Oleh karena itu, peneliti memilih kedua bidang tersebut dalam penelitian ini. Di samping itu, pemerintah telah mengeluarkan Keputusan Menteri
Kesehatan RI no 1204MENKESSKX2004 mengenai Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. Dengan adanya Keputusan Menteri ini
akankah membuat karyawan outsourcing yang bekerja di instansi kesehatan akan lebih termotivasi dalam bekerja, dan apakah karyawan yang bekerja di
bidang pendidikan juga akan termotivasi meskipun tidak mempunyai Undang Undang yang mengatur secara khusus.
Dengan uraian di atas, maka peneliti akan melakukan penelitian dengan judul ”MOTIVASI KERJA KARYAWAN OUTSOURCING DI
INSTANSI PEDIDIKAN
DAN INSTANSI
KESEHATAN BERDASARKAN
LINGKUNGAN KERJANYA”
A. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah ada perbedaan motivasi kerja karyawan outsourcing yang bekerja di instansi kesehatan dan instansi pendidikan?
2. a. Apakah ada perbedaan persepsi terhadap lingkungan kerja fisik dari karyawan outsourcing yang bekerja di instansi kesehatan dan
instansi pendidikan? b. Apakah ada perbedaan persepsi terhadap lingkungan kerja non fisik
dari karyawan outsourcing yang bekerja di instansi kesehatan dan instansi pendidikan?
3. Apakah ada hubungan antara persepsi terhadap lingkungan kerja dari karyawan outsourcing dan motivasi kerjanya?
B. BATASAN MASALAH
Faktor yang mempengaruhi terbentuknya suatu motivasi kerja meliputi faktor ekstrinsik dan intrinsik, diantaranya upah, kondisi kerja,
prosedur perusahaan, keamanan kerja, mutu penyeliaan, mutu hubungan personal, pencapaian prestasi, pengakuan, dan lain-lain. Namun, dalam
penelitian ini peneliti hanya akan mengambil faktor kondisi kerja, prosedur perusahaan, mutu penyeliaan, dan mutu hubungan personal;
karena dalam wawancara yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya faktor-faktor tersebut yang berhubungan langsung dengan keadaan
bekerja karyawan outsourcing di perusahaan yang mereka tempati, sehingga merupakan faktor-faktor yang mendominasi motivasi kerja
karyawan outsourcing.
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Mengetahui perbedaan motivasi kerja karyawan outsourcing yang bekerja di instansi kesehatan dan instansi pendidikan.
2. Mengetahui perbedaan persepsi terhadap lingkungan kerja baik fisik maupun non fisik dari karyawan outsourcing yang bekerja di instansi
kesehatan dan instansi pendidikan. 3. Mengetahui hubungan antara persepsi terhadap lingkungan kerja dari
karyawan outsourcing dan motivasi kerjanya.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi perusahaan outsourcing Penelitian ini dapat berguna untuk membantu perusahaan dalam
menempatkan karyawannya di perusahaan pengguna jasa dan memberikan bekal yang sesuai dengan penempatan kerja karyawannya
sehingga dapat memberikan yang terbaik bagi perusahaan klien. 2. Bagi perusahaan pengguna jasa
Penelitian ini dapat bermanfaat dalam penetapan standar kerja yang sesuai dengan perusahaan dan karyawan sehingga dapat menciptakan
tujuan yang sama-sama memuaskan. 3. Bagi peneliti
Penelitian ini dapat berguna bagi peneliti untuk mengetahui keadaan kerja karyawan outsourcing yang sebenarnya, dimana lingkungan kerja
yang dihadapi oleh setiap karyawan outsourcing berbeda meskipun mereka berasal dari satu Perusahaan Outsourcing. Lingkungan kerja
yang berbeda membuat motivasi yang dimunculkan dari diri karyawan outsourcing menjadi beragam.
BAB II TINJAUAN LITERATUR DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
A. Pendahuluan
Dalam bab ini penulis akan memaparkan beberapa kajian pustaka yang akan mendukung tulisan ini. Selain itu penulis akan memberikan
beberapa hipotesis berdasarkan kajian pustaka yang akan dipaparkan. Dewasa ini banyak perusahaan yang memutuskan untuk melakukan
outsourcing. Karena dengan melakukan outsourcing, perusahaan akan mampu mengembangkan suatu strategi persaingan sehingga akan dapat
meningkatkan posisi keuangan mereka di dunia pasar global yang kompetitif. Berdasarkan survei internasional yang dikutip dalam
http:www.telkom.co.idinfomediaoutsourcing akses
03092009, keuntungan outsourcing yang berada 3 urutan atas adalah :
75 dari pelanggan mengatakan bahwa mereka dapat mencapai tujuan outsourcing mereka yaitu : fokus pada core business
mereka.
75 dari pelanggan mengatakan bahwa mereka dapat mencapai tujuan outsourcing mereka yaitu : mengurangi pengeluaran.
65 dari pelanggan mengatakan bahwa mereka dapat mencapai tujuan outsourcing mereka yaitu : meningkatkan proses.
Persaingan dalam dunia bisnis antar perusahaan membuat perusahaan harus berkonsentrasi pada rangkaian proses atau aktivitas penciptaan produk
dan jasa yang terkait dengan kompetensi utamanya. Dengan adanya konsentrasi terhadap kompetensi utama dari perusahaan, akan dihasilkan
sejumlah produk dan jasa berkualitas yang memiliki daya saing di pasaran. Dalam iklim persaingan usaha yang makin ketat, perusahaan berusaha
untuk melakukan efisiensi biaya produksi cost of production. Salah satu solusinya adalah dengan sistem outsourcing, dimana dengan sistem ini
perusahaan dapat menghemat pengeluaran dalam membiayai sumber daya manusia SDM yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan.
