15
D. Deklarasi Sepihak Fretilin
Kudeta  yang  dilancarkan  UDT  dan  dibalas  dengan  kontra  kudeta  oleh FRETILIN  berlangsung  singkat  namun  berdarah.FRETILIN  pun  keluar  sebagai
pemenang  serta  satu-satunya  partai  yang  berkuasa  di  Timor Timur  pada  saat  itu. Sedangkan  UDT  yang  kalah  dan  terjebak  di  perbatasan,  memperoleh  ijin  masuk
ke wilayah Indonesia dan melanjutkan Movimento Anti Comunista Revolusionario MARC, Gerakan Revolusi Anti Komunis, yang dikoordinir F.X. Lopes da Cruz,
yang  pembentukannya  diumumkan  di  Dili  pada  hari-hari  setelah  kup UDT.
7
Sementara  dari  pihak  Portugal  yang  melarikan  diri  ke  Atauro  diminta kembali  oleh  FRETILIN  untuk  melanjutkan  program  dekolonisasinya.Namun
perwakilan  Portugal  tersebut  memilih  melanjutkan  perjalanan  dan  menolak permintaan  kembali  dari  FRETILIN,  sehingga  praktis  FRETILIN  lah  yang
menjadi  satu-satunya  partai  berkuasa  dan  menjalankan  roda  pemerintahan  secara de faco.
FRETILIN  yang  secara  de  facto  telah  menguasai  Timor  Timur  dan menjalankan  beberapa  programnya  yang  dulu  hanya  berfokus  pada  mobilisasi
kekuatan  rakyat  berubah  menjadi  mobilisasi  untuk  bagaimana  membentuk  suatu pemerintahan  yang  kuat.Tugas-tuganya  itu  kemudian  diserahkan  kepada  seluruh
anggota komite sentral yang ada pada saat itu.Fokus perhatian Komite Sentral pun tidak  lagi  hanya  di  Dili  namun  meluas  keseluruh  daerah  Timor  Timur  untuk
menjalankan program pemerintahan yang disepakati bersama.
7
Hill, Helen Mary, Gerakan Pembebasan Nasional Timor Loro Sae, Yayasan HAK dan Sahe Institute for Liberation, Universitas Michigan, 2000, hlm 183.
16 Namun  situasi  di  perbatasan  yang  terus  menerus  menunjukkan
perkembangan  kurang  baik  bagi  pemerintahan  FRETILIN,  memicu  perlu dilakukannya  proklamasi  kemerdekaan  segera  secara  sepihak,  karena  melihat
situasi  di  perbatasan  semakin  mengkhawatirkan.  Ide  untuk  dilakukannya proklamasi  ini  berawal  dari  sikap  para  tentara  FRETILIN  dan  beberapa
pemimpinnya  yangmerasa  bahwa  mereka  berjuang  dan  ingin  dinyatakan  mati sebagai seorang tentara dan pejuang yang membela tanah airnya, dengan melawan
tentara invasi dantidak mau dinyatakan sebagai tentara propinsi bagian Portugal. Para  tentara  FRETILIN  mulai  memikirkan  keadaan  di  perbatasan  dan
keinginan  tentaranya  yang  sedang  bertempur  di  perbatasan  melawan  tentara Indonesia.Untuk  itu,  FRETILIN  mulai  mengutus  beberapa  orang  untuk
melakukan  diplomasi  ke  beberapa  Negara  agar  mendukung  dan  mengakui  jika FRETILIN  melakukan  proklamasi  kemerdekaan  secara  sepihak.Ramos  Horta  ke
Australia dan Marie Alkatiri ke Afrika untuk diplomasi dengan beberapa Negara yang merupakan bekas jajahan Portugis.
Pemerintahan Australia menunjukkan sikap yang tidak jelas terhadap usaha diplomasi  yang  disampaikan  oleh  utusan  Timor  Timur,  bahkan  ketika  jurnalis
warganegaranya  yang terbunuh di perbatasan pun tidak menunjukkan sikap yang keras  terhadap  Operasi  Militer  Indonesia.  Berbeda  dengan  di  Afrika,
sekembalinya  Marie  Alkatiri  dari  Afrika  mengatakan  bahwa  25  pemerintahan Afrika  akan  mengakui  proklamasi  kemerdekaan  Timor  Timur  setelah  sepuluh
hari.
17 Sebenarnya  FRETILIN  dan  para  pemimpinnya  tetap  menaruh  perhatian
kepada  pemerintahan  Portugal  untuk  kembali  dan  menyatakan  kemerdekaan kepada Timor Timur, namun sikapPortugal yang pada saat itu juga menunjukkan
sikap  yang  tidak  jelas,  bahkan  Portugal  malah  melakukan  negosiasi  dengan Indonesia  tentang  masa  depan  Timor  Timur,  sikap  ini  membuat  FRETILIN  dan
para  pemimpinnya  terpaksa  mengambil  tindakan  untuk  mengantisipasi  adanya serangan  besar-besaran  dari  militer  Indonesia.  Maka  pada  tanggal  28  November
1975  FRETILIN  dan  seluruh  rakyat  Timor  Timur  menyatakan  Proklamasi kemerdekaannya    secara  sepihak  Unilateral  dilapangan  gedung  pemerintahan
pusat di Dili. Fretilin  membacakan  deklarasi  di  hadapan  2.000  orang  yang  berkumpul  di
depan  gedung  pemerintahan  Portugis.  Pasukan  Fretilin  berparade  sesuai  dengan satuan  mereka,  dan  pada  pukul  17.55  bendera  Portugis  yang  sudah  berkibar
berabad-abad di Timor Timur diturunkan, dan menggantinya dengan bendera baru yaitu bendera Republik Demokratik Timor-Leste.
Walaupun  Fretilin  telah  mendeklarasikan  kemerdekaanpada  1  Desember, deklarasi  sepihak  pada  28  November  ini  terjadi  secara  tak  terduga  dan  tiba-
tiba.menyebabkan  pelaksanaannya  tidak  matang,  seperti  dalam  proses  penulisan naskah proklamasinya, penjahitan benderanya, dan tidak semua pemimpin Fretilin
hadir pada upacara proklamasinya.
18
E. Deklarasi Balibo