itu mengungkapkan bahwa kehidupan orang dewasa menyangkut serangkaian krisis atau
peralihan pribadi dan yang berkaitan dengan karir yang terjadi dalam setiap jangka waktu antara lima sampai dengan sepuluh tahun yang
berentetan dan hampir dapat diramalkan Stoner dan Wangkel, 1986:175. Berdasarkan pendapat tersebut maka dalam penelitian ini peneliti
membagi usia responden ke dalam 5 kategori, yakni: • Usia 34 – 39 tahun
56
• Usia 40 – 45 tahun • Usia 46 – 51 tahun
• Usia 52 – 57 tahun • Usia 58 – 63 tahun
Dari hasil jawaban responden mengenai masa kerja, didapatkan hasil sebagai berikut:
Masa kerja terpendek = 9 tahun Masa kerja terpanjang = 33 tahun
Interval = 8
3 9
33 kelas
jumlah minimum
- Maksimum
= −
=
Kategori masa kerja: 8 – 16 tahun = pendek
17 – 25 tahun = menengah 26 – 34 tahun = panjang
Dari hasil penghitungan menggunakan program SPSS for Windows v.11 maka dapat dilihat gambaran mengenai kinerja dosen Fakultas
Ekonomi Universitas Sanata Dharma. Gambaran kinerja jika dilihat dari usia terdapat pada tabel 5.7 berikut ini:
Tabel 5.7
Crosstab
Count 6
6 1
6 7
3 3
2 2
1 1
2 2
18 20
usia 34-39 usia 40-45
usia 46-51 usia 52-57
usia 58-63 usia
Total sedang
tinggi kinerja
Total
Krostabulasi Usia – Kinerja
Sumber: Lampiran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Dari tabel 5.7, dapat dilihat pada usia 34-39 tahun terdapat 6 orang dengan kinerja tinggi. Pada usia 40-45 tahun ada 1 orang dengan kinerja
sedang dan 6 orang yang kinerjanya tinggi. Selanjutnya pada usia 46-51 tahun ada 3 orang dengan kinerja tinggi. Pada kelompok usia diatasnya
yakni 52-57 tahun terdapat 2 orang dengan kinerja tinggi. Sedangkan pada kelompok usia yang terakhir yakni 58-63 tahun, terdapat 1 orang yang
kinerjanya sedang dan 1 orang lagi kinerjanya tinggi. Hasil penghitungan berikutnya menggunakan program SPSS for
Windows v.11 dapat dilihat gambaran mengenai kinerja dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma. Gambaran kinerja jika dilihat dari
masa kerja terdapat pada tabel 5.8 berikut ini:
Tabel 5.8 Krostabulasi Masa Kerja – Kinerja
Crosstab
Count 12
12 1
4 5
1 2
3 2
18 20
pendek menengah
panjang masa
kerja
Total sedang
tinggi kinerja
Total
Sumber: Lampiran Dari tabel 5.8 diatas, dapat dilihat pada masa kerja pendek 8-16
tahun terdapat 12 orang yang kinerjanya tinggi. Pada masa kerja sedang 17-25 tahun ada 1 orang dengan kinerja sedang dan 4 orang kinerjanya
tinggi. Selanjutnya pada masa kerja panjang 26-34 tahun terdapat 1 orang yang kinerjanya sedang dan 2 orang yang kinerjanya tinggi.
58
3. Analisis Korelasi dan Pengujian Hipotesis
a. Pengujian Hipotesis Pertama
Untuk menguji hipotesis pertama yang menyatakan ada hubungan antara usia dengan kinerja digunakan teknik analisis
Korelasi Pearson Product Moment seperti yang telah dibahas dalam metode penelitian. Berdasarkan data yang sudah diolah menggunakan
program SPSS, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 5.9 Tabel Nilai Korelasi antara Usia dengan Kinerja
Symmetric Measures
-.300 .254
-1.337 .198
c
-.255 .203
-1.120 .278
c
20 Pearsons R
Interval by Interval Spearman Correlation
Ordinal by Ordinal N of Valid Cases
Value Asymp.
Std. Error
a
Approx. T
b
Approx. Sig.
Not assuming the null hypothesis. a.
Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. b.
Based on normal approximation. c.
