Supply Chain Operation Reference SCOR Model

2. Production lead time lamanya produksi yang dibutuhkan perusahaan untuk menjalankan proses produksi. 3. Process capability lamanya proses produksi perusahaan. 4. Mean time between failure berkaitan dengan kehandalan mesin yang digunakan untuk melakukan proses produksi. 5. Volume flexibility tingkat fleksibilitas perusahaan untuk mengubah volume produksi untuk memenuhi permintaan customer. 6. Mix flexibility tingkat fleksibilitas perusahaan untuk menambah variasi produk. 7. Forecast Accuracy tingkat keakuratan teknik forecasting yang dilakukan perusahaan. 8. Sophistication of planning system tingkat kecanggihan sistem perencanaan perusahaan.

2.3. Supply Chain Operation Reference SCOR Model

Salah satu metode pengukuran kinerja supply chain yang digunakan dalam skripsi ini adalah SCOR. Model ini telah dikembangkan oleh Supply Chain Council dan dirilis pada tahun 1997. Model ini dikembangkan untuk mendeskripsikan aktivitas bisnis yang diasosiasikan dengan seluruh fase yang terlibat untuk memenuhi permintaan customer. SCOR mendefinisikan supply chain sebagai integrasi dari proses plan, source, make, deliver, dan return, mulai dari perputaran supplier menuju customer, sejajar dengan strategi operasional, material, aliran pekerjaan dan informasi. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Gambar 2.3 Ruang Lingkup Proses Manajemen Utama Supply Chain Dalam Model SCOR Sumber : Supply Chain Council, 2006 Adapun definisi dari kelima proses manajemen utama Supply Chain dalam SCOR adalah sebagai berikut : SCOR membagi proses-proses supply chain menjadi 5 proses inti yaitu: a. Plan, merupakan proses yang menyeimbangkan permintaan dan pasokan untuk menentukan tindakan terbaik dalam memenuhi kebutuhan pengadaan, produksi, dan pengiriman. Plan mencakup proses menaksir kebutuhan distribusi, perencanaan dan pengendalian persediaan, perencanaan produksi, perencanaan material, perencanaan kapasitas, dan melakukan penyesuaian supply chain plan dengan financial plan b. Source, yaitu proses pengadaan barang maupun jasa untuk memenuhi permintaan. Proses yang tercakup meliputi penjadwalan pengiriman dari supplier, menerima, mengecek, dan memberikan otorisasi pembayaran untuk barang yang dikirim supplier, memilih suplier, mengevaluasi kinerja supplier,dll. Jadi proses bisa berbeda tergantung pada apakah barang yang dibeli termasuk stoked, make-to- order, atau engineer-to-order products. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. c. Make, yaitu proses untuk mentransformasi bahan bakukomponen menjadi produk yang diinginkan pelanggan. Kegiatan Make atau produksi dapat dilakukan atas dasar ramalan untuk memenuhi target stok make-to-stock, atas dasar pesanan make-t-order , atau engineer-to-order. Proses yang terlibat disini adalah penjadwalan produksi, melakukan kegiatan produksi dan melakukan pengetesan kualitas, mengelola barang setengah jadi, memelihara fasilitas produksi. d. Deliver, yang merupakan proses untuk memenuhi permintaan terhadap barang maupun jasa. Biasanya meliputi order management, transportasi, dan distribusi. Proses yang terlibat diantaranya adalah menangani pesanan dari pelanggan, memilih perusahaan jasa pengiriman, menangani kegiatan pergudangan produk jadi, dan mengirim tagihan ke pelanggan. e. Return, yaitu proses pengembalian atau menerima pengembalian produk karena berbagai alasan kegiatan yang terlibat antara lain identifikasi kondisi produk, meminta otorisasi engembalian cacat, penjadwalan pengembalian, dan melakukan pengembalian. Post-delivery-customer support juga merupakan bagian dari proses return. SCOR memiliki tiga hirarki proses. Tiga hirarki tersebut menunjukkan bahwa SCOR melakukan komposisis proses dari yang umum ke yang detail. Tiga level tersebut adalah : a. Level 1 adalah level tertinggi yang memberikan definisi umum dari lima proses di atas Plan, Source, Make, Deliver dan Return Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. b. Level 2 dikatakan sebagai configuration level dimana supply chain perusahaan bisa dikonfirmasi berdasarkan sekitar 30 proses inti. Perusahaan bisa membentuk konfigurasi saat ini as is maupun yang diinginkan to be c. Level 3 dinamakan process element level, mengendung definisi elemen proses, input, output, metrik masing-masing elemen proses Serta referensi benchmark dan best pratice. Tabel 2.2. Metrik Model SCOR Performance Attribute Reliability Responsiveness Flexibility Cost Assets

Chapter 1 Delivery

performance  Fill rate  Perfect order fulfillment  Order fulfillment leadtime  Supply-chain response time  Production flexibility  Supply-chain management cost  Cost of goods sold  Value-added productivity  Warranty cost or returns processing cost  Cash-to-cash cycle time  Inventory days of supply  Assets turns  Sumber : Pujawan, 2005 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.