Kelelahan Kerja Pada Pekerja Di Hotel Patra Dumai Tahun 2008

(1)

KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA

DI HOTEL PATRA DUMAI

TAHUN 2008

SKRIPSI

Oleh :

NIM 041000291

RESAYANA

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2008


(2)

KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA

DI HOTEL PATRA DUMAI

TAHUN 2008

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh:

NIM 041000291

RESAYANA

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(3)

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi Dengan Judu l :

KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA

DI HOTEL PATRA DUMAI

TAHUN 2008

Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh :

NIM. 041000291

RESAYANA

Telah Diuji Dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Pada Tanggal 18 Desember 2008 Dan

Dinyatakan telah memenuhi Syarat Untuk Diterima Tim Penguji

Ketua Penguji Penguji I

Dra. Lina Tarigan, Apt.,MS Ir. Kalsum, M.Kes

NIP. 131803345 NIP. 131964120

Penguji II Penguji III

dr. Halinda Sari Lubis, M.KKK

NIP. 132148541 NIP. 131655401

dr. Mhd. Makmur Sinaga, MS

Medan, Desember 2008 Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara Dekan

NIP. 131124053 dr. Ria Masniari Lubis, MSi


(4)

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA SKRIPSI, 18 DESEMBER 2008

ABSTRAK RESAYANA

KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA DI HOTEL PATRA DUMAI TAHUN 2008

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelelahan kerja pada pekerja di Hotel Patra Dumai Tahun 2008 dengan jenis penelitian deskriptif. Sampel adalah 82 orang pekerja di Hotel Patra Dumai pada Departemen Food and Beverage, House Keeping, Front Office, Personnel, Acctant dan Engineering. Alat ukur untuk mengetahui kelelahan kerja secara subyektif menggunakan Kuesioner Alat Ukur Perasaan Kelelahan Kerja (KAUPK2).

Dari hasil penelitian diperoleh yang mengalami kelelahan dengan kategori lelah sebanyak 28 orang (34,1 %), kategori sangat lelah sebanyak 8 orang (9,8 %) dan pada kategori kurang lelah sebanyak 1 orang (1,2 %) terdapat pada Departemen Food & Beverage. Keluhan kesehatan yang paling banyak dialami oleh pekerja Hotel Patra Dumai adalah pegal pada tangan dan berat pada kaki yaitu paling banyak dialami pada Departemen Food & Beverage di bagian waiter dan waitress.

Untuk mengurangi kelelahan pada pekerja di Hotel Patra Dumai adalah dengan melakukan relaksasi ringan seperti melakukan peregangan pada otot tubuh yang terasa sakit dengan melakukan gerakan kecil, seperti menggerakkan kepala, tangan, kaki, dan badan sesuai dengan gerakan senam.


(5)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Resayana

Tempat/Tanggal Lahir : Dumai / 23 Januari 1987

Agama : Kristen Protestan

Status : Belum Kawin

Jumlah Bersaudara : 5 orang

RIWAYAT PENDIDIKAN

1. TK Tunas Harapan I Dumai – Riau : 1990 – 1992 2. SD Santo Tarcisius Dumai – Riau : 1992 – 1998 3. SLTP Santo Tarcisius Dumai – Riau : 1998 – 2001

4. SMU Negeri 1 Dumai – Riau : 2001 – 2004


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA DI HOTEL PATRA DUMAI TAHUN 2008 “ ini dapat terselesaikan.

Penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat yang ditetapkan untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga selesainya skripsi ini, terutama pada Ibu Dra. Lina Tarigan, Apt. MS selaku Dosen Pembimbing I, dan Ibu Kalsum, M.Kes selaku Dosen Pembimbing II, yang telah banyak memberikan bimbingan, waktu, masukan serta arahan yang bermanfaat selama penulis menyelesaikan skripsi ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tidak terhingga kepada :

1. Ibu dr. Ria Masniari Lubis, MSi selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Alam Bakti, M.Kes selaku Dosen Pembimbing Akademik selama mengikuti perkuliahan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

3. Seluruh dosen Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang telah

membantu dalam penyelesaian pendidikan dan skripsi ini.

4. Seluruh Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis selama mengikuti perkuliahan.

5. Bapak Annora Arsan, SE selaku E.A. Manager Hotel Patra Dumai yang telah memberikan bantuan dan kerja samanya kepada penulis selama melakukan penelitian, juga kepada seluruh pekerja hotel yang telah bersedia ikut serta dalam penelitian ini.


(7)

hentinya serta dukungan baik moril maupun materil kepada penulis sehingga dapat terselesainya penulis dalam menempuh pendidikan.

7. Buat abangku Robi Liasta Bangun, kakakku Rusti Novita Bangun dan Yati Oktarina Bangun, yang banyak memberikan semangat, motivasi, doa dan berbagai macam nasehat yang diberikan kepada penulis, buat kembaranku Rosalina Bangun yang selalu menemaniku dan tak henti-hentinya mengingatkan penulis dalam mengerjakan skripsi ini, serta bang Riko yang selalu memberikan doa, semangat, perhatian dan kesabarannya kepada penulis.

8. Buat sahabatku : Asri, Fitri, Mala dan teman peminatan K3 stambuk 2004 yang heboh, mizz u all.

Akhir kata, semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan berkat-Nya kepada kita semua, dan penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Amin

Medan, Desember 2008


(8)

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK ………….………. i

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ……… ii

KATA PENGANTAR ………... iii

DAFTAR ISI ………..………. v

DAFTAR TABEL ……… vii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ………... 1

1.2. Perumusan Masalah ……….. 3

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum ………. 3

1.3.2. Tujuan Khusus ……… 4

1.4. Manfaat Penelitian ………. 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kelelahan Kerja 2.1.1. Teoritis Kelelahan Kerja ………….……….5

2.1.2. Jenis Kelelahan Kerja ……….7

2.1.3. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Timbulnya Kelelahan …….8

2.1.4. Kerja Otot Statis ………11

2.1.5. Proses Terjadinya Kelelahan ……….12

2.1.6. Akibat Kelelahan ………...15

2.1.7. Pengukuran Kelelahan Kerja ………...….……….15

2.2. Hotel 2.2.1. Teoritis Hotel ………17

2.2.2. Jenis Hotel ………18


(9)

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian ………..25

3.2. Lokasi dan waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi ……….25

3.2.2. Waktu ……….25

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1. Populasi ………..25

3.3.2. Sampel ………25

3.4. Metode Pengumpulan Data ………...26

3.5. Defenisi Operasional ……….26

3.6. Instrumen Penelitian ………...27

3.7. Pengolahan dan Penyajian dan Data ………..28

BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaaan ………29

4.1.1. Sejarah Perusahaan ……….. 29

4.1.2. Visi dan Misi Perusahaan ………. 29

4.1.3. Jenis Pekerja, Shift kerja, dan Periode Istirahat ……… 30

4.1.4. Upah, Tunjangan Hari Raya Keagamaan, dan Bonus …………31

4.1.5. Cuti Tahunan, Cuti Hamil ……….31

BAB 5 PEMBAHASAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ………..46

6.2. Saran ……….46

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Hal

Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik di Hotel Patra

Dumai Tahun 2008 ……….…...… 32 Tabel 2. Distibusi Responden Menurut Departemen di Hotel Patra Dumai Tahun 2008 ………... 33 Tabel 3. Hasil Pengukuran Kuesioner Alat Ukur Perasaan Kelelahan Kerja Pada Pekerja di Departemen Food and Beverage, House Keeping, Front Office, Engineering, Personnel, dan Acctant di

Hotel Patra Dumai Tahun 2008 ……… 35


(11)

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA SKRIPSI, 18 DESEMBER 2008

ABSTRAK RESAYANA

KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA DI HOTEL PATRA DUMAI TAHUN 2008

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelelahan kerja pada pekerja di Hotel Patra Dumai Tahun 2008 dengan jenis penelitian deskriptif. Sampel adalah 82 orang pekerja di Hotel Patra Dumai pada Departemen Food and Beverage, House Keeping, Front Office, Personnel, Acctant dan Engineering. Alat ukur untuk mengetahui kelelahan kerja secara subyektif menggunakan Kuesioner Alat Ukur Perasaan Kelelahan Kerja (KAUPK2).

Dari hasil penelitian diperoleh yang mengalami kelelahan dengan kategori lelah sebanyak 28 orang (34,1 %), kategori sangat lelah sebanyak 8 orang (9,8 %) dan pada kategori kurang lelah sebanyak 1 orang (1,2 %) terdapat pada Departemen Food & Beverage. Keluhan kesehatan yang paling banyak dialami oleh pekerja Hotel Patra Dumai adalah pegal pada tangan dan berat pada kaki yaitu paling banyak dialami pada Departemen Food & Beverage di bagian waiter dan waitress.

Untuk mengurangi kelelahan pada pekerja di Hotel Patra Dumai adalah dengan melakukan relaksasi ringan seperti melakukan peregangan pada otot tubuh yang terasa sakit dengan melakukan gerakan kecil, seperti menggerakkan kepala, tangan, kaki, dan badan sesuai dengan gerakan senam.


(12)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan di bidang kesehatan pada hakekatnya merupakan bagian Integral dari pembangunan kesejahteraan bangsa secara berkesinambungan, terus menerus dilakukan oleh bangsa Indonesia untuk menggapai cita-cita luhur yakni terciptanya masyarakat yang adil dan makmur baik spiritual maupun material. GBHN 1999 mengamanatkan perlunya meningkatkan mutu sumber daya manusia dan lingkungan yang saling mendukung melalui pendekatan paradigma sehat, dengan memberikan prioritas pada upaya peningkatan kesehatan, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, dan rehabilitasi. Pokok-pokok pemikiran dalam GBHN tersebut merupakan dasar untuk mengembangkan rencana pembangunan Indonesia sehat 2010. 1)

Keterlibatan manusia khususnya tenaga kerja dalam proses pembangunan semakin meningkat. Agar tenaga kerja menjadi sehat dan produktif maka peranan kesehatan dan keselamatan kerja semakin menjadi penting, hal ini didukung pula oleh perkembangan jangkauan pembangunan ke semua sektor ekonomi, termasuk sektor informal, tradisional dan sektor industri kecil. 2)

Pembangunan ekonomi berbasis pada pemberdayaan SDM yang produktif. SDM menjadi pusat perhatian karena merupakan modal dasar pembangunan dan kekuatan potensial dalam kegiatan ekonomi tenaga kerja yang merupakan subjek dan objek pembangunan yang menentukan harus benar-benar dilindungi haknya. Oleh karena itu diperlukan upaya-upaya peningkatan derajat kesehatan agar menghasilkan tenaga kerja yang sehat dan produktif. 3)


(13)

Pada dasarnya semua jenis pekerjaan akan menghasilkan kelelahan kerja. Kelelahan kerja akan menurunkan kinerja dan menambah tingkat kesalahan kerja. Meningkatnya kesalahan kerja akan memberikan peluang terjadinya kecelakaan kerja dalam industri. 5)

Sikap tubuh dalam bekerja harus merupakan sikap tubuh yang alami tidak dipaksakan dan tidak canggung, sehingga dicapai efisiensi dan produktifitas kerja yang optimal dan memberikan kenyamanan waktu bekerja. Dengan demikian selalu diusahakan agar semua pekerjaan dilakukan dalam sikap yang ergonomis dan hukum di Indonesia sendiri mempersyaratkan bahwa “pekerjaan harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan ketegangan otot, kelelahan yang berlebihan, dan bahaya-bahaya kesehatan lainnya.” 7)

Hotel salah satu bentuk industri, mempunyai tujuan untuk mendapatkan keuntungan dengan menghasilkan produk-produk dan jasa. Sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan tamu, hotel menyediakan fasilitas dan sarana-sarananya. Sarana-sarana yang diberikan hotel kepada tamu antara lain: kamar, makanan, minuman, hiburan, transportasi dan rekreasi. Sebagai industri yang bergerak di bidang jasa, kepuasan tamu merupakan tujuan utama selain keuntungan (profit). Salah satu Hotel yang ada di kota Dumai adalah Hotel Patra tempat penulis mengadakan penelitian.

