yang digunakan dapat dipercaya Notoatmodjo, 2012. Pengukuran tekanan darah menggunakan spygmomanometer digital, alat ini divalidasi dengan menggunakan
standar baku pengukuran tekanan darah spygmomanometer air raksa Depkes RI, 2008.
Validitas dan reabilitas yang dilakukan yaitu dengan mengukur tekanan darah menggunakan spygmomanometer digital dan spygmomanometer air raksa
pada 3 orang dengan masing-masing sebanyak 5 kali pengukuran setiap 5 menit. Data hasil pengukuran dikumpulkan dan dihitung rata-rata, standar deviasi SD
dan Coefficient of Variation CV. Instrumen yang memiliki validitas dan reliabel yang baik dinyatakan dengan CV ≤5.
6. Pengukuran Tekanan Darah
Pengukuran tekanan darah responden yang telah menandatangani informed consent, dilakukan pada bagian lengan kiri atas dan posisi duduk tegak.
Pengukuran tekanan darah menggunakan sphygmomanometer digital. Pengukuran tekanan darah dilakukan sebanyak 2-3 kali berturut-turut SOP pengukuran
tekanan darah disajikan pada Lampiran. Setiap responden diukur tekanan darahnya minimal 2 kali. Jika hasil
pengukuran kedua berbeda ≥10mmHg maka dilakukan pengukuran ketiga.
Pengukuran kedua dan ketiga dilakuka n setelah 5 menit selisih dari pengukuran sebelumnya. Dua data pengukuran dengan selisih terkecil dengan pengukuran
terakhir dihitung rata-ratanya sebagai hasil ukur Kementrian Kesehatan RI, 2013; Saeed, 2011.
7. Penjelasan hasil pemeriksaan
Peneliti akan menjelaskan hasil pemeriksaan kepada responden secara langsung. Penjelasan hasil pemeriksaan disertai dengan penggalian beberapa
informasi dari responden. Informasi yang didapat dari responden akan diolah sebagai data analisis.
8. Pengumpulan Data
Data yang didapat berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah, berat badan dan tinggi badan serta hasil wawancara terkait kajian faktor sosio-ekonomi
dengan responden di Dukuh Sambisari ditulis dan dikumpulkan dengan menggunakan Case Report Form CRF. Pengumpulan data dengan menggunakan
CRF disajikan dalam Lampiran.
9. Pengolahan data
Pengelompokan data dilakukan dengan kategorisasi data sejenis, yaitu menyusun dan menggolongkannya dalam kategori-kategori kemudian dilakukan
interpretasi data. Data yang dikumpulkan dalam CRF kemudian dipindahkan ke file Microsoft Excel.
J. Analisis Data Penelitian
Data yang sudah diperoleh kemudian diolah secara statistik pada program komputer. Langkah pertama dengan melakukan analisis univariat untuk
mengetahui frekuensi variabel pada penelitian ini. Variabel tersebut meliputi usia dari 200 responden dengan kategori pembagian kelompok usia 40-49 tahun, 50-
59 tahun, 60-69 tahun, 70-79 tahun dan ≥80 tahun, jenis kelamin, serta faktor
sosio-ekonomi yang meliputi pendidikan ≤SMP dan SMP, pekerjaan indoor
dan outdoor dan penghasilan ≤UMR dan UMR. Selanjutnya dilakukan uji
normalitas yang bertujuan untuk mengetahui bahwa data yang terkumpul dalam penelitian ini terdistribusi normal atau tidak. Telah diketahui bahwa melalui uji
normalitas pada penelitian ini menunjukkan bahwa usia responden Dukuh Sambisari terdistribusi normal. Maka selanjutnya dilakukan uji ONE WAY
– ANOVA untuk menguji adanya perbedaan rata-rata tekanan darah sistolik dan
diastolik yang dihubungan dengan usia responden yang telah dibagi ke dalam beberapa kelompok usia. Kemudian untuk menguji adanya perbedaan rata-rata
tekanan darah sistolik dan diastolik yang dihubungkan dengan jenis kelamin dan faktor sosio-ekonomi yang meliputi pendidikan, pekerjaan dan penghasilan
dilakukan denngan menggunakan uji t independent. Faktor-faktor tersebut yang dihubungan dibagi ke dalam 2 kategori, yaitu jenis kelamin laki-laki dan
perempuan, pendidikan dibagi ≤SMP dan SMP, pekerjaan indoor dan outdoor,
serta penghasilan ≤UMR dan UMR. Nilai p dari hasil uji Anova yang
menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna maka akan dilanjutkan dengan menggunakan analisis Post Hoc untuk menguji kelompok mana yang memberikan
perbedaan yang bermakna. Hal selanjutnya yang dilakukan adalah pengujian hipotesis 1 arah atau
one-tailed dengan menggunakan Chi-square. Pengujian ini bertujuan untuk melihat proporsi adanya perbedaan antara variabel terikat yaitu prevalensi,
kesadaran dan terapi yang disebabkan oleh variabel bebas yaitu faktor sosio- ekonomi yang meliputi pendidikan, pekerjaan dan penghasilan. Kategori
pendidikan dibagi menjadi ≤SMP dan SMP, kategori pekerjaan indoor dan