8
BAB II PROSES INTEGRASI TIMOR TIMUR KE WILAYAH REPUBLIK
INDONESIA
A. Terbentuknya Partai Politik di Timor Timur
Kekacauan  politik  yang  menyebabkan  terjadinya  Revolusi  Anyelir  dalam pemerintahan Portugal mengakibatkan berpindahnya kekuasaan dari pemerintahan
sipil  ketangan  militer.Pemerintahan  Portugis  yang  diambil  alih  oleh  militer berusaha  memperbaiki  keadaan  keterbelakangan  Portugis  di  Eropa  seperti
pertentangan politik yang berlarut-larut, keadaan ekonomi Portugis yang semakin merosot,  pengangguran  terus  meningkat,  dan  perang  di  daerah  jajahan  terus
berkobar. Pemerintahan dibawah kekuasaan militer ini segera memenuhi janjinya untuk  mengembalikan  hak-hak  sipil,  para  tahanan  politik  dibebaskan,  partai
pemerintah dibubarkan, polisi rahasia dihapus, sensor pers ditiadakan dan kepada rakyat  diberikan  kebebasan  untuk  membentuk  partai  politik  dan  mengambil
bagian dalam menyusun kebijaksanaan pemerintahan. Pemerintahan  baru  itu  juga  mengumumkan  maksudnya  untuk  menerapkan
azas-azas demokrasi di provinsi-provinsi seberang lautan dan sehubungan dengan itu bermaksud mengadakan suatu referendum pada tanggal 31 Maret 1975 dimana
rakyat dapat menentukan status politik dan hari depan negerinya sendiri. Untuk  menyikapi  hal  tersebut  rakyat  Timor  Timur  bergegas  membentuk
partai  politik  untuk  mempersiapkan  pemerintahannya  sendiri.Mengenai  hal  ini
9 pemerintahan  Portugis  juga  mendukung  dibentuknya  partai  politik  di  Timor
Timur  dan  juga  memberikan  kesempatan  dan  hak  kepada  masing-masing  partai politik  untuk  mengkampanyekan  pilihan  politiknya  serta  mempersiapkan  rakyat
untuk  mengikuti  pemilihan  umum  guna  menentukan  nasib  Timor  Timur.  Partai politik  yang  terbentuk  pertama  kali  di  Timor  Timur  adalah  Partai  UDT  Uni
Demokratik Timor, Persatuan Demokratik Timor yang terbentuk pada tanggal 11 Mei  1974,  partai  Sosialis  Demokrat,  Frente  Revolucionaria  da  Timor-Leste
Independente    FRETILIN
1
,  muncul  dari  ASDT  Asosiasi  Sosial  Demokratik Timor  yang  dibentuk  pada  tanggal  20  Mei  1974.  Manifesto  pertama  ASDT
menyerukan  penolakan  terhadap  kolonialisme,  partisipasi  segera  orang  Timor dalam  pemerintahan  lokal,  dan  diskriminasi  rasial,  melawan  korupsi,
danmembangun  hubungan  baik  dengan  negara  tetangga.  ASDT  sendiri  tumbuh dari  komite  untuk  pembelaan  buruh  yang  muncul  segera  setelah  kup  di  Lisabon,
sedangkan  tranformasi  dari  ASDT  ke  FRETILIN  merupakan  perwujudan  sebuah perubahan  orientasi  menuju  perlunya  membentuk  sebuah  organisasi  politik
berbasiskan masa diseputar semboyan kemerdekaan.
2
Tokoh-tokoh penting dalam berdirinya  partai  ini  antara  lain,  Francisco  Xavier  do  Amaral,  Alarico  Jorge
Frenandes,  Nicolau  dos  Reis  Lobato,  Mari  Alkatiri,  Rogerio  Tiago  de  Fatima Lobato,  Jose  Manuel  Horta,  Abilio  Araujo,  Francisco  Borja  da  Costa,  Antonio
Duarte Carvarinho dan Vicente dos Reis. APODETI Asosiasi Rakyat Demokratik Timor merupakan partai minoritas
yang  terbentuk  dari  sebuah  pertemuan  tiga  puluh  sampai  empat  puluh  orang
1
A. KWiharyanto, Sejarah Indonesia Dari Proklamasi Sampai Pemilu 2009, Yogyakarta, Universitas Sanata Dharma, 2011, hlm 202.
2
Geoffrey, C, Gunn, Timor Loro Sae ; 500 Years, Makau, Livros do Oriente, 1999, hlm 411.