Dengan berdirinya hotel maka akan dapat memenuhi kebutuhan tamu, sebagai tempat tinggal sementara selama berada jauh dari tempat asalnya.Menurut Surat Keputusan Menteri Perhubungan No. 241 H/1970, Hotel adalah perusahaan yang menyediakan jasa dalam bentuk penginapan (akomodasi) serta menyediakan


(14)

hidangan dan fasilitas lain untuk umum yang memenuhi syarat comfort (nyaman) dan bertujuan komersial. (Aan Surachlan dimyati, S.H., 1992;31). 16)

Secara langsung juga dengan berdirinya hotel maka akan menyerap tenaga kerja dengan beragam jenis pekerjaan. Selama melakukan pekerjaannya maka merupakan kewajiban bagi pekerja tersebut agar senantiasa siap sedia melayani tamu. Dari survey pendahuluan yang dilakukan oleh penulis di Hotel Patra Dumai dimana melalui wawancara yang dilakukan terhadap beberapa orang didapati adanya beberapa keluhan kesehatan seperti pegal pada kaki, tangan dan leher, sakit pinggang, sakit pada bahu dan disertai pusing. Dengan adanya keluhan tersebut sehingga mereka merasa cepat lelah dan menimbulkan keluhan subyektif.

Berdasarkan keluhan-keluhan yang mengindikasikan adanya kelelahan kerja yang dirasakan oleh pekerja di Hotel Patra Dumai, sehingga penulis berminat untuk melakukan penelitian tentang gambaran kelelahan kerja pada pekerja di Hotel Patra Dumai tahun 2008.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada latar belakang maka dirumuskan masalah yaitu belum diketahuinya gambaran kelelahan kerja pada pekerja di Hotel Patra Dumai tahun 2008.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran kelelahan kerja pada pekerja di Hotel Patra Dumai tahun 2008.


(15)

1.3.2. Tujuan Khusus

a) Untuk mengetahui tingkat kelelahan kerja pada pekerja di departemen Food and Beverage, House Keeping, Front Office, Personnel, Acctant dan Engineering di Hotel Patra Dumai tahun 2008.

b) Untuk mengetahui keluhan kesehatan yang dialami pekerja di Hotel Patra Dumai tahun 2008.

1.4. Manfaat Penelitian

a) Sebagai masukan kepada pihak perusahaan mengenai masalah kelelahan kerja yang dialami pekerja sebagai upaya peningkatan derajat kesehatan pekerja di Hotel Patra Dumai.

b) Sebagai penambah wawasan dan pengetahuan kepada penulis khususnya bidang ergonomi yakni kelelahan kerja.


(16)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kelelahan Kerja

2.1.1 Teoritis Kelelahan Kerja

Ada beberapa teori kelelahan kerja yakni :

a. Kelelahan kerja merupakan proses menurunnya efisiensi, performans kerja, dan berkurangnya kekuatan/ketahanan fisik tubuh untuk terus melanjutkan kegiatan yang harus dilakukan. Ada beberapa macam kelelahan yang dikenal dan diakibatkan oleh faktor-faktor yang berbeda seperti :

- Lelah otot, yang dalam hal ini bisa dilihat dalam bentuk munculnya gejala kesakitan yang amat sangat ketika otot harus menerima beban yang berlebihan.

- Lelah visual, yaitu lelah yang diakibatkan ketegangan yang terjadi pada organ visual (mata). Mata yang terkonsentrasi secara terus menerus pada suatu obyek (layar monitor) – seperti yang dialami oleh operator komputer misalnya – akan terasa lelah. Cahaya yang terlalu kuat yang mengenai mata juga akan bisa menimbulkan gejala yang sama.

- Lelah mental, dimana dalam kasus ini datangnya kelelahan bukan diakibatkan secara langsung oleh aktivitas fisik, melainkan lewat kerja mental (proses berpikir sebagai contoh). Lelah mental ini seringkali pula disebut sebagai lelah otak.

-Lelah monotonis, adalah sejenis kelelahan yang disebabkan oleh aktivitas kerja yang sangat menjemukan. 8)


(17)

b. Kelelahan kerja (Job Burnout) adalah sejenis stress yang banyak dialami oleh orang-orang yang bekerja dalam pekerjaan-pekerjaan pelayanan terhadap manusia lainnya, seperti perawatan kesehatan, pendidikan, kepolisian, keagamaan dan sebagainya. Konsekuensi kelelahan kerja adalah memburuknya hubungan si pekerja dengan rekan kerja lainnya. Suatu studi mengenai kesehatan mental pekerja menemukan bahwa orang-orang yang mengalami perasaan tidak simpatik terhadap kliennya atau konsumen yang dilayaninya juga banyak menceritakan hal-hal buruk tentang kliennya atau konsumen yang dilayaninya kepada rekan kerjanya sehingga menciptakan suatu atmosfir negative di antara satuan kerja tersebut. Pekerja yang mengalami kelelahan kerja ini juga akan sering tidak masuk kerja dan mengambil waktu istirahat. 8)

c. Kelelahan kerja merupakan proses menurunnya efisiensi, performans kerja dan berkurangnya kekuatan/ketahanan fisik tubuh untuk terus melanjutkan kegiatan yang harus dilakukan. 8)

d. Kelelahan kerja merupakan suatu kelompok gejala yang berhubungan dengan adanya penurunan efisiensi kerja, ketrampilan serta peningkatan kecemasan atau kebosanan ( Mc Farland, 1972 ).

e. Kelelahan kerja merupakan criteria yang kompleks yang tidak hanya menyangkut kelelahan fisiologis dan psikologis tetapi dominannya hubungannya dengan penurunan kinerja fisik, adanya perasaan lelah, penurunan motivasi dan penurunan produktivitas kerja ( Cameron, 1973 ).


(18)

f. Kelelahan kerja ditandai oleh adanya perasaan lelah, output menurun dan kondisi fisiologis yang dihasilkan dari aktivitas terus-menerus ( Anastesi, 1979 ).

2.1.2 Jenis kelelahan Kerja

Kelelahan kerja dibedakan berdasarkan waktu terjadinya kelelahan : a. Waktu terjadinya kelelahan kerja, yaitu :

1. Kelelahsn akut, terutama disebabkan oleh kerja suatu organ atau seluruh tubuh secara berlebihan.

2. Kelelahan kronis yaitu kelelahan yang disebabkan oleh sejumlah faktor yang berlangsung secara terus-menerus terakumulasi. Gejala-gejala yang tampak jelas akibat lelah kronis ini dapat dicirikan seperti :

a. Meningkatnya emosi dan rasa jengkel sehingga orang menjadi kurang toleran atau a-sosial terhadap orang lain.

b. Munculnya sikap apatis terhadap pekerjaan. c. Depresi yang berat, dan lain-lain. 14)

b. Proses dalam otot yang terdiri atas :

1. Kelelahan otot atau kelelahan fisik ialah menurunnya kinerja sesudah mengalami stress tertentu yang ditandai dengan menurunnya kekuatan dan kelambanan gerak. 9)

2. Kelelahan umum ialah suatu perasaan yang menyebar yang disertai adanya penurunan kesiagaan dan kelambanan pada setiap aktivitas (Grandjean,1985). Perasaan adanya kelelahan secara umum adalah ditandai dengan berbagai kondisi antara lain : lelah pada organ


(19)

penglihatan (mata), mengantuk, stress(pikiran tegang) dan rasa malas bekerja. 4)

c. Penyebab terjadinya kelelahan :

1. Faktor fisiologis, yaitu akumulasi dari substansi toksin (asam laktat) dalam darah, penurunan waktu reaksi.

2. Faktor psikologi, yaitu konflik yang mengakibatkan stress yang berkepanjangan, ditandai dengan menurunnya prestasi kerja, rasa lelah dan ada hubungannya dengan faktor psikososial. 5)

2.1.3. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Timbulnya Kelelahan

Secara pasti datangnya kelelahan yang menimpa diri seseorang akan sulit untuk diidentifikasikan secara jelas. Mengukur tingkatan kelelahan seseorang bukanlah pekerjaan yang mudah. Prestasi ataupun performans kerja yang bisa ditunjukkan dengan output kerja merupakan tolak ukur yang sering dipakai untuk mengevaluasi tingkatan kelelahan. Selain kuantitas output persatuan waktu, maka pengukuran terhadap kualitas output ataupun jumlah pokok cacat yang dihasilkan dan frekuensi kecelakaan yang menimpa pekerja seringkali juga dipakai sebagai cara untuk mengkorelasikan dengan intensitas kelelahan yang terjadi. Meskipun demikian, yang patut untuk diperhatikan adalah bahwa perubahan performans kerja ataupun kualitas output kerja ternyata tidaklah semata-mata disebabkan oleh faktor kelelahan saja. 8)

Pekerjaan-pekerjaan yang tidak memberikan “tantangan”, tidak memerlukan skill, dan lain-lain akan menyebabkan motivasi pekerja rendah. Di sini pekerja tidak lagi terangsang dengan pekerjaan atau lingkungan kerjanya. Situasi kerja yang monoton dan menimbulkan kebosanan akan mudah terjadi pada


(20)

pekerjaan-pekerjaan yang dirancang terlalu ketat. Kondisi semacam ini jarang terjadi dalam kegiatan yang memberikan fleksibilitas bagi pekerja untuk mengembangkan kreativitas dan mengatur irama kerjanya sendiri. 10)

Suhu di tempat kerja sangat berpengaruh terhadap efisiensi kerja. Suma’mur (1993) menyebutkan bahwa suhu nikmat adalah sekitar 24 - 26º C bagi orang Indonesia. Suhu dingin mengurangi efisiensi dengan keluhan kaku atau kurangnya koordinasi otot. Suhu panas mengurangi kelincahan, memperpanjang waktu reaksi dan waktu pengambilan keputusan, mengganggu kecermatan kerja otak, mengganggu koordinasi syaraf perasa dan motoris. 10)

Aspek lain yang tak kalah penting adalah penerangan. Penerangan yang baik memungkinkan tenaga kerja melihat objek-objek yang dikerjakannya secara jelas, cepat dan tanpa upaya-upaya yang tidak perlu serta membantu menciptakan lingkungan kerja yang nikmat dan menyenangkan. 10)

Faktor individu seperti umur dan jenis kelamin dapat berpengaruh terhadap timbulnya perasaan lelah tenaga kerja. Pada umur yang lebih tua terjadi penurunan kekuatan otot yang menyebabkan lebih cepat mangalami kelelahan. 11)

