b. Penulisan Kata 1. Kata Turunan khususnya kata gabung berimbuhan
Imbuhan  awalan  dan  akhiran  ditulis  serangkai  dengan  kata  yang
langsung mengikuti atau mendahuluinya. Perhatikan contoh berikut ini
Tanggung jawab         bertanggung jawab Garis bawah          garis bawahi
Bentuk dasar gabungan kata yang sekaligus mendapat awalan dan akhiran konfiks ditulis serangkai.
Tanggung jawab           mempertanggungjawabkan Tidak adil          ketidakadilan
Jika salah satu unsur gabungan kata hanya digunakan dalam kombinasi, gabungan kata tersebut ditulis serangkai. Perhatikan penulisan kata-kata
berikut ini Amoral
Antarkota Adipati
Narapidana Swadaya
Ekstrakulikuler
2. Kata Depan Preposisi
Kata  depan  dituliskan  terpisah  dengan  kata  yang  mengikutinya, kecuali daripada dan kepada yang dianggap satu kata.
Misalnya: Lebih baik tinggal di sini daripada pergi ke daerah itu.
Surat itu dikirimkan kepada orang tuanya di desa. Perhatikan penulisan kata-kata yang dicetak miring berikut ini
Kesampingkan saja persoalan yang tidak penting itu.
Baru saja dia masuk, kemudian keluar lagi. Kata  depan  dari  dapat  digunakan  untuk  menunjukkan  pengertian
„tempat‟  atau  „asal  yang  ditinggalkan‟,  „sejak‟,  „asal  atau  bahan  suatu benda‟, dan „di antara‟, sedangkan kata depan daripada digunakan untuk
menyatakan  „perbandingan‟  dua  hal  atau  lebih  tidak  ada  kata  dari  atau
daripada yang berarti „milik‟.
3. Partikel
Partikel  lah,  kah,  dan  tah  ditulis  serangkai  dengan  kata  yang mendahuluinya. Perhatikan contoh berikut ini
Di manakah kau taruh barang berharga itu? Demikianlah maksud kedatangan saya.
Partikel per dan pun ditulis terpisah dengan kata yang mendahuluinya. Apa pun yang dimakannya, dia tetap kurus.
Satu per satu mereka memasuki ruang pemeriksaan.
20
4. Singkatan dan Akronim
Singkatan  adalah  bentuk  yang  dipendekkan,  yang  terdiri  atas  satu  huruf atau lebih.
a. Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan atau pangkat—diikuti
dengan tanda titik. Misalnya:
Nn. Rosi Maria Adha Jend. Muhammad Fauzi
20
Ida Bagus Putrayasa, Kalimat Efektif: Diksi, Struktur, dan Logika, Bandung: Refika Aditama, 2007, h. 27.
b. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau
organisasi,  serta  nama  dokumen  resmi  yang  terdiri  atau  huruf  awal  kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik.
Misalnya: RAPBN
Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
c. Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda
titik. Misalnya:
Dll. dan lain-lain
Dsb.   dan sebagainya Adapun  untuk  singkatan  yang  terdiri  atas  dua  huruf,  ditulis  sebagai
berikut. a.n.
atas nama s.d.
sampai dengan
d. Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata
uang tidak diikuti tanda titik. Cm
sentimeter Kg
kilogram
Akronim
Akronim  adalah  singkatan  yang  berupa  gabungan  huruf  awal, gabungan    suku  kata,  atau  pun  gabungan  huruf  dan  suku  kata  dari  deret
kata yang diperlakukan sebagai kata.
a. Akronim  nama  diri  yang  berupa  gabungan  huruf  awal  dari  deret  kata
ditulis seluruhnya dengan huruf kapital. Misalnya:
LIPI   Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia UIN   Universitas Islam Negeri
b. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf
dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal kapital. Misalnya:
Mendagri Menteri Luar Negeri
c. Akronim  yang bukan nama diri  yang berupa gabungan huruf, suku kata,
ataupun  gabungan  huruf  dan  suku  kata  dari  deret  serta  seluruhnya  ditulis dengan huruf kecil.
Misalnya: Presdir
presiden direktur
21
5.   Pemakaian Angka dan Lambang Bilangan
Lambang  bilangan  dapat  dinyatakan  dengan  angka,  baik  angka  arab 0,1,2,  dan  seterusnya  maupun  angka  romawi  I,II,III,  dan  seterusnya.
Angka arab digunakan untuk menyatakan: 1
Ukurang panjang. Berat, dan isi; 2
Satuan waktu; 3
Nilai uang; 4
Nomor rumah, apartemen, atau kamar pada alamat; 5
Nomor bagian-bagian dalam naskah dan karya tulis; 6
Jumlah dari suatu hal, barang, atau orang.