10 Timor pada tanggal 27 Mei 1974.
3
Dukungan awal dari partai ini adalah beberapa orang dari komunitas Arab di Dili kecuali Mari Alkatiri dan Hamis Bassarawen,
yang  mengajukan  permintaan  integrasi  terhadap  konsulat  Indonesia,  kemudian mendapat  dukungan  dari  para  Liurai  RajaKepala  Desa.Pemimpin  APODETI
yang paling menonjol adalah Guilherme Goncalves, Arnaldo dos Reis Araujo dan Ojorio  Doares.Selain  dukungan  dari  komunitas  Arab  dan  liurai  setempat,
terbentuknya  partai  ini  tidak  terlepas  dari  bantuan  dinas  intelijen  Indonesia, BAKIN  yang  sebelumnya  sudah  masuk  ke  Timor  dan  membangun  jaringan
dengan agen-agen konsulat Indonesia di Dili. Tiga  partai  kecil  lainnya  yang  terbentuk  namun  tidak  banyak  berpengaruh
yaitu:  KOTA  Klibur  Oan  Timor  Aswain,  Pasukan  Ksatria  Timor,  Partai TRABALHISTA  Partai  Buruh  dan  terakhir  Partai  ADILTA  Perkumpulan
Demokratik  untuk  Integrasi  Timor-Timur  dengan  Australia,  dari  tiga  partai  ini tidak  satupun  yang  mempunyai  pengaruh  yang  signifikan  selama  masa  akhir
kekuasaan Portugis dibandingkan dengan tiga partai lainnya. Pada  awal  perjuangan  untuk  memenangkan  referendum,  ketiga  partai
menunjukkan  sikap  yang  cukup  sportif.Pihak  Portugispun  menunjukkan  pula kemampuannya  sebagai  stabilisator  yang  dapat  mencegah  munculnya  ekstrimis-
ekstrimis  di  Timor.Prinsip  hubungan  baik  dengan  Indonesia  benar-benar dipelihara  dan  berbagai  usaha  kerjasama dengan  propinsi  NTT  diusahakan  dapat
berkembang.
3
Komisi Penerimaan, Kebenaran, dan Rekonsiliasi CAVR di Timor-Leste,,Chega Laporan Komisi Penerimaan Kebenaran dan Rekonsiliasi  CAVR di Timor-Leste, Jakarta, PT Gramedia,
2010, hlm 206.
11 Ketenangan tersebut menghilang setelah adanya pergantian gubernur beserta
stafnya,  pada  tanggal  18  November  1974  Gubernur  Fernando  Alvos  Aldeia diganti  oleh  Letkol  Lemos  Pires  yang  diantara  anggota  stafnya  ada  tiga  orang
yang  berasal  dari  partai  komunis  Portugal  PCP  Partido  Comunista  Portugues, yaitu  Mayor  Fransisco  de  Mota  sebagai  ketua  kabinet  urusan  politik,  Mayor
Yonathan  sebagai  kabinet  urusan  sosial,  dan  Kapten  Ramos  sebagai  perwira inteligen.  Dengan  demikian  terganggunya  proses  dekolonisasi  tidaklain
disebabkan  oleh  adanya  unsur-unsur  PCP  yang  sengaja  menyusup  ke  Timor. Strategi mereka adalah dekolonisasi harus menghasilkan suatu posisi dan kondisi
Timor Timur yang menguntungkan gerakan komunis Internasional.
4
Oleh karena itu  mereka  berusaha  langsung  mengerahkan  proses  dekolonisasi,  meskipun
bertentangan  dengan  ketentuan  pemerintahan  Lisbon.  Hasil  pendekatan  dan penjajakan  delegasi  Indonesia  pada  pertengahan  bulan  Oktober  1974,  ternyata
dalam  proses  dekolonisasi  di  Timor  Timur  pemerintah  Lisbon  tetap  berpegang pada  sikap  dasar  yaitu  menyerahkan  masa  depan  Timor  Timur  sepenuhnya  pada
aspirasi  rakyat  Timor,  merdeka  dan  berdiri  sendiri  bagi  Timor  adalah  suatu  hal yang tidak realistis, berintegrasi dengan Indonesia adalah kedudukan masa depan
Timor  Timur  yang  paling  realistis,  menghargai  dan  mengakui  serta  memberi kesempatan  pada  Indonesia  untuk  menggarap  masa  depan  Timor  Timur,  dan
menyadari sepenuhnya atas kepentingan dan kedudukan Indonesia dalam masalah Timor Timur.
4
Hendro Subroto, Saksi Mata Perjuangan Integrasi Timor Timur, Jakarta,Pustaka Sinar Harapan, 1996, hlm 21.
12
B. Campur Tangan Pemerintah Indonesia