Menurut ILO (1983) dan Suma’mur (1993) salah satu faktor penyebab timbulnya kelelahan kerja adalah sifat pekerjaan yang monoton atau kurang bervariasi, keadaan lingkungan kerja (cuaca kerja, penyinaran dan kebisingan), sebab-sebab mental (faktor psikologis), penyakit-penyakit dan gizi. 10)

Selain faktor di atas, faktor organisasi kerja seperti pengaturan waktu kerja termasuk di dalamnya shift kerja dan periode istirahat juga berpengaruh terhadap timbulnya kelelahan kerja. Shift kerja secara nyata berpengaruh terhadap terjadinya kelelahan kerja, hal ini dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan


(21)

Silaban (1996) yang menyatakan bahwa shift kerja berpengaruh terhadap timbulnya kelelahan terutama shift kerja siang dan shift kerja malam. Kedua shift ini nyata lebih lelah dibandingkan shift pagi karena menyebabkan gangguan circadian rhythm (gangguan tidur). 12)

Suma’mur (1993) menyatakan bahwa salah satu penyebab kelelahan kerja adalah lamanya kerja mental dan fisik dan faktor-faktor lain yang telah disebutkan sebelumnya. Pengaruh-pengaruh tersebut berkumpul di dalam tubuh dan mengakibatkan perasaan lelah. Perasaan ini dapat menyebabkan seseorang berhenti bekerja seperti halnya kelelahan fisiologis seperti mengantuk. Dan para pekerja shift rotasi maupun shift permanent sangat potensial mengalami kelelahan tersebut karena metabolisme tubuh terganggu. 10)

Selain hal di atas faktor lain yang berpengaruh terhadap kesehatan tenaga kerja adalah yang berhubungan dengan ergonomi yaitu sikap dan cara kerja, kegelisahan kerja, beban kerja yang tidak adekuat, monotonnya pekerjaan, jam kerja yang tidak sesuai, dan kerja yang berulang-ulang. Pengaruh-pengaruh tersebut berkumpul di tubuh dan mengakibatkan perasaan lelah. Perasaan ini dapat mengakibatkan seseorang berhenti bekerja. 10)

Sikap atau posisi tubuh dalam bekerja memiliki hubungan yang positif dengan timbulnya kelelahan kerja. Tidak peduli apakah pekerja harus berdiri, duduk atau dalam sikap posisi kerja yang lain, pertimbangan-pertimbangan ergonomis yang berkaitan dengan sikap/posisi kerja akan sangat penting. Beberapa jenis pekerjaan akan memerlukan sikap dan posisi tertentu yang kadang-kadang cenderung untuk tidak mengenakkan. Kondisi kerja seperti ini memaksa pekerja selalu berada pada sikap dan posisi kerja yang tidak nyaman dan


(22)

kadang-kadang juga harus berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Hal ini tentu saja akan mengakibatkan pekerja cepat lelah, membuat banyak kesalahan atau menderita cacat tubuh. 8)

Sikap tubuh dalam bekerja harus memperhatikan :

a. Agar senantiasa diupayakan agar semua pekerjaan dilaksanakan denagn sikap duduk dan sikap berdiri secara bergantian.

b. Segala posisi dan sikap tubuh yang tidak alami dihindarkan atau diusahakan agar beban statis sekecil-kecilnya. 7)

2.1.4. Kerja Otot Statis

Otot tersusun dari serat-serat otot yang bekerja dengan jalan mengerut (kontraksi). Otot dapat bekerja secara statis (menetap) dan dinamis (ritmis, berirama). Pada kerja otot statis soatu otot menetap berkontraksi untuk suatu periode waktu secara kontinu, panjang otot tetap dan seolah-olah tidak kelihatan kerja luar, sehingga energi tidak dapat diperhitungkan dari besarnya kekuatan. Kerja statis lebih menyerupai bekerjanya suatu elektromagnet yang bebannya tetap dekalipun harus mempertahankan tingkat energi yang tetap. Sedangkan pada kerja otot dinamis, kerutan dan pengenduran suatu otot terjadi silih berganti, energi kerja hasil perkalian diantara selisih panjang otot sebelum dan pada keadaan maksimum kontraksi dengan besarnya kekuatan.

Keadaan peredaran darah berbeda pada kerja otot statis dan dinamis. Dalam otot yang bekerja statis, pembuluh-pembuluh darah tertekan oleh pertambahan tekanan dalam otot dan dengan begitu peredaran darah dalam otot itu menjadi berkurang. Sebaliknya, otot yang berkontraksi dinamis berlaku sebagai suatu pompa bagi peredaran darah. Kerutan disertai pemompaan darah keluar otot,


(23)

pengenduran adalah kesempatan bagi darah untuk masuk ke dalam otot. Jelaslah bahwa otot yang berkontraksi dinamis memperoleh glukosa dan oksigen sehingga kaya akan tenaga dan sisa-sisa metabolisma dibuang segera.

Otot-otot yang berkontraksi statis tidak mendapat glukosa dan oksigen dari darah sehingga harus menggunakan cadangan-cadangan yang ada. Sisa-sisa metabolisme tidak dapat diangkut keluar melainkan tertimbun. Hal ini mengakibatkan rasa nyeri dan lelah pada otot. Rasa nyeri dan kelelahan ini memaksa untuk menghentikan kerja otot statis. Sebaliknya, kerja otot dinamis dengan irama yang tepat dapat lama berkelanjutan tanpa kelelahan otot. Sehingga secara fisiologis terbukti bahwa kerja otot statis kurang efisien daripada kerja otot dinamis karena lebih cepat menimbulkan kelelahan. 11)

2.1.5. Proses Terjadinya Kelelahan

Kelelahan sering terjadi karena terkumpulnya produk-produk sisa dalam otot dan peredaran darah, dimana produk-produk sisa ini bersifat membatasi kelangsungan aktivasi otot. Ataupun mungkin bisa dikatakan bahwa produk sisa ini mempengaruhi serat-serat syaraf dan sistem syaraf pusat sehingga menyebabkan orang menjadi lambat bekerja jika sudah lelah. 9)

Makanan yang mengandung glikogen, mengalir dalam tubuh melalui peredaran darah. Setiap kontraksi dari otot akan selalu diikuti oleh reaksi kimia (oksida glukosa) yang merubah glikogen menjadi tenaga, panas dan asam laktat (produk sisa). Dalam tubuh dikenal fase pemulihan, yaitu suatu proses untuk merubah asam laktat menjadi glikogen kembali dengan adanya oksigen dari pernafasan, sehingga memungkinkan otot-otot bisa bergerak secara kontinu. Ini berarti keseimbangan kerja bisa dicapai dengan baik apabila kerja fisiknya tidak


(24)

terlalu berat. Pada dasarnya kelelahan ini timbul karena terakumulasinya produk-produk sisa dalam otot atau peredaran darah yang disebabkan tidak seimbangnya antara kerja dan proses pemulihan.

Secara lebih jelas, penyebab timbulnya kelelahan fisik adalah sebagai berikut : 9)

1. Oksidasi glukosa dalam otot menimbulkan CO2, Saerolactic, Phospat dan

sebagainya, dimana zat-zat tersebut terikat dalam darah yang kemudian dikeluarkan waktu bernafas. Kelelahan terjadi apabila pembentukan zat-zat tersebut tidak seimbang dengan proses pengeluarannya sehingga timbul penimbunan dalam jaringan otot yang mengganggu kegiatan otot selanjutnya. 2. Karbohidrat yang didapat dari makanan diubah menjadi glukosa dan disimpan

di hati dalam bentuk glikogen. Setiap 1 cc darah normal akan membawa 1 mm3 glukosa, berarti setiap sirkulasi darah hanya membawa 0,1 % dari sejumlah glikogen yang ada dalam hati. Karena bekerja, persediaan glikogen dalam hati akan menipis dan kelelahan akan timbul apabila konsentrasi glikogen dalam hati tinggal 0,7 %.

3. Dalam keadaan normal, jumlah udara yang masuk melalui pernafasan kira-kira 4 liter/menit, sedangkan dalam keadaan kerja keras dibutuhkan udara sekitar 15 liter/menit. Ini berarti pada suatu tingkat kerja tertentu akan dijumpai suatu keadaan dimana jumlah oksigen yang masuk melalui pernafasan lebih kecil dari tingkat kebutuhan. Jika hal ini terjadi maka kelelahan akan timbul, karena reaksi oksidasi dalam tubuh yaitu untuk mengurangi asam laktat menjadi H2O (air) dan CO2 (karbondioksida) agar


(25)

laktat itu sendiri (asam laktat terakumukasi dalam otot atau dalam peredaran darah).

Untuk kelelahan psikologis, para ahli meyakini bahwa keadaan dan perasaan kelelahan yang timbul karena adanya reaksi fungsional dari pusat kesadaran (Cortex Cerebri) yang bekerja atas pengaruh dua sistem antagonistik yaitu sistem penghambat (inhibisi) dan sistem penggerak (aktivasi). Sistem penghambat ini terdapat dalam thalamus, dan bersifat menurunkan kemampuan manusia untuk bereaksi. Sedangkan sistem penggerak terdapat dalam formatio retikolaris yang bersifat dapat merangsang pusat-pusat vegetatif untuk konversi ergotropis dari peralatan-peralatan tubuh kearah bereaksi. Dengan demikian, keadaan seseorang pada suatu saat sangat terganggu pada hasil kerja kedua sistem antagonis ini. Apabila sistem penggerak lebih kuat dari sistem penghambat, maka keadaan orang tersebut ada dalam keadaan segar untuk bekerja. Sebaliknya, apabila sistem penghambat lebih kuat dari sistem penggerak maka orang tersebut akan mengalami kelelahan. 9)

2.1.6. Akibat Kelelahan

Kelelahan dapat kita ketahui dari gejala-gejala atau perasaan-perasaan yang sering timbul, seperti : 9)

1. Menunjukkan pelemahan kegiatan

Perasaan berat di kepala, menjadi lelah seluruh tubuh, kaki terasa berat, menguap, pikiran kacau, mengantuk, mata berat, kaku dan canggung dalam gerakan, tidak seimbang dalam berdiri dan merasa ingin berbaring.


(26)

Merasa susah berpikir, lelah berbicara, menjadi gugup, tidak dapat berkonsentrasi, tidak dapat mempunyai perhatian terhadap sesuatu, cenderung untuk lupa, kurang kepercayaan, cemas terhadap sesuatu, tidak dapat mengontrol sikap, dan tidak dapat tekun dalam pekerjaan.

3. Menunjukkan kelelahan fisik akibat psikologis

Sakit kepala, kekakuan bahu, merasa nyeri di punggung, pernafasan merasa tertekan, haus, suara serak, merasa pening, spasme dari kelopak mata, tremor pada anggota badan dan merasa kurang sehat badan.

2.1.7. Pengukuran Kelelahan Kerja

Sampai saat ini belum ada cara untuk mengukur tingkat kelelahan secara langsung. Pengukuran-pengukuran yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya hanya berupa indikator yang menunjukkan terjadinya kelelahan akibat kerja.

Pengukuran kelelahan kerja terbagi atas 2 macam yaitu pengukuran secara objektif dan pengukuran secara subyektif.