22
a. Penulisan lambang bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara
berikut. Misalnya :
21
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, op. cit., h. 13.
22
Masnur Muslich, Fonologi Bahasa Indonesia Tinjauan Deskriptif Sistem Bunyi Bahasa Indonesia, Malang: Bumi Aksara, 2008, h. 145.
Menurut  hasil  pertandingan  sementara,  Chelsea  masih  bertengger di posisi ke-4, menyusul Arsenal di posisi ke-3, Liverpool di posisi
ke-2, dan MU di posisi pertama.
b. Lambang  bilangan  yang  dapat  dinyatakan  dengan  satu  atau  dua
kata  ditulis  dengan  huruf,  kecuali  jika  beberapa  lambang  bilangan digunakan  secara  berurutan,  seperti  dalam  perincian  dan
pemaparan. Misalnya : Kelas  itu  terdiri  atas  dua  puluh  orang.  Panitia  lomba  membeli  70
pulpen, 140 pensil, dan 280 buku untuk persiapan hadiah.
c.  Lambang  bilangan  pada  awal  kalimat  ditulis  dengan  huruf.  Jika
perlu,  susunan  kalimat  diubah  sehingga  bilangan  yang  tidak  dapat dinyatakan  dengan  satu  atau  dua  kata  tidak  terdapat  pada  awal
kalimat.Misalnya : Sepuluh tim terdaftar dalam lomba cerdas cermat itu.
Lomba jalan santai itu diikuti oleh 140 peserta.
d. Angka  digunakan  untuk  menyatakan  i  ukuran  panjang,  berat,
luas, da nisi, ii satuan waktu, iii nilai uang, serta iv kuantitas. Misalnya :
Tinggal minimal untuk menjadi pramugari adalah 160 sentimeter. Bibi membeli 3 kilogram beras.
e. Angka  lazim  digunakan  untuk  melambangkan  nomor  jalan  ,
rumah, apartemen, atau kamar pada alamat. Misalnya : Jalan Kampus II no. 8
f. Angka digunakan untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab
suci. Misalnya : Surah Alfatihah: 1
g.  Penulisan  lambang  bilangan  dengan  huruf  dilakukan  sebagai
berikut. Bilangan utuh
Sebelas 11
Bilangan pecahan Setengah
½
h.  Penulisan  lambang  bilangan  yang  mendapat  akhiran
–an mengikuti cara berikut.
Barang antik itu berasal dari tahun 1700-an Harga baju di toko itu sekitar 50.000-an
i. Angka yang menunjukkan bilangan utuh yang besar dapat dieja
sebagian supaya lebih mudah dibaca. Misalnya : Kuis itu menjanjikan hadiah 500 juta rupiah.
j. Bilangan  tidak  perlu  ditulis  dengan  angka  dan  huruf  sekaligus
dalam  teks  kecuali  di  dalam  dokumen  resmi  seperti  akta  dan kuitansi. Misalnya :
Ochi mengoleksi tiga puluh tas.
k. Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf,
penulisannya harus tepat. Misalnya : Saldo  terakhir  di  ATM-ku  berjumlah  Rp.49.999  empat  puluh
sembilan  ribu  sembilan  ratus      sembilan  puluh  sembilan rupiah
23
.
23
Ibid, h. 15.
Jadi,  pemakaian  angka  dan  bilangan  adalah  salah  satu aturan yang terdapat di dalam Ejaan yang Disempurnakan yang
harus ditaati cara pemakaiannya.
6.   Kata Ganti ku-, kau-, -ku, -mu, dan
–nya Pronomina
Kata  ganti  ku-,  kau-  ditulis  serangkai  dengan  kata  yang mengikutinya:  -ku,  -mu,  dan
–nya  ditulis  serangkai  dengan  kata yang mendahuluinya. Misalnya:
Majalah itu boleh kubaca Kamarnya sedang diperbaiki
Catatan: Kata-kata  ganti  itu  -ku,  -mu,  dan  -nya  dirangkai  dengan  tanda
hubung  apabila  digabung  dengan  bentuk  yang  berupa  singkatan atau kata yang diawali huruf kapital.
Misalnya: BPKB-nya
KTP-ku
Kata si dan sang
kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Misalnya:
Ibu itu membelikan sang suami sebuah computer. Surat itu diberikan kepada si penerima.
Catatan: Huruf  awal  si  dan  sang  ditulis  dengan  huruf  kapital  jika  kata-kata
itu diperlukan sebagai unsur nama diri. Misalnya:
Dalam cerita itu, Si Pitung berkelahi dengan penjajah. Petani itu marah sekali kepada Sang Kancil.
24
24
Tim Bahasa, op. cit., h. 41.
7. Kata Ulang  Reduplikasi