KemampuanKoneksi PAI Siswa Pada Tiap Siklus Pembelajaran dengan

44 Gambar 4.18 Grafik Klasifikasi Kemampuan Koneksi PAI Tiap Siswa Pada Siklus I Dari Gambar 4.18 terlihat bahwa kemampuan koneksi PAI untuk seluruh siswa pada siklus I terlihat sangat baik, ini ditunjukan dengan hanya terdapat 3 orang yang tidak memenuhi ketuntasan belajar yaitu nina nuraeni, shahril sidiq dan sri mulyani. 2. Siklus II Pada akhir pembelajaran siklus II diadakan tes formatif untuk mengetahui kemampuan koneksiPAI siswa.Adapun hasil tes formatif pada siklus II disajikan pada Tabel 4.8. Tabel 4.8 Kemampuan Koneksi PAI Siswa pada Siklus II UKURAN KONEKSI PAI SISWA JUMLAH SISWA KRITERIA PENILAIAN 90  A  100 4 Sangat Tinggi 70  B 90 5 Tinggi 50  C 70 13 Cukup 40  D 50 Rendah  E 40 1 Sangat Rendah 50 100 P erse ntase Kone ksi Koneks PAI tiap Siswa pada siklus I 45 Gambar 4.19 Grafik Klasifikasi Kemampuan PAI Seluruh Siswa Pada Siklus II Dari Tabel 4.8diperoleh informasi bahwa ada 4 orang siswa mendapat nilai sangat tinggi, 5 orang mendapat nilai tinggi, 13 orang mendapat nilai cukup, 0 orang mendapat nilai rendah dan 3 orang yang mendapat nilai sangat rendah. Untuk rata-rata kemampuan koneksiPAI siswa pada siklus II adalah 79,45. Pada Gambar 4.19 ditunjukkan grafik klasifikasi kemampuan koneksiPAIseluruh siswa. Pada siklus ini, terlihat jelas peningkatan koneksi PAI siswa, dari jumlah 23 siswa terdapat 21 siswa yang dinyatakan telah tuntas belajar karena telah memenuhi standar ketuntasan belajar yaitu siswa mampu mengerjakan soal dengan nilai ≥ 65 dan 2 orang tidak memenuhi ketuntasan belajar karena tidak memenuhi kriteria belajar tuntas yaitu siswa mampu mengerjakan soal 65.Jumlah tersebut dapat di lihat dalam bentuk Tabel 4.9. Tabel 4.9 Kriteria Ketuntasan belajar Siswa pada Siklus II Kriteria Jumlah Siswa Persentase Siswa yang mengerjakan soal ≥ 65 21 Orang 91,3 Siswa yang mengerjakan soal 65 2 Orang 8,69 5 10 15 Sangat Tinggi Tinggi Cukup RendahSangat Rendah kemampuan koneksi PAI siswa siklus II 46 Dari Tabel 4.9, terlihat bahwa kelas dinyatakan telah tuntas belajar secara klasikal karena telah memenuhi kriteria belajar tuntas yaitu penguasan konsep koneksi PAI mencapai 91,3 dari jumlah seluruh siswa. Adapun nilai koneksi PAI tiap siswa pada siklus II dapat dilihat pada Gambar 4.20 berikut. Gambar 4.20 Grafik Klasifikasi Kemampuan Koneksi PAI Tiap Siswa Pada Siklus II Dari Gambar 4.20 terlihat bahwa kemampuan koneksi PAI untuk seluruh siswa pada siklus II terlihat mengalami peningktan, ini ditunjukan dengan hanya terdapat 2 orang yang tidak memenuhi ketuntasan belajar yaitu nina nuraeni, dan sri mulyani. 