Secara obyektif dapat dilakukan dengan menggunakan alat ukur untuk mengukur kelelahan kerja, antara lain : 15)

a. Pengukuran waktu reaksi

Waktu reaksi yang diukur dapat merupakan reaksi sederhana atas rangsangan tunggal atau reaksi-reaksi yang memerlukan koordinasi. Biasanya waktu reaksi adalah jangka waktu pemberian suatu rangsangan sampai pada suatu saat kesadaran atau dilaksanakannya kegiatan tertentu misalnya :

1. Nyala lampu sebagai awal dan pijat tombol sebagai akhir jangkauan waktu tertentu.


(27)

3. Sentuhan badan dan pemutaran setir. b. Uji hilangnya kelipan ( Flicker Fusion Test )

Dengan kelelahan-kelelahan kemampuan tenaga kerja untuk melihat kelipan akan berkurang. Semakin lelah, semakin panjang waktu yang diperlukan untuk jarak antara dua kelipan. Salah satu alat uji kelip adalah buatan sibata. Uji kelipan menunjukkan pula keadaan kewaspadaan tenaga kerja.

c. Pengamatan tentang koordinasi dan efisiensi gerakan fisik.

Aneka ragam kegiatan tubuh dan efisiensinya dapat dinilai seperti : 1. Keseimbangan badan ketika berdiri.

2. Koordinasi mata dan tangan. 3. Uji akomodasi mata dan tangan. 4. Kemampuan tangan dan jari.

Kelelahan kerja akan menurunkan koordinasi dan efisiensi kegiatan fisik. d. Pendekatan dengan kemampuan konsentrasi

Kecepatan dan ketelitian untuk menyelesaikan suatu atau serangkaian tugas yang diberikan merupakan pencerminan dari konsentrasi atau daya piker yang baik.

Pengukuran secara subyektif dilakukan dengan menggunakan kuesioner Alat Ukur Perasaan Kelelahan Kerja (KAUPK2).

KAUPK2 merupakan parameter untuk mengukur perasaan kelelahan kerja sebagai gajala subyektif yang dialami pekerja dengan perasaan yang tidak menyenangkan. Keluhan-keluhan pekerja sehari-hari membuat mereka mengalami kelelahan kronis, sehingga mereka dating ke poliklinik untuk berobat setelah perasaan ini dialaminya untuk beberapa waktu (Nasution,H.R )


(28)

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kuesioner Alat Ukur Perasaan Kelelahan Kerja ( KAUPK2).

2.2. Hotel

2.2.1. Teoritis Hotel

Ada beberapa teori hotel yakni : 17)

a. Hotel adalah bentuk bangunan yang menyediakan kamar-kamar untuk

menginap para tamu, makanan dan minuman, serta fasilitas-fasilitas lain yang diperlukan, dan dikelola secara professional untuk mendapatkan keuntungan (profit).

b. Hotel adalah suatu badan usaha yang bergerak dalam bidang jasa akomodasi yang dikelola secara komersial. Di dalam hotel para tamu mendapatkan layanan penginapan, makanan dan minuman, serta fasilitas lainnya.

c. Hotel adalah suatu bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial, disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan dan penginapan berikut makan dan minum (SK Menteri Perhubungan No. Pm. 10/Pw. 301/Phb. 77).

d. Menurut SK Menteri Perhubungan No. 241/II/1970, hotel adalah perusahaan yang menyedikan jasa dalam bentuk akomodasi serta menyediakan hidangan dan fasilitas lainnya di dalam hotel untuk umum yang memenuhi syarat

comfort dan bertujuan komersial dalam jasa tersebut (STP, Bandung,1992:6).

e. Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang menggunakan sebagian atau seluruh area bangunan untuk menyediakan jasa pelayanan/penginapan, makan, minum serta jasa lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial (SK Menparpostel No. Km. 34/NK.103/MPPT 87).


(29)

f. Hotel adalah usaha komersial yang menyediakan tempat menginap, makanan, dan pelayanan-pelayanan lain untuk umum.

g. Hotel adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan pelayanan makanan, minuman dan fasilitas kamar untuk tidur kepada orang-orang yang sedang melakukan perjalanan dan mampu membayar dengan jumlah yang wajar sesuai dengan pelayanan yang diteriam tanpa adanya perjanjian khusus.

2.2.2. Jenis Hotel

Berdasarkan sistem penetapan tarif kamar (room rate), hotel dibagi menjadi: 17) a. Full American Plan (FAP), yaitu hotel yang menganut sistem di mana harga

kamar termasuk tiga kali makan atau room rate include 3 time meals, yaitu

breakfast (makan pagi), lunch (makan siang), dan dinner (makan malam).

b. Modified American Plan (MAP), yaitu hotel yang menganut sistem di mana harga kamar termasuk makan dua kali atau room rate include 2 time meals, yaitu makan pagi dan makan siang atau makan pagi dan makan malam.

c. Continental Plan (CP), yaitu hotel yang menganut sistem di mana harga kamar termasuk makan pagi atau room rate include breakfast, yang dalam hal ini adalah Continental breakfast.

d. Bermuda Plan, dengan sistem sewa kamar yang sudah termasuk makan pagi ala Amerika (American Breakfast).

e. European Plan, yaitu hotel yang menganut sistem di mana harga kamar tidak termasuk makan (room rate only).


(30)

Menurut jumlah kamar yang tersedia, hotel dibagi menjadi: 17)

a. Hotel kecil, yaitu hotel yang memiliki jumlah kamar paling banyak 25 buah kamar.

b. Hotel menengah, yaitu hotel yang memiliki jumlah kamar antara 25 sampai 100.

c. Hotel sedang, yaitu hotel yang mempunyai jumlah kamar antara 100 sampai 300 buah.

d. Hotel besar, yaitu hotel yang mempunyai jumlah kamar di atas 300 buah. Menurut areal tugasnya, hotel dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu: 17)

a. Bagian depan (front of the house) dikenal dengan nama Front Office (FO), yang dibagi menjadi beberapa seksi, antara lain:

- Reservation - Reception - Operator

- Concierge (Bell Boy) - Information

b. Bagian belakang (back of the house), dikenal juga sebagai Back Office yang dibagi menjadi:

- House Keeping Departement - Food and Beverage Departement - Accounting Departement

- Personnel Departement - Engineering Departement - Purchasing Departement


(31)

- Store Departement - Security Departement

- Linner and Laundry Departement

Tiap-tiap departemen ini masih terbagi lagi menjadi beberapa seksi untuk mendukung kelancaran tugas sehari-hari.

Hotel Patra Dumai, tempat penulis mengadakan penelitian mempunyai enam departemen dan terbagi menjadi beberapa seksi dan subseksi yaitu:

1. Departemen Front Office yang terdiri dari :

a. FO. Supervisor yang bertanggung jawab atas semua penjualan kamar di hotel.

b. FO. Ast. Supervisor yang membantu Supervisor dalam menjalankan kegiatan operasionalnya.

c. Shift Leader FO mempunyai tugas dalam mengkoordinasi pekerja pada setiap shift.

d. Operator bertugas menerima & menyambungkan panggilan telepon dari kamar tamu.

e. Bell Boy mempunyai tugas membantu membawa barang-barang bawaan tamu hotel dan mengantar tamu ke kamar dan membukakan pintu kamar kepada tamu hotel.

f. Receptionist bertugas dalam melayani langsung tamu hotel yang mengianap di hotel.


(32)

2. Departemen House Keeping yang terdiri dari :

a. House Keeping Supervisor bertanggung jawab atas semua kebersihan, kerapian, serta keindahan seluruh area hotel, baik yang berada di luar gedung.

b. House Keeping Ast. Supervisor yang membantu Supervisor dalam menjalankan kegiatan operasionalnya.

c. Shift Leader House Keeping mempunyai tugas dalam mengkoordinasi pekerja pada setiap shift.

d. House Man bertanggung jawab atas semua kebersihan di are hotel.

e. Gardener mempunyai tugas khusus memelihara, menata, dan mengatur semua taman yang ada di are hotel.

f. Room Boy bertugas dalam membersihkan kamar tamu, menjaga

kerapian, keindahan, kenyamanan dan kelengkapan kamar-kamar tamu. g. Laundry bertugas dalam mencuci perlengkapan kamar hotel, seperti

sheets; pillow case; blanket; bed cover; towel, dan mencuci pakaian

yang berasal dari para tamu.

h. Mini Bar Clerk mempunyai peranan dalam menyediakan semua kelengkapan peralatan dikamar hotel, seperti handuk, sabun, shampo, pasta gigi, bantal, bed cover.

3. Departemen food and Beverage yang terdiri dari : a. Food and Beverage Service yang terbagi lagi atas :

a. FBS. Supervisor yang bertanggung jawab atas semua kegiatan operasional kerja yaitu dalam penyajian makanan dan minuman para tamu.


(33)

b. Ast. Supervisor FBS membantu supervisor dalam menjalankan kegiatan operasionalnya.

c. Shift Leader mempunyai tugas dalam mengkoordinasi pekerja pada setiap shift.

d. Waiter bertugas dalam memberikan pelayanan langsung kepada tamu dengan melayani tamu yang akan memesan makanan dan minuman. e. Chasier bertanggung jawab atas semua hasil penjualan makanan dan

minuman di hotel.

b. Food and Beverage Product yang terbagi lagi atas :

a. FBP. Supervisor bertanggung jawab dalam membuat dan mengolah makanan serta menyediakan jenis-jenis makanan yang sesuai dengan kebutuhan hotel untu keperluan para tamu.

b. Ast. Supervisor FBP membantu supervisor dalam menjalankan kegiatan operasionalnya.

c. Cook Helper bertugas dalam mengolah makanan.

d. Shift Leader mempunyai tugas dalam mengkoordinasi pekerja pada setiap shift.

e. Staff Cook membantu cook helper dalam mengolah menu makanan. f. Staff Juicer membuat berbagai macam jenis juice sesuai dengan

keperluan para tamu.

4. Departemen Acctant yang terdiri dari :

a. Ast. Finance bertanggung jawab dalam mengatur keungan di hotel.

b. Purchasing bertugas dalam menyediakan barang-barang yang dibutuhkan oleh setiap departemen yang ada di hotel.


(34)

c. Senior Book Keeper bertanggung jawab memeriksa semua laporan keuangan hotel.

d. Book Keeper mempunyai peranan dalam menerima semua penjualan harian untuk dipertanggungjawabkan pada senior book keeper

e. Senior Store bertanggung jawab dalam mengeluarkan barang yang diperlukan oleh setiap departemen.

f. Store Adm. mempunyai tugas mencatat semua penjualan dan pembelian keperluan hotel.

5. Departemen Personnel yang terdiri dari :

a. Security bertugas dalam menjaga keamanan di seluruh area hotel.

b. Driver bertugas dalam mengantarkan pimpinan hotel, misalnya jika ada pertemuan di tempat lain atau kepentingan yang lainnya dan tamu hotel. 6. Departemen Engineering yang terdiri dari :

a. Chief Engineering bertugas dalam memelihara dan memperbaiki peralatan yang ada di hotel jika ada yang rusak.

b. Staff Engineering mempunyai tugas dalam membantu chief engineering dalam menjalankan kegiatan operasionalnya.

