32
Dalam waktu singkat petisi integrasi selesai disusun dan pada tanggal 7 Juni 1976  delegasi  petisi  sudah  menyampaikan  pada  pemerintah  Indonesia  di
Jakarta.Presiden  Soeharto  menyambut  baik  petisi  itu  karena  berasal  dari  rakyat Timor  Timur.  Namun,  untuk  ikut  merasakan  yang  dialami  rakyat  Timor  Timur,
pemerintah  Indonesia  mengirim  delegasi  36  orang  dengan  menyertakan  11 perwakilan Negara asing dan 40 wartawan dalam dan luar negri ke Timor Timur.
Berdasarkan  laporan  delegasi  maka  pada  tanggal  9  Juli  1976  pemerintahan Indonesia  menerima  petisi  dan  segera  dengan  RUU  integrasi.  RUU  itu  diterima
oleh  DPR  pada  tanggal  17  Juli  1976  sebagai  UU  No.  7  tahun  1976,  yang menyatakan bahwa Timor Timur secara resmi menjadi Provinsi ke 27.
6
Adapun alasan Indonesia menerima integrasi Timor Timur kedalam wilayah RI,  karena  integrasi  tersebut  merupakan  keinginan  sebagian  besar  masyarakat
Timor  Timur  dan  disaksikan  oleh  dunia  internasional.Hal  itu  juga  diperkuat pengakuan Australia atas integrasi Timor Timur.
7
B. Faktor Dari Pemerintahan Indonesia
Pada masa pemerintahan Soeharto, Timor Timur bukan bagian dari wilayah teritorial  politik  Republik  Indonesia,  sebab  wilayah  Indonesia  hanya  mencakup
bekas jajahan Hindia Belanda.Karena wilayah Indonesia hanya mencakup wilayah bekas  jajahan  Hindia  Belanda,  maka  Irian  Jaya  diklaim  sebagai  milik  Indonesia
6
Syamsul Hadi, Andi Widjajanto, dkk, Disintegrasi Pasca Orde Baru, Jakarta, Cires FISIP UI,2007, hlm. 188.
7
A, K, Wiharyanto, op, cit., hlm. 205.
33
yang  sah.Sementara  Timor  Timur  dirasa  kurang  menarik  bagi  Indonesia  karena lokasinya yang jauh dan kondisi ekonomi yang marginal.
8
Peranan  Timor  Timur  bagi  Indonesia  bukan  sekedar  ambisi  teritorial. Kepentingan itu memperlihatkan kekhawatiran yang besar terhadap kemungkinan
ancaman  keamanan  republik  yang  mungkin  timbul  dari  perubahan  politik  yang tak  menentu  dari  koloni  yang  berdampingan.  Terdapat  kemungkinan  bahwa
pemerintahan  Soeharto  menentang  munculnya  suatu  Negara  merdeka  untuk menggantikan  kekuasaan  Portugis.  Pada  pertengahan  Mei  1974  muncul  suatu
gerakan  politik  radikal  yang  mendapat  dukungan  massa  yang  besar  dan menimbulkan  kekhawatiran  pada  pihak  Indonesia  terhadap  kemungkinan
mempunyai  wilayah  kekuasaan  yang  sama  dengan  suatu  Negara  merdeka  yang identitas  politiknya  tak  dapat  diterima.  Afiliasi  eksternalnya  dapat  menimbukan
tantangan  terhadap  kepentingan  Indonesia  karena  kehadirannya  pada  pinggiran nusantara.
9
Gerakan radikal Timor Timur yang menyebut dirinya FRETILIN,  menuntut kemerdekaan  sejak  awal  dan  menyeluruh  sifatnya,  yang  mempunyai  hubungan
baik dengan sayap kiri di Portugis maupun koloninya di Afrika. Ini menimbulkan kekhawatiran  besar  di  Jakarta.Reaksi  awal  Indonesia  menumbuhkan  suatu  partai
klien yang berusaha berintegrasi dengan Indonesia.Dukungan Indonesia terhadap Apodeti  ditentukan  oleh  keprihatinan  mendalam  atas  keamanan  nasional.Timor
Timur  diinginkan  dan  diambil  alih  dengan  kekuatan  militer  bukan  karena  pulau koloni  Portugis  itu  dianggap  sebagai  modal  atau  pulau  yang  berharga  tetapi
8
Rosihan Anwar, Sejarah Kecil petite history Indonesia, Jakara, kompas, 2004, hlm. 29.
9
AK, Wiharyanto, op, cit., hlm. 206.
34
karena  dipertimbangkan  sebagai  esensial  dalam  menjamin  pulau  itu  tidak digunakan untuk tujuan yang dapat merugikan pihak Indonesia.
