Instrumen Penelitian METODE PENELITIAN

17 Tabel 3.2. Kriteria Validitas No Indeks Validitas 1  Sangat Tinggi 2  Tinggi 3  Cukup 4  Rendah 5  Sangat Rendah 4. Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui handal atau ajeg tidaknya instrumen penelitian yang digunakan. Untuk menghitung reliabilitas tes soal uraian rumus yang digunakan adalah rumus Alpha menurut Suherman dan sukjaya sebagai berikut:                   2 2 11 1 1 t i n n r   Keterangan: r 11 = reliabilitas yang di cari n = banyak butir tes ∑ = jumlah varian skor tiap-tiap item 2 t  = varians total. 4 Tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas alat evaluasi menurut Guilford 5 dapat dilihat pada tabel 3.3: Tabel 3.3. Klasifikasi Derajat Reliabilitas Reliabilitas Interpretasi r 11 ≤ 0,20 Derajat reliabilitas sangat rendah 0,20 r 11 ≤ 0,40 Derajat reliabilitas rendah 0,40 r 11 ≤ 0,60 Derajat reliabilitas sedang 0,60 r 11 ≤ 0,80 Derajat reliabilitas tinggi 0,80 r 11 ≤ 1,00 Derajat reliabilitas sangat tinggi 4 Suherman, dkk , Petunjuk Praktis untuk Melaksanakan Penelitian, Bandung: Wijaya Kusuma, 1990 h.177 5 Suherman, dkk , Petunjuk Praktis untuk Melaksanakan Penelitian, Bandung: Wijaya Kusuma, 1990 h.177 18 5. Daya Beda DB Analisis daya pembeda tiap butir soal bertujuan untuk mengetahui suatu soal dalam membedakan siswa yang tergolong tinggi, sedang, atau rendah prestasinya. Semakin besar daya pembeda suatu butir soal maka semakin baik pula soal tersebut. Untuk mengetahui indeks daya pembeda soal tersebut rumus yang digunakan adalah: NA x SMI X X D B A B     _ _ Keterangan : B D = Daya Beda.  A X = Jumlah jawaban siswa kelompok atas  A X = Jumlah jawaban siswa kelompok bawah SMI = Skor Maksimal ideal NA = Banyak Tes Klasifikasi interpretasi daya pembeda digunakan kriteria sebagai berikut : Tabel 3.4. Klasifikasi Daya Pembeda Angka Daya Pembeda Interpretasi DP ≤ 0,00 0,00 DP ≤ 0,20 0,20 DP ≤ 0,40 0,40 DP ≤ 0,70 0,70 DP ≤ 1,00 Sangat jelek Jelek Cukup Baik Sangat baik 6. Tingkat Kesukaran Untuk mengetahui kesukaran tiap butir soal digunakan rumus sebagai berikut: NA x SMI X IK A   _ Keterangan: 19 IK = Indeks kesukaran ⃐ = Banyaknya siswa yang menjawab benar SMI = jumlah seluruh siswa peserta tes NA = Banyak tes. Tolak ukur untuk menginterpretasikan daya beda digunakan kriteria 6 sebagaimana disajikan pada tabel 3.5: Tabel 3.5. Kriteria tingkat Kesukaran Angka Kriteria Soal sangat sukar ≤ Soal sukar ≤ Soal sedang ≤ Soal mudah = Soal sangat mudah

