4
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1.
Mencari dosis pupuk Fosfatsuper terbaik terhadap serapan P dan pertumbuhan tanaman jagung.
2. Mencari ukuran butir pupuk Fosfatsuper terbaik terhadap serapan P dan
pertumbuhan tanaman jagung. 3.
Mencari interaksi antara dosis dan ukuran butir pupuk Fosfatsuper terhadap serapan P dan pertumbuhan tanaman jagung.
1.4 Kerangka Pemikiran
Fosfor merupakan unsur hara makro yang dibutuhkan tanaman dan umumnya ditambahkan ke dalam tanah dalam bentuk pupuk, terutama pupuk kimia TSP dan
SP-36. Hanya saja ketersediaan pupuk kimia masih dipenuhi dari impor dan juga adanya penghapusan subsidi pupuk kimia oleh pemerintah.
Salah satu alternatif sumber P untuk tanaman yaitu dengan pemanfaatan fosfat alam. Pupuk fosfat alam yang digunakan secara langsung umumnya mempunyai
kelarutan yang lebih rendah dibandingkan dengan pupuk kimia, sehingga diperlukan suatu usaha untuk dapat meningkatkan kelarutannya seperti
penggunaan mikroorganisme pelarut fosfat dan bahan organik, pupuk P dari batuan fosfat dengan menggunakan pelarut asam-asam konvensional cukup
mahal, sehingga diperlukan alternatif pupuk P yang murah yaitu dengan memanfaatkan limbah cair tahu. Berdasarkan hasil penelitian Aini 2013 bahwa
5 limbah cair tahu yang dicampur 15 H
2
SO
4
mampu melarutkan P pada batuan fosfat.
Pupuk fosfat alam ini mempunyai kelarutan yang rendah sehingga perlu dipercepat kelarutannya dengan diberikannya limbah cair tahu yang dicampur
dengan H
2
SO
4
. Pupuk yang berasal dari batuan fosfat dan diasidulasi dengan H
2
SO
4
dan limbah cair tahu diberi nama pupuk fosfat super dengan kandungan P
2
O
5
10,48. Berdasarkan hasil penelitian Lastianingsih 2008, menunjukkan bahwa perlakuan
pemupukan dengan fosfat alam berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, bobot kering brangkasan dan serapan P. Lebih lanjut Warsunata 2014 , menyatakan
bahwa pemberian 200 Kgha fosfat alam mampu meningkatkan bobot tongkol berkelobot 21,55 tonha yang tinggi juga. Namun penelitian Kawulusan 2007,
menunjukkan bahwa pemberian dosis fosfat alam yang rendah 251 ppm P, sudah menunjukkan bobot kering tanaman lebih tinggi.
Pemberian dosis pupuk fosfat alam harus disesuaikan dengan kebutuhan tanaman
akan unsur hara yang dibutuhkan, semakin tinggi dosis yang diberikan maka P ini akan mengendap dalam tanah sehingga sukar larut dan sulit diserap oleh tanaman.
Dalam memperbaiki serapan P dan pertumbuhan tanaman, secara umum
kemampuan pupuk fosfat alam untuk melepaskan P dipengaruhi oleh ukuran partikel dan dosis pemupukan. Luas permukaan sangat berpengaruh terhadap
reaktivitas pupuk fosfat alam. Semakin halus ukuran butir maka semakin luas
permukaan dan semakin besar reaktivitas yang rendah sehingga kelarutannya
6 makin tinggi Hartatik, 2011. Hal ini karena semakin halus ukuran partikel,
maka semakin banyak kemungkinan kontak antara fosfat alam dengan tanah sehingga kelarutannya tinggi.
Selain ukuran butir, dosis pupuk juga akan berpengaruh terhadap serapan P dan pertumbuhan tanaman.
1.5 Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan, dapat disusun hipotesis sebagai berikut :
1. Terdapat dosis pupuk Fosfatsuper yang terbaik dalam mempengaruhi serapan P
dan pertumbuhan tanaman jagung. 2.
Terdapat ukuran butir pupuk Fosfatsuper yang terbaik dalam mempengaruhi serapan P dan pertumbuhan tanaman jagung.
3. Terdapat interaksi antara dosis dan ukuran butir pupuk Fosfatsuper dalam
mempengaruhi serapan P dan pertumbuhan tanaman jagung.