Dari pengertian-pengertian motivasi diatas maka dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu keadaan atau kondisi
yang mendorong, merangsang atau menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu atau kegiatan yang dilakukannya sehingga ia dapat
mencapai tujuannya. Motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau
dorongan dan kerja. Oleh sebab itu, motivasi kerja dalam psikologi merupakan pendorong semangat kerja menurut Anoraga 1998:35.
Motivasi kerja merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang atau karyawan untuk melaksanakan usaha atau kegiatan
untuk mencapai tujuan organisasi maupun tujuan individual.
2. Teori motivasi dua faktor Herzberg
– hygiene and motivational.
Banyak teori yang membahas mengenai motivasi, namun dari berbagai teori motivasi yang ada penulis mengambil teori motivasi
Frederich Herzberg atau teori motivator-hygiene. Teori yang dikembangkan oleh Herzberg berlaku mikro yaitu untuk karyawan di
tempat ia bekerja saja, yang menarik dari teori ini adalah bila para pekerja merasa puas dalam pekerjaannya, kepuasan ini didasarkan pada
faktor-faktor yang sifatnya intrinsik. Sebaliknya bila pekerja merasa tidak puas dalam pekerjaannya, ketidakpuasan ini pada umumnya dikaitkan
dengan faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik. Teori yang dikemukakan
oleh Frederich Herzberg lebih dikenal dengan teori motivasi dua motivators factors dan hygiene factors Handoko, 2003:259.
Motivators factors merupakan faktor yang mempunyai pengaruh meningkatkan prestasi atau kepuasan kerja seseorang dalam organisasi.
Sedangkan hygiene factors merupakan faktor pencegah merosotnya semangat kerja. Faktor-faktor pencapaian, penghargaan, pekerjaan itu
sendiri, dan tanggung jawab berhubungan dengan pengalaman memuaskan; sedangkan kebijakan dan administrasi perusahaan, kondisi
kerja, hubungan inter personal, supervisi, dan hubungan dengan pengawas biasanya berhubungan dengan pengalaman tidak memuaskan.
Herzberg memandang bahwa kepuasan kerja berasal dari keberadaan motivator
intrinsik dan
bahwa ketidakpuasan
kerja berasal
dari ketidakberadaan faktor-faktor ekstrinsik Handoko, 2003:260. Faktor-faktor ekstrinsik konteks pekerjaan meliputi :
a. Upah, b. Kondisi kerja,
c. Keamanan kerja, d. Prosedur perusahaan,
e. Mutu penyeliaan atau pengawasan, f. Mutu hubungan interpersonal antar sesama rekan kerja, atasan,
dan bawahan Kepuasan kerja berasal dari keberadaan motivator intrinsik. Adapun
faktor-faktor intrinsik itu meliputi :