Kerja Otot Statis Proses Terjadinya Kelelahan

kadang juga harus berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Hal ini tentu saja akan mengakibatkan pekerja cepat lelah, membuat banyak kesalahan atau menderita cacat tubuh. 8 Sikap tubuh dalam bekerja harus memperhatikan : a. Agar senantiasa diupayakan agar semua pekerjaan dilaksanakan denagn sikap duduk dan sikap berdiri secara bergantian. b. Segala posisi dan sikap tubuh yang tidak alami dihindarkan atau diusahakan agar beban statis sekecil-kecilnya. 7

2.1.4. Kerja Otot Statis

Otot tersusun dari serat-serat otot yang bekerja dengan jalan mengerut kontraksi. Otot dapat bekerja secara statis menetap dan dinamis ritmis, berirama. Pada kerja otot statis soatu otot menetap berkontraksi untuk suatu periode waktu secara kontinu, panjang otot tetap dan seolah-olah tidak kelihatan kerja luar, sehingga energi tidak dapat diperhitungkan dari besarnya kekuatan. Kerja statis lebih menyerupai bekerjanya suatu elektromagnet yang bebannya tetap dekalipun harus mempertahankan tingkat energi yang tetap. Sedangkan pada kerja otot dinamis, kerutan dan pengenduran suatu otot terjadi silih berganti, energi kerja hasil perkalian diantara selisih panjang otot sebelum dan pada keadaan maksimum kontraksi dengan besarnya kekuatan. Keadaan peredaran darah berbeda pada kerja otot statis dan dinamis. Dalam otot yang bekerja statis, pembuluh-pembuluh darah tertekan oleh pertambahan tekanan dalam otot dan dengan begitu peredaran darah dalam otot itu menjadi berkurang. Sebaliknya, otot yang berkontraksi dinamis berlaku sebagai suatu pompa bagi peredaran darah. Kerutan disertai pemompaan darah keluar otot, Universitas Sumatera Utara pengenduran adalah kesempatan bagi darah untuk masuk ke dalam otot. Jelaslah bahwa otot yang berkontraksi dinamis memperoleh glukosa dan oksigen sehingga kaya akan tenaga dan sisa-sisa metabolisma dibuang segera. Otot-otot yang berkontraksi statis tidak mendapat glukosa dan oksigen dari darah sehingga harus menggunakan cadangan-cadangan yang ada. Sisa-sisa metabolisme tidak dapat diangkut keluar melainkan tertimbun. Hal ini mengakibatkan rasa nyeri dan lelah pada otot. Rasa nyeri dan kelelahan ini memaksa untuk menghentikan kerja otot statis. Sebaliknya, kerja otot dinamis dengan irama yang tepat dapat lama berkelanjutan tanpa kelelahan otot. Sehingga secara fisiologis terbukti bahwa kerja otot statis kurang efisien daripada kerja otot dinamis karena lebih cepat menimbulkan kelelahan. 11

2.1.5. Proses Terjadinya Kelelahan

Kelelahan sering terjadi karena terkumpulnya produk-produk sisa dalam otot dan peredaran darah, dimana produk-produk sisa ini bersifat membatasi kelangsungan aktivasi otot. Ataupun mungkin bisa dikatakan bahwa produk sisa ini mempengaruhi serat-serat syaraf dan sistem syaraf pusat sehingga menyebabkan orang menjadi lambat bekerja jika sudah lelah. 9 Makanan yang mengandung glikogen, mengalir dalam tubuh melalui peredaran darah. Setiap kontraksi dari otot akan selalu diikuti oleh reaksi kimia oksida glukosa yang merubah glikogen menjadi tenaga, panas dan asam laktat produk sisa. Dalam tubuh dikenal fase pemulihan, yaitu suatu proses untuk merubah asam laktat menjadi glikogen kembali dengan adanya oksigen dari pernafasan, sehingga memungkinkan otot-otot bisa bergerak secara kontinu. Ini berarti keseimbangan kerja bisa dicapai dengan baik apabila kerja fisiknya tidak Universitas Sumatera Utara terlalu berat. Pada dasarnya kelelahan ini timbul karena terakumulasinya produk- produk sisa dalam otot atau peredaran darah yang disebabkan tidak seimbangnya antara kerja dan proses pemulihan. Secara lebih jelas, penyebab timbulnya kelelahan fisik adalah sebagai berikut : 9 1. Oksidasi glukosa dalam otot menimbulkan CO 2 , Saerolactic, Phospat dan sebagainya, dimana zat-zat tersebut terikat dalam darah yang kemudian dikeluarkan waktu bernafas. Kelelahan terjadi apabila pembentukan zat-zat tersebut tidak seimbang dengan proses pengeluarannya sehingga timbul penimbunan dalam jaringan otot yang mengganggu kegiatan otot selanjutnya. 2. Karbohidrat yang didapat dari makanan diubah menjadi glukosa dan disimpan di hati dalam bentuk glikogen. Setiap 1 cc darah normal akan membawa 1 mm 3 glukosa, berarti setiap sirkulasi darah hanya membawa 0,1 dari sejumlah glikogen yang ada dalam hati. Karena bekerja, persediaan glikogen dalam hati akan menipis dan kelelahan akan timbul apabila konsentrasi glikogen dalam hati tinggal 0,7 . 3. Dalam keadaan normal, jumlah udara yang masuk melalui pernafasan kira- kira 4 litermenit, sedangkan dalam keadaan kerja keras dibutuhkan udara sekitar 15 litermenit. Ini berarti pada suatu tingkat kerja tertentu akan dijumpai suatu keadaan dimana jumlah oksigen yang masuk melalui pernafasan lebih kecil dari tingkat kebutuhan. Jika hal ini terjadi maka kelelahan akan timbul, karena reaksi oksidasi dalam tubuh yaitu untuk mengurangi asam laktat menjadi H 2 O air dan CO 2 karbondioksida agar dikeluarkan dari tubuh, menjadi tidak seimbang dengan pembentukan asam Universitas Sumatera Utara laktat itu sendiri asam laktat terakumukasi dalam otot atau dalam peredaran darah. Untuk kelelahan psikologis, para ahli meyakini bahwa keadaan dan perasaan kelelahan yang timbul karena adanya reaksi fungsional dari pusat kesadaran Cortex Cerebri yang bekerja atas pengaruh dua sistem antagonistik yaitu sistem penghambat inhibisi dan sistem penggerak aktivasi. Sistem penghambat ini terdapat dalam thalamus, dan bersifat menurunkan kemampuan manusia untuk bereaksi. Sedangkan sistem penggerak terdapat dalam formatio retikolaris yang bersifat dapat merangsang pusat-pusat vegetatif untuk konversi ergotropis dari peralatan-peralatan tubuh kearah bereaksi. Dengan demikian, keadaan seseorang pada suatu saat sangat terganggu pada hasil kerja kedua sistem antagonis ini. Apabila sistem penggerak lebih kuat dari sistem penghambat, maka keadaan orang tersebut ada dalam keadaan segar untuk bekerja. Sebaliknya, apabila sistem penghambat lebih kuat dari sistem penggerak maka orang tersebut akan mengalami kelelahan. 9

2.1.6. Akibat Kelelahan