Tanda Kurung Tanda Kurung Siku [ ]

Tanda seru digunakan sesudah kalimat, ungkapan, atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah, atau yang menyatakan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau rasa emosi yang kuat. Misalnya: Alangkah besarnya kapal itu Merdeka

j. Tanda Kurung

Tanda kurung digunakan: a. Untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan. Misalnya: Kami mengunjungi Monas Monumen Nasional Hadir juga dalam acara itu Letjen Purnawirawan T.B. Simatupang. b. Untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan. Misalnya: Sajaknya yang beju dul “Ubud” nama tempat terkenal di pulau Bali ditulis pada tahun 1962. Dia pindah ke Genteng Kota kecil dekat Banyuwangi, Jawa Timur mengikuti orang tuanya. c. Untuk mengapit angka atau huruf yang memerinci satu seri keterangan, tanpa kurung buka. Misalnya: Factor-faktor produksi meyangkut masalah berikut: 1 Alam 2 Tenaga kerja; dan 3 Modal. k. Tanda Kurung Siku [ ] Tanda kurung siku [ ] digunakan: a. Untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi, atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menjadi isyarat bahwa kesalahan itu memang terdapat di dalam naskah asli. Misalnya: Sang Sapurba [d]engar bunyi gemerisik. b. Untuk mengapit keterangan di dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung. Misalnya: … Perbedaan antara dua macam proses ini [lihat Bab 1] tidak dibicarakan …. l. Tanda Petik “…” T anda petik “…” digunakan: a. Untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan naskah, atau bahan tertulis lain. Kedua pasang tanda petik itu ditulis sama tinggi di sebelah atas baris. Misalnya: Kata ayah, “Saya akan datang.” “Saya belum siap,” jawab Nita, “tunggu sebentar.” b. Untuk mengapit judul syair, karangan, dan bab buku, apabila dipakai di dalam kalimat. Misalnya: Sajak “Aku” karangan Chairil Anwar terdapat pada halaman terakhir buku itu. c. Untuk istilah yang masih kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus. Misalnya: Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara “coba dan ralat” saja. Catatan: a. Tanda petik penutup terletak di belakang tanda baca yang mengakhiri petikan langsung. Misalnya: Kata adik, “Saya mau makan.” b. Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti kusus. Misalnya: Karena pe rutnya besar, ia mendapat julukan “Si Gendut”. m. Tanda Petik Tunggal ‗…‘ Tanda petik tungga dipakai: a. Untuk mengapit petikan yang terdapat di dalam petikan lain. Misalnya: Tanya Basri, “Kau dengarkah bunyi „kring-kring‟ tadi?” b. Untuk mengapit terjemahan atau penjelasan kata, atau ungkapan asing. Misalnya: Rate of inflation „laju inflasi‟

n. Tanda Garis Miring