BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengukuran Kinerja Perusahaan
Pengukuran kinerja dari suatu sistem sangatlah penting demi terus
berlangsungnya proses improvement ke arah yang lebih baik. Pengukuran kinerja ini dilakukan untuk mengetahui apakah tujuan dari sistem yakni bisnis, perusahaan
maupun lembaga-lembaga lainnya seperti pemerintahan dan lain-lain sudah sesuai dengan targethasil yang diinginkan. Selama ini, pengukuran kinerja perusahaan
hanya berfokus pada perspektif keuangan saja, yang hanya mengambarkan kinerja pada satu sisi yaitu perusahaan internal, sedangkan sisi luar perusahaan eksternal
kurang tersentuh. Maka pengukuran kinerja seperti ini dirasa kurang efektif sehingga diperlukan lagi pengukuran kinerja yang lebih efektif. Hal ini berguna bagi
perusahaan untuk memenangkan persaingan domestik dan global yang semakin kompetitif.
Kinerja adalah suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama periode waktu tertentu, merupakan hasil atau prestasi yang dipengaruhi oleh kegiatan
operasional perusahaan dalam memanfaatkan sumber-sumber daya yang dimiliki Helfert, 1996. Kinerja merupakan suatu istilah secara umum yang digunakan untuk
sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi pada suatu periode dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
diproyeksikan, dengan dasar efisiensi, pertanggungjawaban atau akuntabilitas manajemen dan semacamnya.
Adapun definisi dari pengukuran kinerja itu sendiri menurut para ahli Yuwono,Sony, Edy Sukarno, dan Muhammad Ichsan, 2006, antara lain sebagai
berikut : 1.
Mulyadi 1993 “Penentuan secara periodik efektivitas operasional dari suatu organisasi sebagai
bagian organisasi dan karyawannya, berdasarkan : sasaran, standar dan kriteria yang telah diharapkan sebelumnya”.
2. Vincent Gaspersz 2003
“Pengukuran kinerja merupakan suatu cara mengukur arah dan kecepatan perubahan, yang dapat diibaratkan seperti meteran pengukur kecepatan dari
sebuah mobil “ 3. Stoner et. al 1996
“Suatu ukuran seberapa efisien dan efektif individu atau organisasi dalam tujuan yang memadai”. http:www.asmakmalaikat.comgoartikelekonomi
Eko32.htm 4. Anderson dan Clancy 1991
“Feedback from the accountant to management that provides information about how well the action represent the plants, it also identifies where manager may
need to make correction or adjusmention future planning and controlling activities”.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
5. Anthony, Banker, Kaplan dan Young 1997 “The activity of measuring the performance of an activity or the entire value
chain”. Dalam manajemen modern, pengukuran terhadap fakta-fakta akan
menghasilkan data, yang kemudian apabila data itu dianalisis secara tepat akan memberikan informasi yang akurat, yang selanjutnya informasi itu akan berguna bagi
peningkatan pengetahuan para manajer dalam mengambil keputusan atau tindakan manajemen untuk meningkatkan kinerja organisasi.
http:www.asmakmalaikat.comgoartikelekonomiEko32.htm Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengukuran kinerja adalah
tindakan pengukuran yang dilakukan terhadap berbagai aktivitas dalam rantai nilai yang ada dalam perusahaan. Hasil pengukuran tersebut kemudian digunakan sebagai
umpan balik yang akan memberikan informasi tentang prestasi pelaksanaan suatu rencana dan titik dimana perusahaan memerlukan penyesuaian-penyesuaian atas
aktifitas perencanaan dan pengendalian. Penilaian kinerja dapat digunakan untuk menekan perilaku yang tidak
semestinya dan untuk merangsang serta menegakkan perilaku yang semestinya diinginkan, melalui umpan balik hasil kinerja pada waktunya serta pemberian
penghargaan, baik yang bersifat intrinsik maupun ekstrinsik. Dengan adanya penilaian kinerja, manajer puncak dapat memperoleh dasar yang obyektif untuk
memberikan kompensasi sesuai dengan prestasi yang disumbangkan masing-masing pusat pertanggungjawaban kepada perusahaan secara keseluruhan. Semua ini
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
diharapkan dapat membentuk motivasi dan rangsangan pada masing-masing bagian untuk bekerja lebih efektif dan efisien.