3. Siklus III Pada akhir pembelajaran siklus III diadakan tes formatif untuk mengetahui kemampuan koneksiPAI siswa.Adapun hasil tes formatif pada siklus III disajikan pada Tabel 4.10. 20 40 60 80 100 Koneksi PAI tiap Siswa pada siklus II P erse ntase Kone ksi 47 Tabel 4.10 Kemampuan Koneksi PAI Siswa pada Siklus III UKURAN KONEKSI PAI SISWA JUMLAH SISWA KRITERIA PENILAIAN 90  A  100 4 Sangat Tinggi 70  B 90 5 Tinggi 50  C 70 13 Cukup 40  D 50 Rendah  E 40 1 Sangat Rendah Dari Tabel 4.10diperoleh informasi bahwa ada 4 orang siswa mendapat nilai sangat tinggi, 5 orang mendapat nilai tinggi, 13 orang mendapat nilai cukup, 0 orang mendapat nilai rendah dan 3 orang yang mendapat nilai sangat rendah. Untuk rata-rata kemampuan koneksiPAI siswa pada siklus III adalah 79,45.Pada Gambar 4.21 ditunjukkan grafik klasifikasi kemampuan koneksiPAI siswa. Gambar 4.21 Grafik Klasifikasi Kemampuan Koneksi PAI Seluruh Siswa Pada Siklus III Pada siklus ini, tidak ada perbedaan dengan siklus sebelumnya, yaitu terdapat 21 siswa yang dinyatakan telah tuntas belajar dan 2 orang tidak 2 4 6 8 10 12 14 Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah kemampuan koneksi PAI siswa siklus III 48 memenuhi ketuntasan belajar. Jumlah tersebut dapat di lihat dalam bentuk Tabel 4.11. Tabel 4.11 Kriteria Ketuntasan belajar Siswa pada Siklus III Kriteria Jumlah Siswa Persentase Siswa yang mengerjakan soal ≥ 65 21 Orang 91,3 Siswa yang mengerjakan soal 65 2 Orang 8,69 Dari Tabel 4.11 terlihat bahwa kelas dinyatakan telah tuntas belajar secara klasikal karena telah memenuhi kriteria belajar tuntas yaitu penguasan konsep koneksi PAI mencapai 91,3 dari jumlah seluruh siswa. Adapun nilai koneksi PAI tiap siswa pada siklus III dapat dilihat pada Gambar 4.22 berikut. Gambar 4.22 Grafik Klasifikasi Kemampuan Koneksi PAI Tiap Siswa Pada Siklus III Dari Gambar 4.22 terlihat bahwa kemampuan koneksi PAI untuk seluruh siswa pada siklus III terlihat masih stabil kerena tidak ada peningkatan ataupun penurunan, ini ditunjukan dengan hanya terdapat 2 orang yang tidak memenuhi ketuntasan belajar yaitu nina nuraeni, dan sri mulyani. Sri mulyani tidak 50 100 Koneksi PAI tiap Siswa pada siklus III P erse n tas e Ko n ek si 49 memenuhi ketuntasan belajar karena siswa tersebut tidak mengikuti pelajaran dan test formatif dikarenakan sakit.

