Jagung Zea Mays PENGARUH DOSIS DAN UKURAN BUTIR PUPUK FOSFAT SUPER YANG DIASIDULASI LIMBAH CAIR TAHU TERHADAP SERAPAN P DAN PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.)

22 Faktor pertama adalah dosis pupuk Fosfatsuper P, yaitu : P = Kontrol P 1 = 360 kg ha -1 pupuk Fosfatsuper setara dengan 50 dosis rekomendasi P 100 kg SP-36 ha ‒1 P 2 = 720 kg ha -1 pupuk Fosfatsuper setara dengan 100 dosis rekomendasi 200 kg SP-36 ha ‒1 Faktor kedua adalah ukuran butiran pupuk Fosfatsuper T, yaitu : T 1 = ukuran butiran 1 mm T 2 = ukuran butiran 2−3 mm T 3 = ukuran butiran 3−5 mm T 4 = ukuran butiran 5 mm Sehingga terdapat 8 kombinasi perlakuan dan diulang sebanyak 3 kali sehingga didapat 24 satuan percobaan dan ditambah dengan 3 kontrol sebagai pembanding. Pengelompokkan berdasarkan keserentakan analisis di laboratorium. Data yang diperoleh diuji homogenitas ragamnya dengan uji Bartlett dan aditivitasnya dengan uji Tukey. Selanjutnya jika asumsi terpenuhi data dianalisis dengan sidik ragam, dan perbedaan nilai tengah perlakuan diuji dan uji Beda Nyata Terkecil BNT pada taraf 5. Uji korelasi dilakukan antara variabel utama, dengan variabel pendukung. 23

3.4 Pelaksanaan Penelitian

3.4.1 Pembuatan Pupuk Fosfatsuper Limbah cair tahu disiapkan dalam keadaan segar dan pelarut asam sulfat H 2 SO 4 1 N. Tepung fosfat lolos saringan 1 mm ditimbang 0,5 kg. Kemudian sebanyak 0,5 kg tepung batuan fosfat, 425 ml limbah cair tahu, dan 75 ml H 2 SO 4 1 N secara bersamaan dan perlahan-lahan dimasukkan ke dalam mixer selama 5 menit. Setelah itu campuran tersebut dituang ke dalam toples dan di diamkan selama seminggu, kemudian Fosfatsuper dibuat granul sesuai dengan perlakuan menggunakan alat granulator yang ada di Laboratorium Teknologi Pertanian Universitas Lampung. Pupuk Fosfatsuper akan membentuk granul dengan adanya penambahan air melalui sprayer. Setelah operasi granulasi selesai, hasilnya diambil dan dikeringkan dengan cara penjemuran langsung oleh sinar matahari. Pupuk yang sudah kering dianalisis distribusi diameter granul dengan menggunakan ayakan 1 mm, 2‒3 mm, 3‒5 mm, dan 5 mm.

3.5 Percobaan Rumah Kaca

3.5.1 Persiapan Media Tanam Tanah diambil dari kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung di Desa Tanjung Sari Kecamatan Natar. Tanah digali sampai kedalaman 20 cm, dibersihkan dari bebatuan dan akar, kemudian dikeringanginkan, diayak, dan dikompositkan. Selanjutnya tanah ditimbang seberat 5 kg Berat Kering Oven BKO dan dimasukkan dalam polibag. 24 3.5.2 Penanaman Benih jagung sebanyak 3 buah dibenamkan ke dalam polibag yang sudah tersedia lalu ditanami benih jagung untuk masing-masing polibag, penanaman dilakukan dengan cara membenamkan benih ke dalam polybag dengan kedalaman sekitar 3 cm, dan dilakukan pemeliharaan sesuai dengan standar pemeliharaan jagung. Sebelum penanaman, tanah dianalisis terlebih dahulu sifat kimianya. Pertumbuhan tanaman yang meliputi tinggi tanaman jagung dan jumlah daun. Pengamatan dilakukan setiap minggu sampai fase vegetatif akhir yaitu 9 minggu setelah tanam MST. 3.5.3 Penyulaman Penyulaman dilakukan seminggu setelah tanam. Penyulaman ini dilakukan dengan tujuan untuk menjaga jumlah populasi akibat banyaknya benih yang tidak tumbuh. 3.5.4 Pemberian Pupuk Pemberian pupuk dasar dilakukan 1 MST dengan aplikasi urea dengan dosis 3 gram polibag -1 , dan aplikasi KCl dengan dosis 3 gram polibag -1 . Selain itu diberikan pupuk Fosfatsuper dengan ukuran butiran 1 mm, 2−3 mm, 3−5 mm, dan 5 mm sehari setelah pemberian pupuk dasar dengan dosis rekomendasi 10,8 g polibag -1 atau setara dengan 720 kg ha ‒1 dan 5,4 g polibag -1 atau setara dengan 360 kg ha ‒1 sesuai perlakuan.