Menurut Mulyadi 1993, tujuan pengukuran kinerja adalah : 1.
Untuk menentukan kontribusi suatu bagian dalam perusahaan terhadap organisasi secara keseluruhan.
2. Untuk memberikan dasar bagi penilaian suatu prestasi dalam berorganisasi.
3. Untuk memberikan motivasi bagi manajer bagian dalam internal menjalankan
bagiannya seirama dengan tujuan pokok perusahaan secara keseluruhan.
Menurut Mulyadi penilaian kinerja dapat dimanfaatkan oleh manajemen untuk:
1. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian
karyawan secara maksimum. 2.
Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawannya seperti promosi, pemberhentian, mutasi.
3. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan untuk
menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan. 4.
Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengeai bagaimana atasan mereka menilai kinerja mereka.
5. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.
Menurut Lynch dan Cross 1993, manfaat dari sistem pengukuran kinerja yang baik adalah :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
a. Menelusuri manfaat kinerja terhadap harapan pelanggan sehingga akan membawa
perusahaan menjadi lebih dekat pada pelanggannya dan membuat seluruh orang dalam organisasi terlibat dalam upaya memberi kepuasan kepada pelanggan.
b. Memotivasi pegawai untuk melakukan pelayanan kepada pelanggan sebagai
bagian dari mata rantai pelanggan dan pemasok internal. c.
Mengidentifikasi berbagai pemborosan sekaligus mendorong upaya–upaya pengurangan terhadap pemborosan tersebut reduction of waste.
d. Membuat suatu tujuan strategis yang biasanya masih kabur menjadi lebih konkret
sehingga mempercepat proses pembelajaran organisasi. e.
Membangun konsensus untuk melakukan suatu perubahan dengan memberi “reward” atau perilaku yang diharapkan tersebut.
Adapun ukuran penilaian kinerja yang dapat digunakan untuk manilai kinerja secara
kuantitatif Mulyadi, 1997:
1. Ukuran
Kinerja unggul. Adalah
ukuran kinerja yang hanya menggunakan satu ukuran penilaian. Dengan digunakannya
hanya satu ukuran kinerja, karyawan dan manajemen akan cenderung untuk
memusatkan usahanya pdada kriteria tersebut dan mengabaikan kriteria yang lainnya,
yang mungkin sama pentingnya dalam menentukan sukses tidaknya perusahaan atau
bagian tertentu. 2.
Ukuran kinerja beragam.
Adalah ukuran kinerja yang menggunakan berbagai macam ukuran untuk menilai
kinerja. Ukuran kinerja beragam merupakan cara untuk mengatasi kelemahan kriteria
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
kinerja tunggal. Berbagai aspek kinerja manajer dicari ukuran kriterianya sehingga
manajer diukur kinerjanya dengan berbagai kriteria.
3. Ukuran
kinerja gabungan. Dengan
adanya kesadaran beberapa kriteria lebih penting bagi perusahaan secara keseluruah
dibandingkan dengan tujuan lain, maka perusahaan melakukan pembobotan terhadap
ukuran kinerjanya. Misalnya manajer pemasaran diukur kinerjanya dengan menggunakan
dua unsur, yaitu provitabilitas dan pangsa pasar dengan pembobotan masing
‐masing 5 dan 4. Dengan cara ini manajer pemasaran mengerti yang harus ditekankan
agar tercapai sasaran yang dituju manajer puncak.
http:www.asmakmalaikat.comgoartikelekonomiEko32.htm
2.2. Supply Chain Management