MODUL GURU PEMBELAJAR BK KELOMPOK KOMPETENSI PROFESIONAL - E
PPPPTK Penjas dan BK | 46
f. Penetapan tujuan dan tingkah laku serta upaya pencapaian sasaran
dilakukan bersama antara konseli dan konselor.
2. Deskripsi Proses Konseling Perilaku Behavioral
Proses konseling adalah proses belajar, konselor membantu terjadinya proses belajar tersebut. Dalam hal ini, Konselor aktif untuk:
a. Merumuskan masalah yang dialami konseli dan menetapkan apakah konselor dapat membantu pemecahannya atau tidak.
b. Konselor memegang sebagian besar tanggung jawab atas kegiatan konseling, khususnya penggunaan teknik-teknik dalam konseling
c. Konselor mengontrol proses konseling dan bertanggung jawab atas hasil-hasilnya.
3. Prinsip Kerja Teknik Konseling Perilaku Behavioral
a. Memodifikasi tingkah laku melalui pemberian penguatan. Konseli di dorong untuk mengubah tingkah laku. Penguatan hendaknya
mempunyai daya yang cukup kuat, dilaksanakan secara sistematis dan secara operasional ditampilkan pada tingkah laku konseli.
b. Mengurangi frekuensi berlangsungnya tingkah laku yang tidak diinginkan.
c. Memberikan penguatan terhadap respon yang akan mengakibatkan terhambatnya kemunculan tingkah laku yang tidak diinginkan.
d. Mengkondisikan pengubahan tingkah laku melalui pemberian contoh atau model film, tape recorder, atau contoh nyata langsung.
e. Merencanakan prosedur pemberian penguatan terhadap tingkah laku yang diinginkan dengan sistem kontrak. Penguatannya dapat
berbentuk ganjaran yang berbentuk materi maupun keuntungan sosial.
4. Tahap-tahap konseling
Tingkah laku yang bermasalah dalam konseling perilaku Behavioral adalah tingkah laku yang berlebihan excessive dan
tingkah laku yang kurang deficit. Tahapan konseling perilaku tediri atas empat 4 tahap Komalasari, 2011, h 157 sebagai berikut.
a. Melakukan asesmen assesment
MODUL GURU PEMBELAJAR BK KELOMPOK KOMPETENSI PROFESIONAL - E
PPPPTK Penjas dan BK | 47 Bertujuan untuk menentukan apa yang dilakukan oleh konseli
pada saat ini, berhubungan dengan aktivitas nyata, perasaan, dan pikiran konseli. Menurut Kanfer dan Saslow 1969
konselor dapat menggali enam 6 informasi dari konseli, sebagai berikut.
1 Analisis tingkah laku bermasalah yang dialami saat ini tingkah laku khusus.
2 Analisis situasi didalam masalah konseli terjadi analisis tingkah laku sebelumnya yang menghubungkan dengan
masalah saat ini. 3 Analisis motivasional.
4 Analisis self control. 5 Analisis hubungan sosial.
6 Analisis lingkungan fisik-sosial budaya. Dalam kegiatan asesment konselor melakukan analisis SRC
Coledge, 2002: 201 S= stimulus dari situasi antecendent pencetus perilaku.
R= respon behavior perilaku yang dipermasalahkan, seperti: tipe tingkah laku, frekuensi tingkah laku, durasi tingkah
laku, intensitas tingkah laku. C= consequence akibat perilaku.
b. Menetapkan Tujuan Goal setting Konselor dan konseli menentukan tujuan konseling sesuai
dengan kesepakatan bersama berdasarkan informasi yang telah disusun dan dianalisis. Burks dan Engelkes dalam Horan,
1977 mengemukakan langkah menetapkan tujuan sebagai berikut.
1 Membantu konseli untuk memandang masalahnya atas tujuan yang diinginkan.
2 Memperhatikan tujuan konseli berdasarkan kemungkinan hambatan situasional tujuan belajar dapat diterima dan
diukur.