B. Pengertian outsourcing
Di bidang ketenagakerjaan, outsourcing dapat diterjemahkan sebagai pemanfaatan tenaga kerja untuk memproduksi atau melaksanakan suatu
pekerjaan oleh suatu perusahaan, melalui perusahaan penyedia atau pengerah tenaga kerja. Ini berarti ada dua perusahaan yang terlibat, yakni
perusahaan yang terlibat menyeleksi, melatih dan mempekerjakan tenaga kerja yang menghasilkan suatu jasa tertentu untuk kepentingan perusahaan
lainnya dan perusahaan yang memanfaatkan keterampilan tersebut dalam proses produksi di perusahaan yang ditempati oleh karyawan outsourcing
tersebut. Dengan demikian perusahaan yang kedua tidak mempunyai hubungan kerja langsung dengan tenaga kerja yang bekerja padanya.
Hubungan ini hanya melalui perusahaan penyedia tenaga kerja http:wangmuba.com20090213tenaga-kerja-outsourcing
akses 30
Agustus 2009.
Menurut Pasal 1601 b KUH Perdata, outsourcing disamakan dengan perjanjian pemborongan pekerjaan
http:wangmuba.com20090213 tenaga-kerja-outsourcing
akses 30 Agustus 2009. Sehingga pengertian outsourcing adalah suatu perjanjian dimana pemborong mengikat diri untuk
membuat suatu kerja tertentu bagi pihak lain yang memborongkan dengan menerima bayaran tertentu dan pihak yang lain yang memborongkan
mengikatkan diri untuk memborongkan pekerjaan kepada pihak pemborong dengan bayaran tertentu. Outsourcing berasal dari kata out yang berarti
keluar dan source yang berarti sumber. Outsourcing menurut Damanik 2006:92 adalah pendelegasian
operasional dan manajemen harian dari suatu proses bisnis kepada pihak luar perusahaan penyedia jasa outsourcing . Melalui pendelegasian maka
pengelolaan tak lagi dilakukan oleh perusahaan, melainkan dilimpahkan kepada jasa outsourcing . Tenaga kerja outsourcing adalah pekerja yang
hubungan kerjanya dengan perusahaan pemakai jasa dibatasi dalam jangka waktu tertentu, misalnya setahun atau dua tahun sesuai dengan waktu yang
diperlukan untuk mengerjakan sesuatu pekerjaan, dimana yang menyalurkan adalah lembaga outsourcing Damanik; 2006:111. Menurut Michael dalam
Damanik 2006:98 tenaga kerja outsourcing adalah alat manajemen untuk mendukung adanya kegiatan dari sasaran bisnis yang berbentuk pekerja
kontrak. Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tenaga kerja
outsourcing adalah pekerja yang hubungan kerjanya dengan pengusaha
dibatasi dalam jangka waktu tertentu, misalnya setahun atau dua tahun sesuai dengan waktu yang diperlukan untuk mengerjakan sesuatu pekerjaan,
dimana yang menyalurkan adalah lembaga outsourcing .
C. Motivasi
1. Pengertian motivasi
Kata motif seringkali diartikan dengan istilah dorongan. Dorongan atau tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani
untuk berbuat. Jadi motif tersebut merupakan suatu driving force yang menggerakkan manusia untuk bertingkah-laku, dan di dalam
perbuatannya itu mempunyai tujuan tertentu. Tidak bisa dipungkiri, setiap tindakan yang dilakukan oleh manusia selalu dimulai dengan
motivasi niat. Untuk lebih memperjelas pembahasan tentang motivasi, berikut
pengertian motivasi menurut beberapa ahli manajemen sumber daya manusia, diantaranya yaitu: menurut Anwar P Mangkunegara
http:asianbrain.com akses 30 Agustus 2009, pengertian motivasi
adalah kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja.
Sedangkan menurut Handoko 2003:252 motivasi adalah keadaan pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk
melakukan kegiatan tertentu guna mencapai tujuan.
Dari pengertian-pengertian motivasi diatas maka dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu keadaan atau kondisi
yang mendorong, merangsang atau menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu atau kegiatan yang dilakukannya sehingga ia dapat
mencapai tujuannya. Motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau
dorongan dan kerja. Oleh sebab itu, motivasi kerja dalam psikologi merupakan pendorong semangat kerja menurut Anoraga 1998:35.
Motivasi kerja merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang atau karyawan untuk melaksanakan usaha atau kegiatan
untuk mencapai tujuan organisasi maupun tujuan individual.
2. Teori motivasi dua faktor Herzberg
– hygiene and motivational.
Banyak teori yang membahas mengenai motivasi, namun dari berbagai teori motivasi yang ada penulis mengambil teori motivasi
Frederich Herzberg atau teori motivator-hygiene. Teori yang dikembangkan oleh Herzberg berlaku mikro yaitu untuk karyawan di
tempat ia bekerja saja, yang menarik dari teori ini adalah bila para pekerja merasa puas dalam pekerjaannya, kepuasan ini didasarkan pada
faktor-faktor yang sifatnya intrinsik. Sebaliknya bila pekerja merasa tidak puas dalam pekerjaannya, ketidakpuasan ini pada umumnya dikaitkan
dengan faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik. Teori yang dikemukakan