Campur Tangan Pemerintah Indonesia Perang Saudara

12

B. Campur Tangan Pemerintah Indonesia

Meskipun Revolusi Bunga pada awalnya berjalan mulus di Portugal, bulan- bulan dan tahun-tahun setelahnya merupakan ketidakstabilan politik, saat beberapa pemerintahan minoritas berturut-turut terbentuk, dan kemudian runtuh, sampai partai sosialis berkuasa pada tahun 1982.Ketidakstabilan ini membatasi kemampuan Portugal untuk secara efektif menangani berbagai peristiwa yang terjadi di Timor Timur.Dengan destabilisasi aktif yang dilancarkan oleh Indonesia, pemerintahan Portugal tidak mampu menjalankan proses dekolonisasi. 5 Pemerintah Indonesia yang pada awalnya berambisi untuk menggabungkan bekas jajahan Portugis tersebut dengan badan intelijennya yaitu BAKIN melalui suatu operasi komodo yang telah berhasil membentuk partai politik APODETI, namun para pendiri partai ini sedikit kecewa, karena minimnya dukungan yang diperoleh oleh partai tersebut. Oleh sebab itu, Jendral Ali Moertopo yang memimpin operasi tersebut mulai mencari cara baru untuk mencapai tujuannya. Operasi Komodo yang dijalankan oleh militer Indonesia dan propaganda yang mengunakan surat kabar Berita Yudha dan Harian Antara, berhasil mempengaruhi beberapa tokoh UDT seperti Oliveir, Joao Carrascalao dan Lopez da Cruz untuk keluar dari koalisi dan akibat dari propaganda media tersebut berakibat runtuhnya koalisi antara UDT dan FRETILIN yang berujung pada perang saudara sipil di Timor Timur. 5 Chega, op, cit., hlm. 168. 13

C. Perang Saudara

Badan intelijen BAKIN melalui operasi Komodo dan kedua media propagandanya, memperluas berita –berita yang isinya hanya menggembar- gemborkan FRETILIN sebagai partai komunis yang telah menerima senjata dari Cina dan akan melakukan kudeta. Informasi seperti inilah yang menambah keyakinan UDT terhadap ancaman FRETILIN yang semakin radikal. Oleh sebab itu ketiga pemimpin UDT ini kemudian melakukan pertemuan dengan Ali Moertopo di Jakarta untuk menanyakan posisi Indonesia.Ternyata dalam pertemuan itu Moertopo sudah mengambil sikap yang begitu keras untuk mencapai tujuannya.Ia mengatakan bahwa sekarang FRETILIN adalah gerakan komunis, yang sedang merencanakan untuk melakukan kudeta di pertengahan Agustus dan apabila kudeta itu berhasil maka Indonesia akan ikut campur. 6 Hal ini ditambah lagi dengan pernyataan Soeharto pada awal bulan Juli yang mengatakan “Timor Timur tidak akan bertahan lama”.Sebaliknya dari pertemuan itu, ketiga pemimpin UDT melewati Denpasar, Bali. Di Denpasar mereka ditemui oleh agen BAKIN yang menyamar sebagai diplomat Malaysia dan menyatakan kepada ketiga pemimpin UDT ini bahwa negaranya akan sangat mendukung apabila mereka berhasil mencegah pemerintahan yang berhaluan kiri di Timor Timur. Ketiga pemimpin UDT ini tiba di Dili pada tanggal 6 Agustus 1975.Kedatangan mereka di Dili langsung disodori dengan berita-berita yang tidak jauh berbeda dengan yang mereka dengar sebelumnya di Jakarta.Akhirnya pada tanggal 9 dan 10 Agustus 1975 UDT melakukan kudeta mendahului 6 Taylor, Jhon G,Perang Tersembunyi Sejarah Timor Timur Yang Dilupakan. Porum solidaritas untuk rakyat Timor Timur, Jakarta, 1998, hlm 89. 14 Fretilin.Mereka berhasil menguasai beberapa tempat penting di Dili seperti bandara, pelabuhan, pusat komunikasi dan beberapa tempat utama yang dianggap pentingbagi mereka.Mereka mulai melakukan penangkapan terhadap anggota- anggota FRETILIN di beberapa daerah seperti Bacau, Same, Ainaro, dan Maubesi. Pemerintah setempat dengan timnya yang diutus dari Portugal untuk penyelesaian proses dekolonisasi mencoba melakukan negoisasi dengan UDT maupun FRETILIN namun situasi yang makin parah membuat usaha Lemos Pires tidak menemukan hasil yang positif. Dengan serangan dari UDT yang semakin bertambah maka FRETILIN dengan komite sentralnya mulai melakukan rencana untuk melakukan serangan balasan melawan UDT. Regerio Lobato, seorang negosiator militer utama pada saat itu, yang merupakan adik dari salah satu pendiri FRETILIN yaitu Nocolau Lobao berhasil mengajak unit-unit tentara di Aileu dan Maubesi bergabung untuk melawan pasukan UDT. Akhirnya pada tanggal 20 Agustus 1975 FRETILIN melancarkan balasan kudeta.Perang antara UDT dan FRETILIN pun semakin gencar dan pertempuran ini dimenangkan oleh pihak Fretilin yang berhasil memukul mundur pasukan UDT ke perbatasan Indonesia. Sementara itu, Lemos Pires beserta stafnya yang merupakan utusan dari pemerintahan Portugal, tidak sanggup lagi mengendalikan situasi pada saat itu memilih mundur ke sebuah pulau lepas pantai kota Dili, yaitu Atauro. 15

D. Deklarasi Sepihak Fretilin