Aplikasi Fosfat Alam Pupuk Fosfat Alam

15 meningkatkan laju fotosintesis yang selanjutnya akan meningkatkan pertumbuhan akar. Ekstrak akar yang dipupuk dengan unsur P mempunyai aktivitas auksin yang berfungsi mempergiat pertumbuhan akar Islami dan Ulama, 1995. Dijelaskan oleh Hakim 1986 bahwa gejala kekurangan fosfor akan tampak pada pertumbuhan tanaman yang terhambat karena terjadi gangguan pada pembelahan sel. Daun tanaman menjadi berwarna hijau tua yang kemudian berubah menjadi ungu, juga terjadi pada cabang dan batang tanaman muda. Gejala yang umum adalah terhambatnya pertumbuhan, tanaman kerdil serta perakarannya miskin dan produksi merosot. Pengaruh menguntungkan bagi tanaman bila P tercukupi antara lain pada pembelahan sel, pembentukan bunga, buah dan biji, perkembangan akar halus, dan akar rambut, dan ketahanan tanaman terhadap penyakit Soerpardi, 1983 2.2.2 Ketersediaan Fosfor bagi Tanaman Sumber fosfor di dalam tanah dapat berasal dari P organik dan P anorganik. Bentuk P anorganik ini sebagian besar berkombinasi dengan Ca, dan juga berikatan dengan liat membentuk komplek fosfat liat tidak larut, sehingga banyak tidak tersedia bagi tanaman. Pupuk P yang banyak digunakan adalah TSP dan SP-36. Bentuk P organik di dalam tanah sekitar 1 terdapat dalam mikroorganisme. P organik ini terdistribusi paling besar di permukaan tanah dibandingkan dengan subsoil, karena sesuai akumulasi bahan organik tanah. Fosfor P termasuk unsur hara makro yang sangat penting untuk pertumbuhan tanaman, namun kandungannya di dalam tanaman lebih rendah dibanding 16 nitrogen N, dan kalium K. Tanaman menyerap P dari tanah dalam bentuk ion fosfat, terutama H 2 PO 4 - dan HPO 4 2- yang terdapat dalam larutan tanah. Ion H 2 PO 4 - lebih banyak dijumpai pada tanah yang lebih masam, sedangkan pada pH yang lebih tinggi 7 bentuk HPO 4 2- lebih dominan. Sebagian besar tanaman dapat mengambil P yang diberikan dari pupuk sebesar 10 hingga 30 dari total P yang diberikan selama tahun pertama pemupukan, b erarti 70‒90 pupuk P tetap berada di dalam tanah. Besarnya kemampuan tanah tanaman memanfaatkan P dipengaruhi oleh pH tanah, tipe liat, temperatur, bahan organik, dan waktu aplikasi. pH tanah sangat berpengaruh terhadap ketersedian P tanah. Pada tanah masam P bersenyawa dalam bentuk-bentuk Al-P dan Fe-P, sedangkan pada tanah bereaksi basa umumnya P bersenyawa sebagai Ca-P. Adanya pengikatan-pengikatan P tersebut menyebabkan pupuk P yang diberikan menjadi tidak efisien, sehingga perlu diberikan dalam takaran tinggi. Tipe liat akan menentukan jumlah P yang terfiksasi dalam liat, P akan kuat terfiksasi pada tipe liat 1:1 dari pada liat 2:1. Tanah yang banyak mengandung kaolinit, seperti pada daerah yang curah hujan tinggi lebih banyak mengikat P. Disamping itu hidrus dari Al dan Fe yang terdapat pada tanah tropika juga menjerap P, dimana tanah ini banyak dijumpai pada tanah tipe liat 1:1. Jadi dapat diketahui makin tinggi jumlah liat pada tanah maka P akan semakin tinggi terfiksasi. Temperatur biasanya berpengaruh pada kecepatan reaksi tanah, kecepatan reaksi kimia akan meningkat dengan meningkatnya suhu. Pada tanah panas umumnya lebih banyak mengikat P jika dibandingkan dengan tanah pada iklim sedang.