Indonesia  mengejar  tujuan  penggabungan  tersebut  dengan  strategi mempengaruhi  proses  politik  diwilayah  Timor  Timur.  Penggabungan  secara
kekerasan  dipertimbangkan  hanya  sebagai  rencana  alternatif  terakhir  karena presiden  Soeharo  tidak  mau  Indonesia  dilihat  sebagai  melanggar  kedaulatan
Portugis  sepanjang  hal  itu  dapat  dilaksanakan  didalam  konteks  yang  stabil  dan atas dasar pengikatan diri yang kuat terhadap dekolonisasi secara tertib.Taktik ini
dilakukan agar  tidak  menodai  reputasi  internasional  Indonesia  terutama  terhadap pemberi  bantuan  kepada  Indonesia.Selain  itu  taktik  presiden  Soeharto  tersebut
juga  bertujuan  agar  tidak  menimbulkan  perasaan  khawatir  pada  tetangga kawasannya dan terutama mitranya di ASEAN.
Terjadi persekutuan antara FRETILIN dan UDT untuk melawan partai klien yaitu APODETI.
10
Hal ini menghambat ruang gerak untuk melakukan pembenaran dan  meyakinkan  untuk  mengadakan  intervensi  militer.Dalam  perkembangannya
persekutuan  antara  dua  partai  politik  antara  FRETILIN  dan  UDT  bubar  karena FRETILIN  semakin  radikal  dan  mengambil  inisiatif  sendiri  dengan  menyatakan
diri  mereka  sebagai  wakil  tunggal  rakyat  Timor  Timur.sehingga  UDT  mulai khawatir,  UDT  lalu  menarik  diri  dari  koalisi  tersebut  sehingga  menimbulkan
konfrontasi  antara  kedua  kelompok  itu.  Dukungan  yang  semakin  kuat  terhadap FRETELIN  menyebabkan  kelompok  itu  berhasil  menghancurkan  semua  oposisi
kecuali  sepanjang  perbatasan  Timur  Barat.  Meletusnya  perang  saudara  itu  tidak
10
Chega,op,  cit.,hlm.190.
35
hanya  mengacaukan  rencana  Portugis  bagi  dekolonisasi  secara  tertib  tetapi  juga menimbulkan pelepasan tanggung jawab secara total pada pihak pejabat kolonial
yang kemudian mengasingkan diri ke pulau Atauro. Sebagai  akibat  dari  konflik    tersebut,  kelompok  pro  intergrasi  menyatakan
bergabung  dengan  Indonesia  untuk  melawan  FRETILIN,  serta  minta  bantuan kepada  RI.  Invasi  militer  RI  dilakukan  dengan  alasan  untuk  memulihkan
ketertiban  di  Timor  Timur.Pernyataan  Indonesia  menegaskan  bahwa  pemerintah tak  mampu  mencegah  relawan  Indonesia  untuk  membantu  saudara-saudara
mereka  di  Timor  Timur  dalam  perjuangan  mereka  membebaskan  diri  dari penindasan  FRETILIN.Walaupun  FRETILIN  sempat  melakukan  perlawanan,
namun  karena  tindakseimbangannyakekuatan  militer  yang  dimiliki  dan  tidak adanya  dukungan  luar  terhadap  FRETILIN,  menyebabkan  penggabungan  Timur
Timor ke dalam wilayah Republik Indonesia tak diragukan lagi. Penggabungan  Timor  Timur  ke  wilayah  Indonesia  merupakan  suatu  upaya
untuk menjamin batas pinggiran Negara kepulauan.Kemungkinan timbulnya suatu politik  yang  radikal  yang  merdeka  yang  berlokasi  dekat  dengan  perbatasan
wilayah  RI  tak  dapat  ditolelir.Indonesia  mampu  menggunakan  kekuatan  militer yang  memadai  untuk  menghancurkannya,  selain  itu  Indonesia  juga  dapat
memperhitungkan  sikap  baik  hati  dari  semua  Negara  kawasan  Negara  terdekat yang
kepentingannya dimajukan
dengan tindakan
perluasan wilayah
tersebut.Dalam  keadaan  apapun,  seorang  pemimpin  militer  seperti  presiden
36
Soeharto  akan  mempunyai  kecenderungan  yang  kuat  untuk  mengambil  tindakan terhadap Timor Timur yang menginginkankemerdekaan.
11
Bertolak  dari  latar  belakang  tersebut,  intervensi  militer  Indonesia  terhadap Timor Timur akhirnya tidak mendapatkan kutukan dari Negara-negara tetangga di
ASEAN  yang  non  komunis,  karena  mereka  memahami  apabila  Timor  Timur berada  dibawah  kontrol  FRETILIN  yang  condong  ke  komunis  dipandang
sebagai  suatu  ancaman  yang  harus  dihilangkan  di  Asia  Tenggara.  Hal  itu merupakan suatu kemenangan strategi dan politik bagi pihak Republik Indonesia
pada  saat  itu.  Namun  dibelakang  pengesahan  sementara  itu  terpampang  tugas berat  RI  untuk  menghapuskan  masalah  Timor  Timur,  yang  oleh  Negara  luar
penggabungan wilayah Timor Timur ke wilayah Indonesia belum memenuhi sarat
dekolonisasi.
11
A, K, Wiharyanto, op,  cit., hlm.  208-209.
37
BAB IV DAMPAK INTEGRASI TERHADAP PERKEMBANGAN