Kerjasama antar departemen sangatlah penting dikarenakan hubungan kerja antar departemen sangat erat satu dengan yang lain dalam mencapai efisiensi dan kelancaran operasional. Dengan demikian , agar para tamu yang mempergunakan hotel merasa senang, nyaman, serta mendapatkan kepuasan di dalam menerima service selama tinggal di hotel, maka hotel harus dikelola secara professional dan antar departemen harus membina hubungan yang baik untuk menunjang kelancaran tugas sehari-hari.


(35)

2.3. Kerangka Konsep Penelitian

KELELAHAN KERJA

Pekerja Hotel :

Departemen Front Office

Departemen House Keeping

Departemen Food and Beverage

Departemen Acctant

Departemen Personnel


(36)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini bersifat deskriptif untuk mengetahui gambaran kelelahan kerja pada pekerja di Hotel Patra Dumai tahun 2008.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi

Penelitian dilakukan di Hotel Patra Dumai dengan alasan :

1. Ditemukan keluhan-keluhan kesehatan sebagai gejala timbulnya kelelahan kerja pada pekerja di Hotel Patra Dumai.

2. Belum pernah diadakan penelitian seperti ini sebelumnya di Hotel Patra Dumai.

3.2.2. Waktu

Penelitian berlangsung sejak bulan Juni – Desember 2008. 3.3. Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah pekerja di Hotel Patra Dumai sebanyak 82 orang.

3.3.2. Sampel

Sampel penelitian ini dilakukan dengan cara Purposive Sampling dengan kriteria inklusi sebagai berikut :

1. Berbadan sehat sewaktu penelitian diadakan.


(37)

3.4. Metode Pengumpulan Data Data penelitian ini terdiri dari :

1. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden melalui wawancara dengan menggunakan Kuesioner Alat Ukur perasaan Kelelahan Kerja (KAUPK2) yang dilakukanpada pagi hari sebelum pekerja bekerja. Data ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran kelelahan kerja yang dialami oleh tenaga kerja sebelum melakukan pekerjaan.

2. Data sekunder diperolah dari bagian personalia yang terdiri atas :

a. Profil perusahaan mencakup sejarah dan struktur organisasi (gambaran umum perusahaan)

b. Data kepegawaian. 3.5. Defenisi Operasional

Defenisi operasional dari penelitian ini adalah :

a. Kelelahan kerja adalah perasaan kelelahan berupa keluhan dan gejala subyektif yang diukur dengan KAUPK2.

b Departemen Front Office adalah departemen yang ada di bagian depan bertugas menjual kamar, menerima pembayaran dari tamu hotel dan memberikan bantuan untuk para tamu selama mereka tinggal.

c.. Departemen House Keeping adalah departemen yang mempunyai tugas dan tanggung jawab menjaga kebersihan, kerapian, keindahan serta kenyamanan seluruh areal hotel, baik di luar gedung maupun di dalam gedung, termasuk kamar-kamar maupun ruangan-ruangan yang disewa oleh para tamu.

d. Departemen Food and Beverage adalah departemen yang mengurus dan bertanggung jawab terhadap penyediaan dan penjualan makanan dan minuman


(38)

yang terkait dari para tamu yang tinggal maupun yang tidak tinggal di hotel dan dikelola secara komersial serta professional.

e. Departemen Acctant adalah departemen yang bertangggung jawab memeriksa semua laporan keuangan hotel, mencatat semua penjualan dan pembelian keperluan hotel, dan mengeluarkan barang yang diperlukan oleh setiap departemen.

f. Departemen Personnel adalah departemen yang bertangggung jawab menjaga keamanan di seluruh areal hotel.

g. Departemen Engineering adalah departemen yang mempunyai tugas memelihara dan memperbaiki peralatan yang ada di hotel, secara rutin diperiksa atau dicek, agar peralatan berjalan lancar.

3.6. Instrumen Penelitian

Kuesioner Alat Ukur Perasaan Kelelahan Kerja (KAUPK2) untuk mengukur tingkat perasaan lelah tenaga kerja.

Pelaksanaan Penelitian

a. Kepada responden yang menjadi subjek penelitian diberikan pengarahan mengenai tujuan dan manfaat penelitian sekaligus meminta kesediaan dan kerelaan mereka untuk ikut dalam penelitian ini.

b. Pengisian kuesioner oleh peneliti dengan tanya jawab langsung kepada responden pada pagi hari sebelum pekerja bekerja.

Pengisian Kuesioner Alat Ukur Perasaan Kelelahan Kerja (KAUPK2) untuk mengetahui perasaan lelah yang merupakan gejala subjektif yang dialami tenaga kerja. Tingkat kelelahan kerja diukur dengan menjumlahkan skor dari seluruh pertanyaan kuesioner. Dengan


(39)

menggunakan skala Likert untuk pertanyaan dengan jawaban “Ya, sering” skornya 3, untuk jawaban “Ya, jarang” skornya 2, dan untuk jawaban “Tidak pernah” skornya 1.

Menurut Sugiono (2002) dalam Rostika berdasarkan jumlah skor yang diperoleh, maka dapat diketahui tingkat kelelahan kerja yang dikategorikan sebagai berikut :

• Kurang lelah, bila responden memperoleh skor jawaban < 20 (< 40% dari total skor )

• Lelah, bila responden memperoleh skor jawaban 20-35 (40%-75% dari total skor)

• Sangat lelah, bila responden memperoleh skor jawaban > 35 (> 75% dari total skor)

3.7. Pengolahan dan Penyajian Data

Data diolah dengan menggunakan program Microsoft Office Excel dan data disajikan dalam bentuk tabel distribusi.


(40)

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian 4.1.1. Sejarah Perusahaaan

Bersama dengan bergulirnya waktu, hotel ini telah menempuh perjalanan yang panjang. Hotel ini dimiliki oleh Pertamina dan didirikan pada tahun 1993 yang diberi nama Wisma Patra, dan wisma ini hanya untuk karyawan dan tamu Pertamina yang datang ke Dumai untuk keperluan dinas.

Setelah sembilan tahun wisma ini dikelola oleh Pertamina, kemudian oleh Pertamina wisma ini dikontrakkan kepada PT. Gema Riau Nusantara pada bulan Juni 2002 dan Wisma Patra ini berubah nama menjadi Hotel Patra. Semenjak itu, hotel ini bukan hanya dipergunakan untuk karyawan dan tamu Pertamina, tetapi terbuka untuk umum.

4.1.2. Visi dan Misi Perusahaan a. Visi Perusahaan

“ A Hotel With Heart ”. Maksud kalimai itu adalah memberikan pelayanan dengan keramahan yang tulus dan menemukan kesan yang mendalam dari setiap produk yang yang dikeluarkan oleh hotel, serta pekerja yang bekerja memberikan senyum dari hati yang tulus.

b. Misi Perusahaan

Berupaya untuk membuat tamu atau pelanggan tergantung dengan hotel Patra ini, kembali dan kembali menyampaikan kepuasannya kepada relasinya, yang akhirnya hasil hotel ini mendapat sukses dalam operasional.


(41)

Pekerja di Hotel Patra terbagi atas dua yaitu :

a. Pekerja kantor terdiri dari Asisten Manajer, FO Supv. dan Ast. Supv., House Keeping Supv. dan Ast. Supv., Supv. FB Service, Supv. FB Product, Acctant Departement, Chief Engineering.

b. Pekerja area terdiri dari Shift Leader FO, Operator, Bell Boy, Receptionist, Shift Leader House Keeping, House Man, Room Boy, Laundry, Mini Bar Clerk, Gardener, Ast. Supv. FB Service, Shift Leader FB Service, Waiter, Waitress, Chasier FB Service, Asisten Supv. FB Product, Cook Helper, Shift Leader FB Product, Cook, Juicer, Security, Driver, Staff Engineering.

Gardener yang merupakan pekerja area, tetapi diberlakukan harian dengan 6 hari kerja dengan jam kerja pukul 07.00 – 15.00 WIB. .

Untuk pekerja kantor diberlakukan 6 hari kerja dengan jam kerja pukul 07.00 – 15.00 WIB.

Sementara untuk pekerja area diberlakukan 5 hari kerja dan 1 hari libur yang terbagi atas tiga shift yaitu: shift I pukul 07.00 – 15.00 WIB, shift II pukul 15.00 – 23.00 WIB, dan shift III pukul 23.00 – 07.00 WIB. Untuk pekerja wanita shift III tidak diberlakukan.

Periode istirahat untuk pekerja kantor adalah pukul 12.00 – 13.00 WIB dan untuk pekerja area adalah : shift I pukul 12.00 – 13.00 WIB, shift II pukul 18.00 – 19.00 WIB, dan shift III pukul 03.00 – 04.00 WIB.

.

4.1.4. Upah, Tunjangan Hari Raya Keagamaan, dan Bonus


(42)

Pekerja di Hotel Patra mendapat upah setiap bulannya yang disesuaikan dengan Peraturan Gubernur Propinsi Riau No. 38 Tahun 2007 tentang UMP ( Upah Minimum Propinsi ) tahun 2008 di Propinsi Riau yang menetapkan UMP Riau tahun 2008 sebesar Rp. 800.000,- (delapan ratus ribu rupiah)/bulan.

b. Tunjangan Hari Raya Keagamaan

Perusahaan wajib memberikan Tunjangan Hari Raya Keagamaan (THRK) kepada para pekerja, yang pada saat hari raya keagamaannya sudah mempunyai masa kerja 1 tahun secara terus menerus atau lebih yang diberikan berdasarkan salah satu hari keagamaan masing-masing pekerja. Besarnya tunjangan ditetapkan oleh perusahaan sebesar dua kali upah.

c. Bonus

Pekerja yang berhak menerima bonus adalah pekerja yang masih bekerja dan mempunyai masa kerja minimal 1 tahun pada tahun yang berjalan dan pekerja yang mengundurkan diri dan atau putus hubungan kerjanya sebelum tangggal 1 Desember tidak berhak atas bonus. Besarnya bonus ditetapkan oleh perusahaan dan didasarkan kepada prestasi kerja masing-masing pekerja. 4.1.5. Cuti Tahunan, Cuti Hamil

a. Cuti Tahunan

Setiap pekerja yang telah bekerja selama 12 bulan berturut-turut pada perusahaan berhak atas cuti tahunan selama sebanyaknya 12 hari kerja dengan mendapat upah penuh.

b. Cuti Hamil

Pekerja wanita yang hamil, diberikan cuti hamil menjelang dan sesudah yang bersangkutan melahirkan, dengan mendapat upah. Cuti hamil tersebut


(43)

diberikan 1 bulan sebelum dan dua bulan sesudah terjadinya kelahiran yang dimaksudkan.

4.2. Karakteristik Responden

Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik di Hotel Patra Dumai Tahun 2008

Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa kelompok umur responden yang paling banyak berada pada kelompok umur 26 – 27 tahun yaitu sebanyak 20 orang (24,4 %), sedangkan jumlah tertinggi masa kerja responden adalah 5 – 6 tahun yaitu sebanyak 37 orang (45,1 %), dan tingkat pendidikan responden SMA sebanyak 68 orang (82,9 %), Diploma III sebanyak 11 orang (13,4 %), S 1 sebanyak 3 orang (3,7 %).

