7
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pupuk Fosfat Alam
Fosfat alam merupakan sumber pupuk P yang efektif dan murah serta dapat
meningkatkan produktivitas tanah dan tanaman, hanya saja kualitas pupuk fosfat alam sangat bervariasi tergantung pada kandungan P
2
O
5
. Oleh karena itu, penggunaan fosfat alam secara langsung perlu memperhatikan kadar P
2
O
5
total dan tersedia serta reaktivitasnya Hartatik, 2011.
Pupuk fosfat alam berasal dari batuan fosfat yang digiling halus sehingga dapat
langsung digunakan sebagai pupuk. Fosfat alam berasal dari proses geokimia yang terjadi secara alami, yang biasa disebut deposit batuan fosfat.
Batuan fosfat dapat ditemukan di alam sebagai batuan endapan atau sedimen, batuan beku, batuan metamorfik, dan guano. Fosfat alam yang berasal dari batuan
beku umumnya digunakan sebagai bahan baku industri pupuk P. Sedangkan fosfat alam yang berasal dari batuan endapan atau sedimen yang mempunyai
reaktivitas tinggi dapat digunakan secara langsung sebagai pupuk Hartatik, 2011.
Fosfat alam bersifat tidak larut dalam air, tetapi larut dalam kondisi asam dengan
kadar P
2
O
5
dan kelarutannya bervariasi, lambat melepaskan P slow release, dan mengandung hara Ca dan Mg cukup tinggi dan unsur mikro Mg, Zn, Cu, B, Mn,
8 Al, Fe, serta logam berat Cd, Pb, As, Ni, dan Co Balai Penelitian Tanah, 2012.
Kualitas fosfat alam ditentukan oleh kelarutan dan efektivitasnya. Tingkat kelarutan fosfat alam dapat diketahui melalui pelarutan dalam asam sitrat 2,
amonium sitrat pH 7, dan asam format 2. Persentase kelarutan P
2
O
5
dalam asam sitrat terhadap kadar P
2
O
5
pada mineral apatit juga dapat diketahui melalui uji efektivitas agronomis. Uji efektivitas agronomis dilakukan untuk mengetahui
respons tanaman terhadap pemberian pupuk fosfat alam, yang ditunjukkan oleh nilai relative agronomi effectiveness RAE.
Kualitas fosfat alam dibedakan menjadi mutu A, B, C, dan D berdasarkan kadar
P
2
O
5
total dan kelarutannya dalam asam sitrat, seperti yang tertuang dalam SNI 02-3776-2005. Kualitas fosfat alam yang baik adalah yang mengandung P
2
O
5
total lebih dari 20 dan reaktivitasnya tinggi, dengan kadar P
2
O
5
larut dalam asam sitrat konsentrasi 2 lebih dari 6. Pengawasan mutu fosfat alam perlu
dilakukan untuk menghindari penggunaan fosfat alam yang bermutu rendah atau pemalsuan, agar pupuk yang digunakan efektivitasnya tinggi sehingga mencegah
pencemaran lingkungan. Reaktivitas fosfat alam menunjukkan tingkat kemampuannya dalam melepaskan P yang potensial tersedia untuk tanaman.
Namun, indikator ini tidak dapat digunakan untuk menduga jumlah P yang tersedia untuk tanaman karena efektivitas agronomi fosfat alam ditentukan oleh
banyak faktor. Oleh karena itu, penilaian kualitas fosfat alam, selain dengan cara kimia, juga dapat dilakukan dengan mengetahui respons tanaman terhadap
pemupukan fosfat alam, yang ditunjukkan dengan nilai RAE. Nilai RAE fosfat alam merupakan persentase peningkatan hasil di lapangan antara tanaman yang
dipupuk fosfat alam dan yang diberi pupuk standar SP-36 atau TSP. Fosfat alam
9 dengan RAE sama atau lebih besar 100 mempunyai efektivitas sama atau lebih
tinggi dari pupuk P standar. Selain kualitas, penggunaan fosfat alam secara langsung perlu mempertimbangkan reaktivitaskelarutannya, sifat tanah, dan jenis
tanaman. Faktor sosioekonomi dan kebijakan juga akan menentukan produksi, distribusi, dan adopsi penggunaan fosfat alam oleh petani Hartatik, 2011.
2.1.1 Faktor yang Mempengaruhi Kelarutan Fosfat Alam dalam Tanah
Kelarutan fosfat alam dalam tanah dipengaruhi oleh sifat fisikokimia fosfat alam
itu sendiri, tanah, dan tanaman. Tingkat kelarutan akan menentukan kualitas fosfat alam yang digunakan secara langsung sebagai pupuk. Demikian pula
kehalusan atau ukuran butir pupuk, makin halus ukuran butir maka kelarutannya makin tinggi. Namun, beberapa pupuk fosfat alam kelarutannya ditentukan oleh
sifat reaktivitas kimianya. Sifat tanah yang menentukan kelarutan fosfat alam yaitu keasaman atau pH. Fosfat alam lebih mudah larut pada tanah yang memiliki
pH rendah masam, sebaliknya pada tanah dengan pH tinggi, kelarutannya menurun. Kadar kalsium Ca yang tinggi dalam tanah akan menghambat
kelarutan fosfat alam, sedangkan tanah yang mempunyai kadar Ca dan P rendah akan mendorong pelarutan fosfat alam secara terus menerus. Tanah
UltisolOxisol umumnya mempunyai kadar Ca dan P rendah sehingga aplikasi fosfat alam efektif meningkatkan ketersediaan Ca dan P tanah bagi tanaman.
Fosfat alam yang digunakan secara langsung reaktivitasnya dipengaruhi oleh ukuran butir. Semakin halus ukuran butir fosfat alam maka semakin reaktif,
karena semakin tinggi permukaan fosfat alam yang bersentuhan dengan permukaan koloid tanah.