Limbah Cair Tahu PENGARUH DOSIS DAN UKURAN BUTIR PUPUK FOSFAT SUPER YANG DIASIDULASI LIMBAH CAIR TAHU TERHADAP SERAPAN P DAN PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.)

20 Bunga betina juga mengandung banyak bunga kecil yang ujungnya pendek dan datar, pada saat masak disebut tongkol Warisno, 2003. Tanaman jagung tidak memerlukan persyaratan yang khusus. Hampir berbagai macam tanah dapat diusahakan untuk tanaman jagung. Namun demikian tanaman jagung akan tumbuh dengan baik pada ketinggian 1. 000−1.800 mdpl, kemiringan lereng di bawah 8, memiliki pH tanah berkisar antara 5,5−6,5 dan temperatur optimal bagi pertumbuhan berkisar antara 23−25˚C. Secara umum kebutuhan hara tanaman jagung adalah 180−240 ppm N, 60−90 ppm P 2 O 5, dan 50 ppm K 2 O atau setara dengan 200 −300 kg Urea ha -1 , 40−80 kg TSP ha -1 dan 50 KCl ha -1 Suprapto, 2004. Tanaman jagung mengambil P selama pertumbuhannya tetapi 15 dari kebutuhan P diambil sebelum jagung berbunga, setelah berbunga dan selama periode masak tanaman jagung membutuhkan P banyak sekali. Pada waktu masak ¾ bagian dari seluruh P dalam tanaman terdapat dalam biji Sudjana dkk. 1991. Kekurangan unsur hara fosfor akan menimbulkan hambatan pada pertumbuhan pada sistem, daun dan batangnya pada tanaman jagung, gejala ini dapat ditunjukkan dengan daun-daun yang berwarna hijau tuakeabu-abuan, mengkilat, dan tangkai daun lancip, pembentukan buah akan terhambat Sutedjo, 1992. 21 III. BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca Ilmu Tanah, Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Teknologi Pertanian Universitas Lampung, dari bulan Agustus 2014 sampai dengan April 2015,

3.2 Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan adalah 85 425 ml limbah cair tahu, 0,5 kg batuan fosfat alam, 75 ml pelarut asam H 2 SO 4 1 N, benih jagung, tanah, pupuk urea, pupuk KCl, aquades dan bahan-bahan kimia yang digunakan dalam analisis tanah, dan tanaman di labolatorium. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain polibag, alat tulis, timbangan, granulator, ayakan, oven, meteran, cangkul, gembor, hand sprayer, shaker, kertas label, botol film, pisau, plastik, oven, pH meter, tungku pengabuan, gilingan tanaman, hot plate, kalkulator, spectrometer dan alat-alat untuk analisis tanah dan tanaman di labolatorium.

3.3 Metode Penelitian

Perlakuan disusun secara faktorial 2x4 dalam Rancangan Acak Kelompok RAK dengan 3 kelompok. 22 Faktor pertama adalah dosis pupuk Fosfatsuper P, yaitu : P = Kontrol P 1 = 360 kg ha -1 pupuk Fosfatsuper setara dengan 50 dosis rekomendasi P 100 kg SP-36 ha ‒1 P 2 = 720 kg ha -1 pupuk Fosfatsuper setara dengan 100 dosis rekomendasi 200 kg SP-36 ha ‒1 Faktor kedua adalah ukuran butiran pupuk Fosfatsuper T, yaitu : T 1 = ukuran butiran 1 mm T 2 = ukuran butiran 2−3 mm T 3 = ukuran butiran 3−5 mm T 4 = ukuran butiran 5 mm Sehingga terdapat 8 kombinasi perlakuan dan diulang sebanyak 3 kali sehingga didapat 24 satuan percobaan dan ditambah dengan 3 kontrol sebagai pembanding. Pengelompokkan berdasarkan keserentakan analisis di laboratorium. Data yang diperoleh diuji homogenitas ragamnya dengan uji Bartlett dan aditivitasnya dengan uji Tukey. Selanjutnya jika asumsi terpenuhi data dianalisis dengan sidik ragam, dan perbedaan nilai tengah perlakuan diuji dan uji Beda Nyata Terkecil BNT pada taraf 5. Uji korelasi dilakukan antara variabel utama, dengan variabel pendukung.