No. Karakteristik Jumlah Persentase

(Orang) (%)

1 Umur (Tahun)

20 - 21 3 3,7

22 - 23 11 13,4

24 - 25 18 21,9

26 - 27 20 24,4

28 - 29 5 6,1

30 - 31 8 9,8

32 - 33 10 12,2

34 - 35 6 7,3

36 - 37 1 1,2

2 Masa Kerja (Tahun)

1 – 2 14 17,1

3 – 4 31 37,8

5 – 6 37 45,1

3 Pendidikan

SMA/Sederajat 68 82,9

Diploma III 11 13,4


(44)

Tabel 2. Distibusi Responden Menurut Departemen di Hotel Patra Dumai Tahun 2008

No. Departemen Jumlah Persentase

(Orang) (%)

1 Food & Beverage 37 45,1

2 House Keeping 12 14,6

3 Front Office 11 13,4

4 Engineering 5 6,1

5 Personnel 10 12,2

6 Acctant 7 8,5

Jumlah 82 100

Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa responden paling banyak berada pada Departemen Food and Beverage yaitu sebanyak 37 orang (45,1 %) dan responden dengan responden terkecil berada pada Departemen Engineering yakni sebanyak 5 orang ( 6,1%).

4.3. Hasil Pengukuran

Tabel 3. Hasil Pengukuran Kuesioner Alat Ukur Perasaan

Kelelahan Kerja Pada Pekerja di Departemen Food and Beverage, House Keeping, Front Office, Engineering, Personnel, dan Acctant di Hotel Patra Dumai Tahun 2008


(45)

Kelelahan Jumlah

Departemen Kurang Lelah Lelah Sangat Lelah (orang) %

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

Food and Beverage 1 1,2 28 34,1 8 9,8 37 45,1

House Keeping 4 4,9 7 8,5 1 1,2 12 14,6

Front Office 4 4,9 7 8,5 - - 11 13,4

Engineering 2 2,4 3 3,7 - - 5 6,1

Personeel 3 3,7 6 7,3 1 1,2 10 12,2

Acctant 4 4,9 3 3,7 - - 7 8,6

Jumlah 18 22 54 65,8 10 12,2 82 100

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa :

1. Departemen Food and Beverage paling banyak berada pada kategori lelah yakni sebanyak 28 orang (34,1 %), diikuti kategori sangat lelah sebanyak 8 orang (9,8 %) dan yang paling sedikit adalah pada kategori kurang lelah sebanyak 1 orang (1,2 %).

2. Departemen House Keeping paling banyak berada pada kategori lelah yakni sebanyak 7 orang (8,5 %), diikuti kategori kurang lelah sebanyak 4 orang (4,9 %) dan yang paling sedikit adalah pada kategori sangat lelah sebanyak 1 orang (1,2 %).

3. Departemen Front Office paling banyak berada pada kategori lelah yaitu berjumlah 7 orang (8,5 %), lalu diikuti oleh kategori kurang lelah yaitu berjumlah 4 orang (4,9 %) dan tidak ada pekeja di departemen ini yang mengalami kategori sangat lelah.

4. Departemen Engineering paling banyak berada pada kategori lelah yaitu berjumlah 3 orang (3,7 %), lalu diikuti oleh kategori kurang lelah yaitu berjumlah 2 orang (2,4 %) dan tidak ada pekeja di departemen ini yang mengalami kategori sangat lelah.


(46)

5. Departemen Personnel paling banyak berada pada kategori lelah yaitu berjumlah 6 orang (7,3 %), lalu diikuti oleh kategori kurang lelah yaitu berjumlah 3 orang (3,7 %) dan yang paling sedikit pada kategori sangat lelah yaitu berjumlah 1 orang (1,2 %).

6. Departemen Acctant paling banyak berada pada kategori kurang lelah yaitu berjumlah 4 orang (4,9 %), lalu diikuti oleh kategori lelah yaitu berjumlah 3 orang (3,7 %) dan tidak ada pekeja di departemen ini yang mengalami kategori sangat lelah.


(47)

Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa :

1. Departemen Food & Beverage, keluhan kesehatan yang paling banyak dialami adalah pegal pada tangan yaitu sebanyak 37 orang (45,1 %) atau semua pekerja di departemen Food & Baverage.

Hal ini disebabkan karena tugas departemen ini dalam penjualan dan penyediaan makanan dan minuman serta memberikan pelayanan langsung kepada tamu yang memesan makanan dan minuman harus melakukan pekerjaan seperti memasak, mencuci piring, membersihkan peralatan dapur,


(48)

mengantarkan makanan dan minuman yang dipesan oleh para tamu dengan menggunakan tangan, sehingga menyebabkan keluhan pada otot-otot tangan. 2. Departemen House Keeping, keluhan kesehatan yang paling banyak dialami

adalah berat pada kaki yaitu sebanyak 10 orang (12,2 %).

Hal ini disebabkan karena kegiatan yang terdapat pada dapartemen ini yang membersihkan kamar hotel, mengambil perlengkapan kamar hotel yang harus dicuci, antara lain sheets; pillow case; blanket; bed cover; towel, dan cucian pakaian yang berasal dari para tamu ke kamar hotel, membuang sampah yang ada di kamar tamu dan di luar kamar ke tempat pembuangan sampah. Dengan begitu, menyebabkan lelah pada otot-otot kaki.

3. Departemen Front Office, keluhan kesehatan yang paling banyak dialami adalah kaku pada bahu yaitu sebanyak 6 orang (7,3 %).

Hal ini disebabkan karena kegiatan pada departemen ini adalah menyambut tamu hotel yang akan menginap, membantu membawa barang-barang bawaan tamu hotel ke kamar hotel, dan mengantarkan tamu hotel yang akan menginap ke kamar serta membukakan pintu kamar pada tamu.

4. Departeemen Engineering, keluhan kesehatan yang paling banyak dialami adalah berat pada kaki dan pegal pada tangan yaitu sebanyak 3 orang (3,7%). Hal ini disebabkan karena pekerjaan yang dilakukan pada departemen ini adalah memperbaiki kerusakan yang ada di dalam kamar, seperti AC, lemari es, televisi, maupun kerusakan peralatan yang ada di hotel, dan mengecek semua peralatan yang ada secara rutin untuk menghindari kerusakan yang akan terjadi.


(49)

5. Departemen Personnel, keluhan kesehatan yang paling banyak dialami adalah ingin berbaring setelah bekerja yaitu sebanyak 6 orang(7,3 %).

Hal ini disebabkan karena kegiatan pada departemen ini adalah memeriksa seluruh area hotel apakah ada sesuatu yang membuat keamanan di hotel menjadi tidak nyaman, dan memberikan bantuan kepada tamu hotel maupun pekerja hotel yang keamanannya menjadi terganggu.

6. Departemen Acctant, keluhan kesehatan yang paling banyak dialami adalah nyeri kepala dan nyeri punggung yaitu sebanyak 5 orang(6,1 %).

Hal ini disebabkan karena pekerjaan yang dilakukan pada departemen ini selama 8 jam banyak dalam posisi/sikap tubuh pekerja harus duduk dalam menjalankan kegiatannya seperti memeriksa semua keuangan hotel dengan teliti agar tidak terjadi kesalahan, mencatat semua penjualan dan pembelian keperluan hotel, mengetik pemasukan dan pengeluaran hotel.


(50)

BAB 5 PEMBAHASAN

Penelitian ini adalah untuk melihat gambaran kelelahan kerja pada pekerja di Hotel Patra Dumai kepada responden dilakukan pengukuran kelelahan kerja pada saat pagi hari (sebelum bekerja) dengan menggunakan Kuesioner Alat Ukur Perasaan Kelelahan Kerja (KAUPK2).

Dasar dari kategori kelelahan kerja dalam penelitian ini adalah besar skor perasaan lelah yang diperoleh dari Kuesioner Alat Ukur Perasaan Kelelahan Kerja (KAUPK2) yang menunjukkan bahwa :

1. Departemen Food and Beverage dari 37 orang pekerja yang mengalami kelelahan dengan kategori kurang lelah berjumlah 1 orang (1,2 %), kategori lelah berjumlah 28 orang (34,1 %) dan kategori sangat lelah berjumlah 8 orang (9,8 %).

Departemen Food and Beverage mempunyai tugas dalam penjualan dan penyediaan makanan dan minuman serta memberikan pelayanan langsung kepada tamu yang memesan makanan dan minuman. Kegiatan yang ada pada departemen ini adalah memasak, mencuci piring, mengepel, membersihkan peralatan dapur, mengantarkan makanan dan minuman yang dipesan oleh para tamu

2. Departemen House Keeping dari 12 orang pekerja yang mengalami

kelelahan dengan kategori kurang lelah berjumlah 4 orang (4,9 %), kategori lelah berjumlah 7 orang (8,5 %) dan kategori sangat lelah berjumlah 1 orang (1,2 %).


(51)

Departemen House Keeping bertugas untuk menjaga kebersihan, kerapian, serta keindahan seluruh area hotel, baik yang berada di luar gedung seperti area parker, taman, maupun yang berada di dalam gedung, yaitu kamar-kamar, ruangan-ruangan yang disewa, restaurant, coffe shop. Kegiatan yang terdapat pada departemen ini adalah membersihkan kamar hotel, mencuci perlengkapan kamar hotel, antara lain sheets; pillow case; blanket; bed

cover; towel, mencuci pakaian yang berasal dari para tamu, membersihkan

sampah yang ada di kamar tamu dan di luar kamar, serta menata dan mengatur semua taman yang ada di hotel.

3. Departemen Front Office dari 11 orang pekerja yang mengalami kelelahan yaitu sebanyak 4 orang (4,9 %) kategori kurang lelah, diikuti kategori lelah sebanyak 7 orang (8,5 %) dan tidak ada pekerja pada departemen ini yang termasuk pada kategori sangat lelah.

Departeman Front Office mempunyai peran dalam menyambut tamu hotel yang akan menginap dan memberikan bantuan untuk para tamu selama mereka tinggal. Kegiatan pada departemen ini adalah membantu membawa barang-barang bawaan tamu hotel ke kamar hotel, dan mengantarkan tamu hotel yang akan menginap ke kamar serta membukakan pintu kamar pada tamu

4. Departemen Engineering dari 5 orang pekerja yang mengalami kelelahan dengan kategori kurang lelah berjumlah 2 orang (2,4 %), kategori lelah berjumlah 3 orang (3,7 %) dan tidak ada pekerja pada departemen ini yang termasuk pada kategori sangat lelah.


(52)

Departemen Engineering mempunyai tugas dalam memelihara dan memperbaiki peralatan yang ada di hotel. Kegiatan dalam departemen ini adalah memperbaiki kerusakan yang ada di dalam kamar, seperti AC, lemari es, televisi, maupun kerusakan peralatan yang ada di hotel, dan mengecek semua peralatan yang ada secara rutin untuk menghindari kerusakan.

5. Departemen Personnel dari 10 orang pekerja yang mengalami kelelahan yaitu sebanyak 3 orang (3,7 %) kategori kurang lelah, 6 orang (7,3 %) termasuk pada kategori lelah diikuti kategori sangat lelah sebanyak 1 orang (1,2 %). Departemen Personnel bertugas dalam menjaga keamanan di seluruh area hotel agar terciptanya keamanan di hotel. Kegiatan yang ada pada departemen ini adalah memeriksa seluruh area hotel apakah ada sesuatu yang membuat keamanan di hotel menjadi tidak nyaman, dan memberikan bantuan kepada tamu hotel maupun pekerja hotel yang keamanannya menjadi terganggu, serta driver yang menjadi bagian dari departemen ini bertugas dalam mengantarkan tamu hotel dan pimpinan hotel, misalnya jika ada pertemuan di tempat lain atau kepentingan yang lainnya.

