Pembahasan ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
61
untuk mengetahui hubungan antara usia dengan kinerja, masa kerja dengan kinerja. Maka selanjutnya penulis akan membahas hasil analisis data
tersebut sebagai berikut: 1.
Hipotesis pertama, “Ada hubungan signifikan antara usia dengan kinerja”. Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa dengan
r
hitung
sebesar -0,300, menunjukkan bahwa ada hubungan negatif, yang artinya semakin bertambah usia maka kinerjanya semakin rendah.
Keeratan hubungan antara usia dengan kinerja dalam penelitian ini termasuk kategori rendah. Hal ini dikarenakan dengan bertambahnya
usia maka permasalahan yang dihadapi akan semakin kompleks. Tidak menutup kemungkinan bahwa hal-hal diluar pekerjaan bisa
mempengaruhi kinerjanya. Hal lain yang bisa mengakibatkan naiknya kinerja tidak signifikan antara lain faktor kesehatan. Usia makin
bertambah maka stamina, vitalitas dan kebugaran akan semakin menurun.
Hasil uji signifikansi, t
hitung
bernilai -1,337 lebih kecil dari t
tabel
2,110 atau lebih besar dari -t
tabel
2,110 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara usia dengan kinerja. Hal ini dikarenakan
usia bukanlah sebagai jaminan akan kualitas seseorang. Semakin bertambah usia tanpa disertai pelatihan, pembelajaran, dan pengalaman
tentunya tidak akan meningkatkan kualitas seseorang. Maka dari itu faktor usia saja tidak akan memberi peran yang besar terhadap kinerja
seseorang. 2.
Hipotesis ke-dua, “Ada hubungan signifikan antara masa kerja dengan kinerja”. Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa r
hitung
62
sebesar -0,428, menunjukkan bahwa ada hubungan negatif, yang artinya makin lama masa kerjanya maka kinerjanya semakin rendah. Keeratan
hubungan antara masa kerja dengan kinerja termasuk dalam kategori sedang. Seiring dengan semakin lama masa kerja maka usia juga
mengikuti. Dengan demikian faktor-faktor seperti kesehatan, daya tahan tubuh, daya tangkap dan sebagainya juga akan menurun.
Sebaran usia responden mayoritas ada pada 40 tahun ke atas. Mulai usia 40 tahun berkembang kebanggan tertentu akan prestasi dan pengalaman
seseorang. Namun apabila kemajuan tidak sesuai dengan impian dan harapan semula, suatu “krisis tengah baya” dapat terjadi. Perasaan benci,
sedih, atau kecewa dapat menyebabkan seorang individu kehilangan keseimbangan emosional. Pada usia 45-50 tahun, masa ini merupakan
masa yang makin menyita perhatian akan kemerosotan dan kendala yang dialami di tempat kerja dan dalam kehidupan pribadinya.
Hasil uji signifikansi, -t
hitung
2,009 lebih kecil dari t
tabel
2,110 atau lebih besar dari -t
tabel
2,110 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara masa kerja dengan kinerja. Hal ini
dikarenakan semakin lama masa kerja semakin bertambah pula usia. Sedangkan untuk belajarstudi lagi kecenderungan enggan dilakukan
mengingat usia juga semakin tua. Responden dengan masa kerja yang lebih pendek masih memungkinkan untuk melanjutkan studi. Responden
rata-rata memiliki gelar kesarjanaan yang sama, maka dari itu masa kerja secara parsial tidak akan memberi peran yang besar terhadap kinerja.