D. Kemampuan KoneksiPAI Siswa Setelah Mengikuti Seluruh Siklus

Pembelajaran Setelah seluruh pembelajaran selesai, maka dilaksanakan post testsebagai acuan untuk mengukur kemampuan koneksi PAI siswa juga sebgai tolak ukur sejauh mana keberhasilan sebuah stratgi pembelajaran kooperatif lightening the learning climatedalam pembelajaran di sekolah khususnya di sekolah yang penulis jadikan tempat penelitian yaitu di SD PUI Lebaksirna. Adapun hasil posttest tersebut dapat di lihat pada Tabel 4.12. Tabel 4.12.Kemampuan Koneksi PAI Siswa pada posttest UKURAN KONEKSI PAI SISWA JUMLAH SISWA KRITERIA PENILAIAN 90  A  100 6 Sangat Tinggi 70  B 90 8 Tinggi 50  C 70 8 Cukup 40  D 50 1 Rendah  E 40 Sangat Rendah Gambar 4.23 Grafik Klasifikasi Kemampuan Koneksi PAI Seluruh Siswa Pada Postest 2 4 6 8 Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah kemampuan koneksi PAI siswa pada posttest P erse n tas e Ko n ek si 50 Dari Tabel 4.12diperoleh informasi bahwa ada 6 orang siswa mendapat nilai sangat tinggi, 8 orang siswa mendapat nilai tinggi, 8 orang siswa mendapat nilai cukup, 1 orang siswa mendapat nilai rendah dan tidak ada siswa yang mendapat nilai sangat rendah. Untuk rata-rata kemampuan koneksi PAI siswa pada posttest adalah 82,71. Pada Gambar 4.23 ditunjukkan grafik klasifikasi kemampuan koneksi PAI seluruh siswa. Pada posttest, terlihat bahwa dari jumlah 23 siswa terdapat 22 siswa yang dinyatakan telah tuntas belajar dan 1 orang tidak memenuhi ketuntasan belajar. Jumlah tersebut dapat di lihat dalam bentuk Tabel 4.13. Tabel 4.13 Kriteria Ketuntasan Belajar Siswa pada Posttest Kriteria Jumlah Siswa Persentase Siswa yang mengerjakan soal ≥ 65 22 Orang 95,65 Siswa yang mengerjakan soal 65 2 Orang 8,69 Dari Tabel 4.13 diperoleh informasi bahwa siswa yang tuntas sebanyak 22 siswa dan 2 siswa tidak tuntas pada post test. Sehingga ketuntasan belajar pada post test sebesar 91,3. Berdasarkan hasil diskusi dengan guru- guru lain di sekolah, menerangkan bahwa persentase ketuntasan belajar ≥ 85, maka pembelajaran berhasil sukses dalam proses belajar mengajar melalui model pembelajaran kooperatif lightening the larning climate. Adapun nilai koneksi PAI tiap siswa pada posttest dapat dilihat pada Gambar 4.24 berikut. 51 Gambar 4.24 Grafik Klasifikasi Kemampuan Koneksi PAI Tiap Siswa Pada Posttest Dari Gambar 4.24 terlihat bahwa kemampuan koneksi PAI untuk seluruh siswa pada post test terlihat mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Ini ditunjukan dengan hanya terdapat 1 orang yang tidak memenuhi ketuntasan belajar yaitu sri mulyani. Adapun perkembangan kemampuan koneksi PAI siswa dapat dilihat dari perkembangan kemampuan koneksi PAI siswa. Secara keseluruhan perkembangan kemampuan pemahaman PAI siswa tiap siklus disajikan pada Tabel 4.14 berikut. Tabel 4.14Perkembangan Koneksi PAI Seluruh Siswa Tiap Siklus Ukuran Koneksi PAI Siswa Jumlah Siswa Kriteria Penilaian I II III Post Test 90 A ≤ 100 5 4 4 6 Sangat Baik 75 B ≤ 90 6 5 5 8 Baik 55 C ≤ 75 10 13 13 8 Cukup 40 D ≤ 55 1 Rendah 0 E ≤ 40 2 1 1 Sangat Rendah 50 100 kemampuan koneksi PAI tiap siswa pada posttest P erse ntase Kone ksi

Dokumen yang terkait

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN LIGHTENING THE Penerapan Strategi Pembelajaran Lightening The Learning Climate Dalam Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas V SD Negeri Karungan 1 Plupuh Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 3 18

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN LIGHTENING THE Penerapan Strategi Pembelajaran Lightening The Learning Climate Dalam Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas V SD Negeri Karungan 1 Plupuh Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 2 13

PENERAPAN STRATEGI LIGHTENING THE LEARNING CLIMATE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA Penerapan Strategi Lightening The Learning Climate Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Kelas IV SD Negeri P

0 4 16

PENERAPAN STRATEGI LIGHTENING THE LEARNING CLIMATE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA Penerapan Strategi Lightening The Learning Climate Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Kelas IV SD Negeri P

0 1 10

PENERAPAN METODE LIGHTENING THE LEARNING CLIMATEUNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PKn Penerapan Metode Lightening The Learning Climate Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Pkn Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 3 Mojoagung Kecamatan Karangrayung Kabupate

0 1 16

PENERAPAN METODE LIGHTENING THE LEARNING CLIMATEUNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PKn Penerapan Metode Lightening The Learning Climate Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Pkn Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 3 Mojoagung Kecamatan Karangrayung Kabupaten

1 6 15

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LIGHTENING THE LEARNING Penerapan Model Pembelajaran Lightening The Learning Climate Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Ipa Siswa Kelas IV SD Negeri Karangtengah 02 Tahun Ajaran 2012/2013.

0 0 14

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN METODE PROBLEM BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Dengan Metode Problem Based Learning (PBL) pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas V SD Negeri I Gunung

0 0 16

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN LIGHTENING THE LEARNING CLIMATE PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN LIGHTENING THE LEARNING CLIMATE (PTK di Kelas VII Semester II SMP N 3 BULU Tahun Aj

0 0 18

PENERAPAN METODE LIGHTENING THE LEARNING CLIMATE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn KELAS IV Penerapan Metode Lightening The Learning Climate Untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKN Kelas IV SD Negeri 4 Mangin Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan Ta

0 0 16