Sumber: Lampiran Berdasarkan tabel 5.9 dapat dilihat bahwa nilai r adalah -0,300;
maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan negatif sebesar 0,300 antara masa kerja dengan kinerja
. Untuk membuktikan apakah nilai r
signifikan atau tidak, digunakan rumus t-test dengan tingkat signifikan sebesar 5 dengan ketentuan sebagai berikut:
H ditolak apabila t
hitung
t 0,025;20-2-1 atau t
hitung
-t 0,025;20-2-1
H diterima apabila t
hitung
≤ t 0,025;20-2-1 atau t
hitung
≥ -t 0,025;20-2-1
59
Dari tabel 5.9 dapat diketahui nilai -t
hitung
1,337; selanjutnya dapat diketahui H
diterima dan Ha ditolak karena nilai -t
hitung
1,337 lebih kecil dari t
tabel
2,110 atau lebih besar dari -t
tabel
2,110 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara masa kerja
dengan kinerja.
Gambar 5.1.1 Daerah Penolakan H
Daerah Penolakan H
-1,337 Daerah
Penolakan H
-2,110 2,110
b. Pengujian Hipotesis Kedua
Untuk menguji hipotesis kedua yang menyatakan ada hubungan antara masa kerja dengan kinerja digunakan teknik analisis
Korelasi Pearson Product Moment seperti yang telah dibahas dalam metode penelitian. Berdasarkan data yang sudah diolah menggunakan
program SPSS, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 5.10 Tabel Nilai Korelasi antara Masa Kerja dengan Kinerja
Symmetric Measures
-.428 .193
-2.009 .060
c
-.429 .162
-2.015 .059
c
20 Pearsons R
Interval by Interval Spearman Correlation
Ordinal by Ordinal N of Valid Cases
Value Asymp.
Std. Error
a
Approx. T
b
Approx. Sig.
Not assuming the null hypothesis. a.
Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. b.
Based on normal approximation. c.
Sumber: Lampiran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Berdasarkan tabel 5.10 dapat dilihat bahwa nilai r adalah -0,428; maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan negatif sebesar
0,428 antara masa kerja dengan kinerja .
Untuk membuktikan apakah nilai r signifikan atau tidak, digunakan rumus t-test dengan tingkat
signifikan sebesar 5 dengan ketentuan sebagai berikut: H
ditolak apabila t
hitung
t 0,025;20-2-1 atau t
hitung
-t 0,025;20-2-1
H diterima apabila t
hitung
≤ t 0,025;20-2-1 atau t
hitung
≥ -t 0,025;20-2-1
Dari tabel 5.10 dapat diketahui nilai -t
hitung
2,009; selanjutnya dapat diketahui H
diterima dan Ha ditolak karena nilai -t
hitung
2,009 lebih kecil dari t
tabel
2,110 atau lebih besar dari -t
tabel
2,110 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara masa kerja
dengan kinerja.
Gambar 5.1.2 Daerah Penolakan H
Daerah Penolakan H
-2,009 Daerah
Penolakan H
-2,110 2,110
C. Pembahasan
Setelah menganalisa data yang diperoleh dari hasil jawaban responden dengan menggunakan metode koefisien korelasi Product Moment
61
untuk mengetahui hubungan antara usia dengan kinerja, masa kerja dengan kinerja. Maka selanjutnya penulis akan membahas hasil analisis data
tersebut sebagai berikut: 1.
Hipotesis pertama, “Ada hubungan signifikan antara usia dengan kinerja”. Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa dengan
r
hitung
sebesar -0,300, menunjukkan bahwa ada hubungan negatif, yang artinya semakin bertambah usia maka kinerjanya semakin rendah.
Keeratan hubungan antara usia dengan kinerja dalam penelitian ini termasuk kategori rendah. Hal ini dikarenakan dengan bertambahnya
usia maka permasalahan yang dihadapi akan semakin kompleks. Tidak menutup kemungkinan bahwa hal-hal diluar pekerjaan bisa
mempengaruhi kinerjanya. Hal lain yang bisa mengakibatkan naiknya kinerja tidak signifikan antara lain faktor kesehatan. Usia makin
bertambah maka stamina, vitalitas dan kebugaran akan semakin menurun.
Hasil uji signifikansi, t
hitung
bernilai -1,337 lebih kecil dari t
tabel
2,110 atau lebih besar dari -t
tabel
2,110 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara usia dengan kinerja. Hal ini dikarenakan
usia bukanlah sebagai jaminan akan kualitas seseorang. Semakin bertambah usia tanpa disertai pelatihan, pembelajaran, dan pengalaman
tentunya tidak akan meningkatkan kualitas seseorang. Maka dari itu faktor usia saja tidak akan memberi peran yang besar terhadap kinerja
seseorang. 2.
Hipotesis ke-dua, “Ada hubungan signifikan antara masa kerja dengan kinerja”. Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa r
hitung