6. Departemen Acctant dari 7 orang pekerja yang mengalami kelelahan dengan kategori kurang lelah berjumlah 4 orang (4,9 %), kategori lelah berjumlah 3 orang (3,7 %) dan tidak ada pekerja pada departemen ini yang termasuk pada kategori sangat lelah.

Departemen Acctant bertangggung jawab memeriksa semua laporan keuangan hotel, dan mengeluarkan barang yang diperlukan oleh setiap departemen. Kegiatan yang ada pada departemen ini adalah mencatat semua


(53)

penjualan dan pembelian keperluan hotel, mengetik pemasukan dan pengeluaran hotel.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari Kuesioner Alat Ukur Perasaan Kelelahan Kerja (KAUPK2), dapat diketahui bahwa pekerja yang paling banyak mengalami kelelahan adalah pekerja yang terdapat di Departemen Food & Beverage, dimana dari 37 orang pekerja yang mengalami kelelahan dengan kategori kurang lelah hanya berjumlah 1 orang (1,2 %), sedangkan departemen lain pekerja dengan kategori kurang lelah lebih dari 1 orang, lalu diikuti kategori lelah berjumlah 28 orang (34,1 %), disini dapat dilihat hampir seluruh pekerja di departemen ini lelah, serta kategori sangat lelah berjumlah 8 orang (9,8 %). Dari 37 orang pekerja di departemen ini, bagian waiter dan waitress yang paling lelah. Ini dapat dilihat pada tabel rekapitulasi jawaban responden, bahwa jumlah skor hasil KAUPK2 tertinggi dari semua pekerja di Hotel Patra Dumai terdapat pada departemen Food & Beverage di bagian waiter, dengan total skor 43. Hal ini disebabkan karena posisi waiter yang harus berjalan dalam menjalankan tugasnya, seperti mengantar makanan dan minuman kepada tamu dan jika makanan dihidangkan secara prasmanan, waiter harus mengisi makanan ditempatnya. Di Hotel Patra Dumai, departemen Food & Beverage palimg banyak mengalami kelelahan karena di Hotel Patra minimal 5 hari dalam seminggunya terus diadakan acara-acara seperti dari instansi pemerintah, organisasi-organisasi, acara ulang tahun, wedding party, acara keluarga. Banyaknya acara yang diadakan di hotel ini, karena hotel ini dibandingkan dengan hotel lain yang ada di kota Dumai paling menonjol dengan kualitas makanan dan minuman yang baik. Dengan begitu, dalam hal ini peran Departemen Food and Beverage sangat besar sekali,


(54)

sebab pekerja di departemen ini menjalankan langsung kegiatan operasional dalam memberikan pelayanan langsung kepada tamu dalam menyajikan makanan dan minuman dengan kualitas yang baik, serta melayani langsung para tamu yang makan, dan setelah acara selesai pekerja di departemen ini harus merapikan dan membersihkannya. Dengan banyaknya acara yang diadakan di Hotel Patra Dumai, maka pendapatan dari Food and Beverage lebih besar daripada pendapatan dari penyewaan kamar hotel, dan ini dapat dilihat dari informasi yang didapat dari Bagian Senior Book Keeper Hotel Patra Dumai, bahwa jumlah kunjungan tamu hotel yang makan per bulannya lebih dari 6000 orang, sedangkan kunjungan tamu hotel yang menginap per bulannya ± 1000 orang.

Kategori kurang lelah menunjukkan bahwa pekerja mengalami kelelahan kerja, namun masih dalam batas normal, artinya pekerja hanya mengalami keluhan – keluhan yang sifatnya umum yang dapat dikurangi dengan beristirahat sejenak dan keluhan – keluhan yang mengindikasikan timbulnya kelelahan kerja seperti yang tertulis dalam KAUPK2 sering tidak ditemui.

Kategori lelah menunjukkan bahwa pekerja menunjukkan gejala-gejala mengalami kelelahan. Dari hasil penelitian diketahui bahwa yang termasuk kategori ini umumnya telah mengalami gejala-gejala kelelahan seperti lelah berbicara, kurang konsentrasi dalam menghadapi sesuatu, mengantuk saat bekerja, perasaan berat berat di kepala, pikiran kacau dan lain-lain, Namun intensitas munculnya masih jarang. Seharusnya keadaan seperti ini tidak dapat dibiarkan berlanjut karena gejala-gejala tersebut akan terakumulasi yang kemudian dapat mengakibatkan kelelahan kronis.


(55)

Kategori sangat lelah menunjukkan bahwa pekerja telah mengalami gejala-gejala subjektif (perasaan lelah) seperti merasa sukar berpikir dan tidak konsentrasi karena mengantuk, merasa gugup, lelah berbicara, cenderung lupa karena daya pikir menurun,tidak perhatian terhadap sesuatu, tidak tekun dan tidak cekatan, tidak tenang dalam bekerja, merasa enggan menatap orang lain, merasa kurang percaya diri, lamban dalam bekerja, merasa lelah seluruh tubuh terutama otot kaki, pinggang,nyeri punggung, pegal-pegal dan keluhan-keluhan lain. Gejala-gejala yang dialami pekerja harus segera mendapat penanganan yang serius, karena kalau tidak akan memperburuk keadaan kesehatan pekerja baik secara fisik maupun mental.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa pekerja paling banyak mengalami keluhan kesehatan yaitu pegal pada tangan. Keluhan kesehatan ini banyak dialami pada departemen Food and Beverage yaitu pada semua pekerja yang terdapat di departemen Food & Beverage, hal ini disebabkan karena pekerjaan pada departemen ini yang bekerja dengan menggunakan tangan dalam melakukan pekerjaannya, seperti memasak, mencuci piring, membersihkan peralatan dapur, mengantarkan makanan dan minuman yang dipesan oleh para tamu, sehingga menyebabkan keluhan pada otot-otot tangan.

Otot statis pada tangan dalam bekerja dimana pembuluh-pembuluh darah tertekan oleh pertambahan tekanan dalam otot tangan dan dengan begitu peredaran darah pada otot tangan menjadi berkurang. Otot-otot tangan yang berkontraksi statis tidak mendapat gukosa dan oksigen dari darah sehingga harus menggunakan cadangan-cadangan yang ada. Sisa-sisa metabolisme tidak dapat diangkut keluar melainkan tertimbun, hal ini yang menyebabkan rasa nyeri dan


(56)

lelah pada otot tangan. Untuk mengurangi kelelahan fisik pada pekerja dapat diupayakan dengan meningkatkan banyaknya relaksasi otot. Semakin banyak relaksasi otot yang dapat dilakukan, maka akan semakin kecil timbulnya kelelahan. Menurut Guntur (2003) menyebutkan, untuk mengurangi kelelahan, cara termudah yang dapat dilakukan semua orang tanpa bimbingan ahli medis yaitu dengan relaksasi ringan.

Menurut Fikri Effendi dalam sebuah artikel berjudul Ergonomi Bagi Pekerja Sektor Informal (Majalah Cermin Dunia Kedokteran, No. 36, 2002) sikap tubuh dalam bekerja harus merupakan sikap tubuh yang alami tidak dipaksakan dan tidak canggung, sehingga dicapai efisiensi dan produktivitas kerja yang optimal dan memberikan kenyamanan waktu bekerja. Dengan demikian selalu diusahakan agar semua pekerjaan dilakukan dalam sikap yang ergonomis, sehingga diusahakan agar sikap tubuh dalam bekerja harus dilakukan dengan sikap duduk dan sikap berdiri secara bergantian dan segala posisi dan sikap tubuh yang tidak alami dihindarkan atau diusahakan agar beban statis sekecil-kecilnya.


(57)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

1. Pekerja Hotel Patra Dumai yang lebih banyak mengalami kelelahan kerja adalah pada Departemen Food and Beverage yaitu untuk kategori lelah berjumlah 28 orang (34,1 %) dan kategori sangat lelah berjumlah 8 orang (9,8 %).

2. Keluhan kesehatan yang paling banyak dialami oleh pekerja Hotel Patra Dumai adalah pegal pada tangan berjumlah 37 orang (45,1%) dan berat pada kaki berjumlah 35 orang (42,7%) yaitu paling banyak dialami oleh pekerja di Departemen Food & Beverage.

6.2. Saran

Untuk mengurangi kelelahan fisik, pada saat istirahat disarankan pekerja melakukan relaksasi ringan, seperti melakukan peregangan pada otot tubuh yang terasa sakit dengan melakukan gerakan kecil, seperti menggerakkan kepala, tangan, kaki, dan badan sesuai dengan gerakan senam.


(1)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1.

Kesimpulan

1.

Pekerja Hotel Patra Dumai yang lebih banyak mengalami kelelahan kerja

adalah pada Departemen Food and Beverage yaitu untuk kategori lelah

berjumlah 28 orang (34,1 %) dan kategori sangat lelah berjumlah 8 orang

(9,8 %).

2.

Keluhan kesehatan yang paling banyak dialami oleh pekerja Hotel Patra

Dumai adalah pegal pada tangan berjumlah 37 orang (45,1%) dan berat pada

kaki berjumlah 35 orang (42,7%) yaitu paling banyak dialami oleh pekerja di

Departemen Food & Beverage.

6.2. Saran

Untuk mengurangi kelelahan fisik, pada saat istirahat disarankan pekerja

melakukan relaksasi ringan, seperti melakukan peregangan pada otot tubuh

yang terasa sakit dengan melakukan gerakan kecil, seperti menggerakkan

kepala, tangan, kaki, dan badan sesuai dengan gerakan senam.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

1.

Djojodibroto Darmanto, dr, SpD, 1999. Kesehatan Kerja di Perusahaan.

PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

2.

Benny LP, 1987, Pembangunan Kesehatan Tenaga Kerja di Indonesia

Kecenderungan di Masa Mendatang, Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan RI.

3.

TAP MPR No. IV/MPR/1999, Jakarta.

4.

Nurmianto E, 1998. Ergonomi – Konsep Dasar dan Aplikasinya. Edisi I,

Guna Widya, Surabaya.

5.

Khairunnisa Ida, 2001. Hubungan Shift Kerja Dengan Terjadinya

Kelelahan Kerja Pada Operator Telepon di Kantor Daerah

telekomunikasi Medan Tahun 2001, Skripsi, Universitas Sumatera

Utara, Medan.

6.

Workers Right Consortium (WRC), 2002. Laporan Penilaian Kondisi

Kerja PT. DADA, http//www.google.com.

7.

Fikri Effendi, Ergonomi Bagi Pekerja Sektor informal, Cermin Dunia

Kedokteran, No. 36, 2002.

8.

Wignjosoebroto S, 2000. Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu. Teknik

Analisis Untuk Peningkatan Produktivitas Kerja. Edisi I Cetakan

Ke-2, Penerbit Guna Widya, Surabaya.

9.

Sutalaksana, Anggawisastra, Tjakraatmadja, 1979. Teknik Tata Cara

Kerja. ITB, Bandung.

10.

Suma’mur PK, 1995. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja, Gunung

Agung, Jakarta.

11.

Almatsier S, 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi, PT. Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta.

12.