E. Teknik Analisa Data

1. Teknik Analisis Data Teknik memperoleh data dilakukan melalui observasi lapangan dan, tes. Antara lain dengan cara: a. Mengobservasi Guru dan Siswa Analisis ini di gunakan untuk mengetahui proses belajar mengajar PAI dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif Lightening The Learning Climate yang meliputi aktivitas guru dan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Analisis ini untuk menjawab rumusan masalah no 1. Dari hasil aktifitas guru kemudian dianalisis untuk diperbaiki pada pembelajaran selanjutnya. Adapun hasil observasi siswa secara individu dihitung dengan cara menjumlahkan aktifitas yang muncul, untuk setiap aktifitas tersebut dihitung rata- ratanya, dengan rumus sebagai berikut: Aktivitas Siswa dalam KBM 6 Suherman, dkk , Petunjuk Praktis untuk Melaksanakan Penelitian, Bandung: Wijaya Kusuma, 1990 h. 20 b. Analisis Tes Kemampuan Koneksi PAI Siswa Untuk mengetahui kemampuan Koneksi PAI siswa selama proses pembelajaran melalui penerapan strategi pembelajaran kooperatif Lightening The Learning Climate, dilakukan analisis tes kemampuan koneksi PAI PAI yang terdiri dari : tes pada setiap akhir siklus tes formatif dan post test. Tes tiap siklus tes formatif dan post test dianalisis dengan berpedoman pada kunci jawaban dan kriteria penilaian dari Komala 7 seperti terlihat Pada Tabel 3.6. Tes tiap siklus tes formatif dan post test dianalisis dengan menggunakan kriteria belajar tuntas, yaitu seorang siswa dinyatakan telah tuntas belajar jika penguasaan konsepnya mencapai 65 dan sebuah kelas dinyatakan telah tuntas belajar secara klasikal jika 85 dari jumlah siswa kelas itu telah mencapai penguasaan konsep 65 8 . Langkah selanjutnya adalah mengubah skor mentah yang diperoleh siswa kedalam bentuk presentase berdasarkan rumus berikut: Persentase ketercapaian individu = 100 Persentase ketercapaian klasikal = 100 Tabel 3.6. Kriteria Penilaian Koneksi PAI Respon Siswa Tehadap Soal Skor Tidak ada jawabanmenjawab tidak sesuai dengan pertanyaan atau tidak ada yang benar Jawaban salah tetapi ada alasan 1 Hanya sebagian aspek dari pertanyaan dijawab dengan benar 2 Hampir semua aspek dari pertanyaan dijawab dengan benar 3 Semua aspek pertanyaan dijawab dengan lengkapjelas dan benar 4 Sedangkan untuk mengklasifikasi kualitas kemampuan koneksi PAI siswa, peneliti menggunakan sistem PAP skala lima 9 yang dapat dilihat pada table 3.7. 7 Komala, Skipsi Bandung: UIN SGD Bandung, 2005 h.20 8 Endang Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007 h.99 9 Suherman, dkk , Petunjuk Praktis untuk Melaksanakan Penelitian, Bandung: Wijaya Kusuma, 1990 h.272 21 Tabel 3.7 .Klasifikasi Kualitas Kemampuan Koneksi PAI Siswa Rentang Nilai Klasifikasi 90 X 100 Sangat Tinggi 75 X 90 Tinggi 55 X 75 Cukup 40 X 55 Rendah 40 Sangat Rendah

Dokumen yang terkait

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN LIGHTENING THE Penerapan Strategi Pembelajaran Lightening The Learning Climate Dalam Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas V SD Negeri Karungan 1 Plupuh Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 3 18

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN LIGHTENING THE Penerapan Strategi Pembelajaran Lightening The Learning Climate Dalam Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas V SD Negeri Karungan 1 Plupuh Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 2 13

PENERAPAN STRATEGI LIGHTENING THE LEARNING CLIMATE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA Penerapan Strategi Lightening The Learning Climate Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Kelas IV SD Negeri P

0 4 16

PENERAPAN STRATEGI LIGHTENING THE LEARNING CLIMATE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA Penerapan Strategi Lightening The Learning Climate Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Kelas IV SD Negeri P

0 1 10

PENERAPAN METODE LIGHTENING THE LEARNING CLIMATEUNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PKn Penerapan Metode Lightening The Learning Climate Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Pkn Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 3 Mojoagung Kecamatan Karangrayung Kabupate

0 1 16

PENERAPAN METODE LIGHTENING THE LEARNING CLIMATEUNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PKn Penerapan Metode Lightening The Learning Climate Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Pkn Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 3 Mojoagung Kecamatan Karangrayung Kabupaten

1 6 15

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LIGHTENING THE LEARNING Penerapan Model Pembelajaran Lightening The Learning Climate Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Ipa Siswa Kelas IV SD Negeri Karangtengah 02 Tahun Ajaran 2012/2013.

0 0 14

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN METODE PROBLEM BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Dengan Metode Problem Based Learning (PBL) pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas V SD Negeri I Gunung

0 0 16

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN LIGHTENING THE LEARNING CLIMATE PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN LIGHTENING THE LEARNING CLIMATE (PTK di Kelas VII Semester II SMP N 3 BULU Tahun Aj

0 0 18

PENERAPAN METODE LIGHTENING THE LEARNING CLIMATE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn KELAS IV Penerapan Metode Lightening The Learning Climate Untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKN Kelas IV SD Negeri 4 Mangin Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan Ta

0 0 16