Akibat Kelelahan Pengukuran Kelelahan Kerja

laktat itu sendiri asam laktat terakumukasi dalam otot atau dalam peredaran darah. Untuk kelelahan psikologis, para ahli meyakini bahwa keadaan dan perasaan kelelahan yang timbul karena adanya reaksi fungsional dari pusat kesadaran Cortex Cerebri yang bekerja atas pengaruh dua sistem antagonistik yaitu sistem penghambat inhibisi dan sistem penggerak aktivasi. Sistem penghambat ini terdapat dalam thalamus, dan bersifat menurunkan kemampuan manusia untuk bereaksi. Sedangkan sistem penggerak terdapat dalam formatio retikolaris yang bersifat dapat merangsang pusat-pusat vegetatif untuk konversi ergotropis dari peralatan-peralatan tubuh kearah bereaksi. Dengan demikian, keadaan seseorang pada suatu saat sangat terganggu pada hasil kerja kedua sistem antagonis ini. Apabila sistem penggerak lebih kuat dari sistem penghambat, maka keadaan orang tersebut ada dalam keadaan segar untuk bekerja. Sebaliknya, apabila sistem penghambat lebih kuat dari sistem penggerak maka orang tersebut akan mengalami kelelahan. 9

2.1.6. Akibat Kelelahan

Kelelahan dapat kita ketahui dari gejala-gejala atau perasaan-perasaan yang sering timbul, seperti : 9 1. Menunjukkan pelemahan kegiatan Perasaan berat di kepala, menjadi lelah seluruh tubuh, kaki terasa berat, menguap, pikiran kacau, mengantuk, mata berat, kaku dan canggung dalam gerakan, tidak seimbang dalam berdiri dan merasa ingin berbaring. 2. Menunjukkan pelemahan motivasi Universitas Sumatera Utara Merasa susah berpikir, lelah berbicara, menjadi gugup, tidak dapat berkonsentrasi, tidak dapat mempunyai perhatian terhadap sesuatu, cenderung untuk lupa, kurang kepercayaan, cemas terhadap sesuatu, tidak dapat mengontrol sikap, dan tidak dapat tekun dalam pekerjaan. 3. Menunjukkan kelelahan fisik akibat psikologis Sakit kepala, kekakuan bahu, merasa nyeri di punggung, pernafasan merasa tertekan, haus, suara serak, merasa pening, spasme dari kelopak mata, tremor pada anggota badan dan merasa kurang sehat badan.

2.1.7. Pengukuran Kelelahan Kerja

Sampai saat ini belum ada cara untuk mengukur tingkat kelelahan secara langsung. Pengukuran-pengukuran yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya hanya berupa indikator yang menunjukkan terjadinya kelelahan akibat kerja. Pengukuran kelelahan kerja terbagi atas 2 macam yaitu pengukuran secara objektif dan pengukuran secara subyektif. Secara obyektif dapat dilakukan dengan menggunakan alat ukur untuk mengukur kelelahan kerja, antara lain : 15 a. Pengukuran waktu reaksi Waktu reaksi yang diukur dapat merupakan reaksi sederhana atas rangsangan tunggal atau reaksi-reaksi yang memerlukan koordinasi. Biasanya waktu reaksi adalah jangka waktu pemberian suatu rangsangan sampai pada suatu saat kesadaran atau dilaksanakannya kegiatan tertentu misalnya : 1. Nyala lampu sebagai awal dan pijat tombol sebagai akhir jangkauan waktu tertentu. 2. Denting suara dan injak pedal. Universitas Sumatera Utara 3. Sentuhan badan dan pemutaran setir. b. Uji hilangnya kelipan Flicker Fusion Test Dengan kelelahan-kelelahan kemampuan tenaga kerja untuk melihat kelipan akan berkurang. Semakin lelah, semakin panjang waktu yang diperlukan untuk jarak antara dua kelipan. Salah satu alat uji kelip adalah buatan sibata. Uji kelipan menunjukkan pula keadaan kewaspadaan tenaga kerja. c. Pengamatan tentang koordinasi dan efisiensi gerakan fisik. Aneka ragam kegiatan tubuh dan efisiensinya dapat dinilai seperti : 1. Keseimbangan badan ketika berdiri. 2. Koordinasi mata dan tangan. 3. Uji akomodasi mata dan tangan. 4. Kemampuan tangan dan jari. Kelelahan kerja akan menurunkan koordinasi dan efisiensi kegiatan fisik. d. Pendekatan dengan kemampuan konsentrasi Kecepatan dan ketelitian untuk menyelesaikan suatu atau serangkaian tugas yang diberikan merupakan pencerminan dari konsentrasi atau daya piker yang baik. Pengukuran secara subyektif dilakukan dengan menggunakan kuesioner Alat Ukur Perasaan Kelelahan Kerja KAUPK2. KAUPK2 merupakan parameter untuk mengukur perasaan kelelahan kerja sebagai gajala subyektif yang dialami pekerja dengan perasaan yang tidak menyenangkan. Keluhan-keluhan pekerja sehari-hari membuat mereka mengalami kelelahan kronis, sehingga mereka dating ke poliklinik untuk berobat setelah perasaan ini dialaminya untuk beberapa waktu Nasution,H.R Universitas Sumatera Utara Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kuesioner Alat Ukur Perasaan Kelelahan Kerja KAUPK2. 2.2. Hotel 2.2.1. Teoritis Hotel