Suma’mur PK, 1989. Ergonomi Untuk Produktivitas Kerja, CV. Haji

Masagung, Jakarta.

13.

Soekidjo Notoadmojo, 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi

Revisi, Rineka Cipta, Bandung.

14.

Sinaga, Mhd. Makmur, 2005. Kesehatan kerja Pada Pramuniaga. Info

Kesehatan Masyarakat. Fakultas kesehatan Masyarakat, Universitas

Sumatera Utara.


(3)

15.

Astriani, Wilya, 2007. Gambaran Kelelahan Kerja Pada Pengemudi Bus

di PO. Sinar Riau Pekanbaru Tahun 2007. Skripsi, Fakultas

Kesehatan Masyarakat, universitas Sumatera Utara.

16.

Yati Oktarina, 2000. Kiat-Kiat Cold Section Dalam Menyediakan

Makanan Pembuka Di Hotel Quality Yogyakarta, Laporan

Penelitian, Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA, Yogyakarta.


(4)

Tabel 4. Keluhan Kesehatan Pada Pekerja di Hotel Patra Dumai Tahun 2008

No Departemen

Berat pada kaki Pegal pada tangan Mata perih Nyeri kepala Pegal pada leher Berat setelah bekerja

Ingin berbaring

setelah bekerja Berat pada kepala Nyeri pinggang Nyeri punggung Kaku pada bahu

Gerakan kaku & canggung

Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1 Food and Beverage 35 42,7 37 45,1 10 12,2 20 24,4 24 29,3 30 36,6 30 36,6 21 25,6 30 36,6 27 32,9 20 24,4 2 2,4

2 House Keeping 10 12,2 9 10,9 4 4,9 5 6,1 5 6,1 9 10,9 7 8,5 6 7,3 8 9,8 5 6,1 7 8,5 1 1,2

3 Front Office 5 6,1 4 4,9 0 0 3 3,7 2 2,4 1 1,2 6 7,3 3 3,7 3 3,7 3 3,7 6 7,3 1 1,2

4 Engineering 3 3,7 3 3,7 1 1,2 2 2,4 0 0 1 1,2 3 3,7 2 2,4 0 0 2 2,4 2 2,4 0 0

5 Personeel 3 3,7 3 3,7 0 0 5 6,1 0 0 1 0 6 7,3 5 6,1 4 4,9 3 3,7 4 4,9 0 0

6 Acctant 0 0 4 4,9 0 0 5 6,1 3 3,7 0 0 3 4,9 4 4,9 3 3,7 5 6,1 3 3,7 0 0


(5)

REKAPITULASI JAWABAN RESPONDEN

N0 USIA DEPARTEMEN BAGIAN JUMLAH SHIFT PENDIDIKAN MASA KERJA

HASIL KAUPK2 SKOR

TOTAL KATEGORI KEL. KERJA

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

FOOD & BEVERAGE

1 26 Shift L 3 SMK 4 th 1 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1 26 LELAH

2 27 Chasier 3 SMU 6 th 1 2 3 2 1 2 2 1 2 2 1 2 1 1 1 1 2 27 LELAH

3 30 Supv. FBS 3 D III 3 th 2 1 2 2 2 2 2 3 2 1 1 2 2 1 1 2 2 30 LELAH

4 27 Chasier 3 SMK 3 th 2 2 2 2 1 2 1 2 1 3 2 2 1 1 1 2 3 30 LELAH

5 27 Waiter 3 SMA 4 th 2 2 2 3 1 2 3 1 3 2 2 3 3 2 2 3 2 38 SANGAT LELAH

6 35 Waiter 3 SMA 6 th 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 3 2 2 1 2 3 35 LELAH

7 23 Waiter 3 SMA 5 th 1 1 2 2 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 23 LELAH

8 20 Waiter 3 SMA 1 th 2 2 3 2 1 3 3 1 2 2 3 3 1 1 2 2 3 36 SANGAT LELAH

9 27 Ast. Supv. FBS 3 D III 5 th 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 2 1 2 1 1 3 25 LELAH

10 29 Waiter 3 SMA 6 th 1 1 2 2 1 2 2 2 3 2 2 3 2 1 1 1 2 30 LELAH

11 34 Waiter 3 SMK 6 th 3 3 2 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 1 1 2 2 40 SANGAT LELAH

12 25 Waiter 3 SMA 5 th 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 3 1 2 2 2 3 31 LELAH

13 23 Waiter 3 SMA 3 th 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 1 2 29 LELAH

14 30 Water 3 SMK 5 th 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 43 SANGAT LELAH

15 26 Waiter 3 SMA 6 th 2 2 2 3 1 1 3 1 1 1 2 1 2 1 3 2 3 31 LELAH

16 20 Waitress 3 SMA 1 th 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 1 2 29 LELAH

17 25 Waitress 3 SMK 4 th 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 1 3 2 2 34 LELAH

18 26 Waitress 3 SMA 4 th 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 40 SANGAT LELAH

19 30 Waitress 3 SMK 6 th 3 2 2 2 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 35 LELAH

20 27 Waitress 3 SMA 5 th 1 2 2 1 1 2 2 1 2 1 2 2 1 2 3 2 2 29 LELAH

21 28 Waitress 3 SMK 6 th 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 41 SANGAT LELAH

22 23 Waitress 3 SMA 3 th 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 30 LELAH

23 27 Waitress 3 SMA 5 th 1 3 2 2 3 1 1 2 2 2 2 1 1 3 2 2 2 32 LELAH

24 30 Supv. FBP 1 D III 6 th 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 3 1 2 2 2 3 31 LELAH

25 26 Juicer 3 SMK 4 th 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 18 KURANG LELAH

26 29 Juicer 3 SMA 6 th 2 2 2 2 2 1 1 1 2 1 2 2 2 2 3 3 1 31 LELAH

27 26 Juicer 2 SMA 4 th 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 22 LELAH

28 28 Juicer 2 SMA 4 th 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 1 29 LELAH

29 25 Juicer 3 SMK 2 th 2 2 3 2 1 2 3 1 3 2 1 1 1 1 1 2 2 30 LELAH

30 24 Cook Helper 3 SMK 4 th 1 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1 26 LELAH

31 30 Ast. Supv FBP 3 D III 6 th 3 1 2 2 1 2 1 2 3 2 2 3 3 2 1 3 3 36 SANGAT LELAH

32 22 Shift Leader 3 SMA 2 th 3 1 1 1 1 2 1 2 3 2 2 3 3 2 1 3 3 34 LELAH

33 26 Staff Cook 3 SMA 3 th 2 3 1 1 2 2 2 2 2 1 3 2 2 1 2 3 2 33 LELAH

34 32 Staff Cook 3 SMA 5 th 1 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1 26 LELAH

35 26 Staff Cook 3 SMA 4 th 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 36 SANGAT LELAH

36 25 Staff Cook 3 SMK 3 th 3 2 2 1 2 2 1 1 2 1 1 2 1 1 3 2 2 29 LELAH

37 24 Staff Cook 3 SMA 3 th 1 2 1 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 1 2 2 2 27 LELAH

FRONT OFFICE

38 20 Operator 3 SMA 1 th 1 2 2 1 2 1 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 2 24 LELAH

39 24 Receptionist 3 SMA 4 th 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 1 1 1 1 1 25 LELAH

40 23 Receptionist 3 SMA 3 th 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 2 1 2 3 2 1 25 LELAH

41 33 FO Ast. Supv. 1 SMK 7 th 1 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 23 LELAH

42 22 Operator 3 SMA 2 th 1 1 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 26 LELAH

43 22 Bell Boy 3 SMA 1 th 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 27 LELAH

44 23 FO Supv. 1 SMA 3 th 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 KURANG LELAH


(6)

46 33 Shift Leader 3 D III 6 th 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 3 2 2 1 1 1 29 LELAH

47 27 Bell Boy 3 SMA 5 th 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 19 KURANG LELAH

48 24 Bell Boy 3 SMA 3 th 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 18 KURANG LELAH

HOUSE KEEPING

49 33 House Keeping Supv 1 D III 6 th 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 19 KURANG LELAH

50 27 Ast. Supv. 1 SMA 5 th 2 2 1 2 1 2 2 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 25 LELAH

51 35 Gardener 1 SMA 5 th 2 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 3 1 1 1 2 2 25 LELAH

52 32 Shift Leader 3 D III 6 th 3 2 1 3 2 2 2 1 3 2 2 3 3 2 2 2 2 37 SANGAT LELAH

53 33 Houseman 3 SMA 6 th 1 2 2 2 1 2 2 1 2 1 1 2 3 1 3 2 1 29 LELAH

54 30 Houseman 3 SMA 5 th 1 1 1 2 1 2 1 2 2 1 2 3 1 1 2 2 3 28 LELAH

55 35 Houseman 3 SMA 5 th 2 1 2 2 2 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 2 2 27 LELAH

56 23 Mini Bar Clerk 3 SMA 4 th 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 KURANG LELAH

57 35 Laundry 3 SMA 5 th 2 1 2 2 1 2 2 1 1 1 2 2 3 1 2 1 2 28 LELAH

58 33 Room Boy 3 SMA 6 th 1 1 2 2 1 2 1 2 2 2 1 1 1 2 3 2 1 27 LELAH

59 25 Laundry 3 SMA 3 th 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 KURANG LELAH

60 27 Room Boy 3 SMA 5 th 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 KURANG LELAH

ENGINEERING

61 30 Staff 3 SMK 4 th 3 3 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 1 1 2 2 32 LELAH

62 27 Staff 3 SMK 4 th 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 2 1 2 3 2 1 25 LELAH

63 25 Staff 3 SMA 3 th 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 19 KURANG LELAH

64 33 Staff 3 SMK 2 th 2 2 1 2 1 2 2 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 25 LELAH

65 33 Chief Staff 1 SMK 6 th 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 19 KURANG LELAH

PERSONNEL

66 36 Security 3 SMA 6 th 2 1 1 1 2 2 1 2 2 2 1 1 1 3 2 2 1 27 LELAH

67 25 Security 3 SMA 3 th 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 2 27 LELAH

68 25 Driver 3 SMA 3 th 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 KURANG LELAH

69 23 Driver 3 SMA 1 th 1 1 1 2 2 1 1 2 1 2 2 2 1 2 2 1 3 27 LELAH

70 25 Driver 3 SMA 2 th 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 KURANG LELAH

71 24 Security 3 SMA 2 th 2 2 1 1 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 3 2 1 28 LELAH

72 25 Security 3 SMA 2 th 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 19 KURANG LELAH

73 33 Security 3 SMA 6 th 1 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 3 1 28 LELAH

74 25 Security 3 SMA 2 th 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 36 SANGAT LELAH

75 23 Security 3 SMA 1 th 2 2 2 1 2 2 3 1 1 2 2 1 1 1 3 2 2 30 LELAH

ACCTANT

76 35 Ast.Finance 1 D III 6 th 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 KURANG LELAH

77 27 Purchasing 1 D III 4 th 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 19 KURANG LELAH

78 27 Senior Book Keeper 1 S 1 4 th 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 KURANG LELAH

79 33 Senior Store 1 S 1 6 th 1 2 1 1 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 1 3 27 LELAH

80 28 Book Keeper 1 D III 5 th 1 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 3 28 LELAH

81 26 Book Keeper 1 S 1 3 th 1 2 1 2 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1 3 1 1 25 LELAH