2. Epidemiologi
Hasil Riset Kesehatan Dasar Riskesdas tahun 2007 yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyatakan bahwa kasus hipertensi
yang terjadi di masyarakat Indonesia sebagian besar belum terdiagnosa. Prevalensi yang dinyatakan berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah pada usia
18 tahun ke atas adalah sebesar 31,7. Populasi yang telah mengetahui bahwa mereka mengidap penyakit hipertensi berdasarkan data tersebut hanya 7,2 dan
yang menjalani terapi hanya 0,4 Depkes, 2012. Survei yang dilakukan pada tahun 2002 di Indonesia menyatakan angka
prevalensi hipertensi tanpa pengobatan adalah 37,32 dari populasi dewasa berusia 40 tahun ke atas yang berasal dari berbaggai pulau besar di Indonesia
Setiati, 2005.
3. Etiologi
Hampir sebagian besar dari kejadian hipertensi tidak dapat diketahui dengan jelas penyebabnya. Hipertensi dibedakan menjadi 2 berdasarkan
penyebabnya yaitu hipertensi primer dan hipertensi sekunder Dipiro, 2008.
a. Hipertensi Primer
Hipertensi primer atau disebut hipertensi esensial merupakan kategori penyebab hipertensi 90 yang tidak diketahui penyebabnya dengan jelas atau bisa
disebabkan karena beragamnya penyebab dan bukan entitas tunggal Sherwood, 2011. Hipertensi primer esensial lebih banyak terjadi namun selalu tidak
diketahui penyebab yang mendasarinya. Hal ini bisa saja dikarenakan beberapa faktor seperti tekanan darah yang tidak terdeteksi, faktor genetik, usia, kurangnya
aktivitas fisik seperti olahraga, kebiasaan buruk merokok atau konsumsi alkohol, kelebihan berat badan dan penggunaan garam yang berlebihan Dipiro, 2008.
b. Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder merupakan kategori hipertensi yang dapat diketa- hui penyebabnya dan ditemukan penyebab pastinya sekitar 10 kasus. Penyebab
hipertensi sekunder yaitu akibat adanya kelainan spesifik dari suatu organ seperti ginjal, kelenjar adrenal, pembuluh darah maupun arteri aorta.
Ketika penyebab sekunder diidentifikasi, menghilangkan agen penyebab bila layak atau
mengobatimengoreksi kondisi komorbiditas yang mendasari harus menjadi langkah pertama dalam menajemen hipertensi Dipiro, 2008.
4. Penampakan Klinis
a. Secara umum
Pasien hipertensi dapat berisiko terhadap penyakit kardiovaskuler meskipun tampaknya terlihat sangat sehat. Risiko tersebut terkait penyakit
diabletes mellitus, disiplidemia, mikroalbuminoria, mengalami obesitas, kurangnya aktivitas fisik, perokok, dan memiliki riwayat keluarga terkait penyakit
kardiovaskulaer Dipiro, 2008.
b. Gejala
Hipertensi sebagian besar tidak menunjukkan gejala yang mencolok atau asimptomatik Dipiro, 2008.
c. Tanda
Kategori Prehipertensi dan Hipertensi ditunjukkan berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah sebelumnya Dipiro, 2008.
B. Kesadaran
Hipertensi dapat dikatakan suatu penyakit degeneratif yang dapat menimbulkan masalah kesehatan. Kesadaran masyarakat masih dinilai rendah
untuk melakukan kontrol tekanan darah. Hingga saat ini angka kesadaran masyarakat di Indonesia terhadap hipertensi hanya mencapai 50 dan lebih
rendah dibanding Amerika yang masyarakatnya memiliki angka kesadaran terhadap hipertensi yaitu mencapai 69. Dari data tersebut yang tekanan
darahnya terkontrol baik adalah kurang dari 10 Bustan, 2007.
C. Terapi Hipertensi
Tabel III. Pilihan Obat Antihipertensi Beserta Dosis dan Frekuensi Pemberian
Golongan Nama Obat
Dosis Frekuensi
Diuretik Hydrochlorthiazide
Amiloride Spironolactone
Furosemide 12,5-25 mghari
5-10 mghari 25-50 mghari
20-80 mghari 1 kali sehari
1 atau 2 kali sehari 1 atau 2 kali sehari
2 kali sehari
ACE Inhibitor Captopril
25-150 mghari 2 atau 3 kali sehari
ARB Irbesartan
150-300 mghari 1 kali sehari
Beta-bloker Bisoprolol
2,5-10 mghari 1 kali sehari
CCB
Amlodipin Diltiazem SR
Verapamil ER 25-100 mghari
180-360 mghari 180-420 mghari
1 kali sehari 2 kali sehari
1 kali sehari malam Dipiro, 2008.
Tujuan terapi hipertensi adalah mengurangi morbiditi dan mortalitas hipertensi pada bagian organ target yang rusak, menurunkan risiko dari terapi
hipertensi dan pilihan terapi obat spesifik untuk menurunkan risiko pengobatan Dipiro, 2008. Pilihan obat antihipertensi antara lain golongan diuretik tiazid,
klortalidon, dan indapamid, kalsium antagonis atau Calcium Channel Blocker