Sampel Populasi dan Sampel .1 Populasi

3.3.2 Sampel

a. Sampel kasus dalam penelitian ini adalah semua penderita ISPA dan terpilih sebagai sampel yang pernah berkunjung ke Puskesmas Tiganderket pada tahun 2014. Besar sampel dalam penelitian ini diperoleh berdasarkan rumus sebagai berikut Dahlan, 2005: 2 2 d .p.q z α n  Keterangan : n = Besar Sampel z  = Deviasi normal standar ditentukan. Karena  yang ditentukan sebesar 5 maka z  = 1,96 Q = Probabilitas gagal atau yang tidak mengalami kasus sebesar 1-p maka q = 1 - 0,2 = 0,8 d = Tingkat kecermatan yang diinginkan ditentukan sebesar 0,1 p = Prevalensi penderita ISPA sebesar 0,2 Berdasarkan perhitungan rumus di atas maka besar sampel yang diambil dalam penelitian ini dapat dihitung sebagai berikut: n = 2 2 1 , 8 , 2 , 96 , 1 x x = 01 , 614656 , = 61,5 dibulatkan menjadi 62 Pengambilan sampel dilakukan dengan pembagian kelas berdasarkan pada jumlah sampel minimal yaitu 62 dibagi dengan jumlah desa di Kecamatan Universitas Sumatera Utara Tiganderket yaitu 17 desa, sehingga diperoleh hasil 4 desa. Distribusi sampel penelitian diambil dari 4 desa dengan kasus ISPA terbanyak sepanjang tahun 2014. Sampel ditentukan secara Proportional Random Sampling. Cara pengambilan sampel secara proporsi dilakukan dengan mengambil subyek dari setiap strata atau setiap wilayah ditentukan seimbang dengan banyaknya subyek dalam masing-masing strata atau wilayah Arikunto, 2006. Tabel 3.1. Distribusi Sampel Penelitian No. Desa Populasi Kasus Perhitungan Sampel 1. Tiganderket 748 29 15 2. Tanjung Merawa 386 3. Sukatendel 262 10 4. Narigunung II 215 8 Total 1611 62 b. Sampel kontrol adalah sampel yang tidak menderita ISPA. Sampel kontrol diambil dengan perbandingan 1:1 dengan kasus. Kelompok kontrol yang diambil adalah tetangga kelompok kasus yang memiliki usia yang sama agar mempermudah pengumpulan data penelitian. Sampel dari kelompok kasus sebanyak 62 orang dan kelompok kontrol juga 62 orang.Total sampel adalah sebanyak 124 orang. 3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Sumber Data

Dokumen yang terkait

Redesain Permukiman Relokasi Masyarakat Gunung Sinabung

7 50 200

Potensi Seed Bank Hutan Gunung Sinabung Jalur Pendakian Sigarang-garang Pasca Letusan Tahun 2010

1 64 73

Dampak Debu Vulkanik Letusan Gunung Sinabung Terhadap Unsur Hara Makro di Kabupaten Karo

3 81 38

Dampak Debu Vulkanik Letusan Gunung Sinabung Terhadap Ketersediaan Dan Serapan Hara P Oleh Tanaman Jagung Serta Terhadap Respirasi Mikroorganisme Pada Tanah Dystrandepts

3 88 65

Keanekaragaman Tumbuhan Obat Di Kawasan Hutan Gunung Sinabung Kabupaten Karo Sumatera Utara

6 97 49

Keanekaragaman dan Konservasi Vegetasi Hutan Gunung Sinabung Untuk Pembangunan Berkelanjutan

0 30 31

Hubungan Kualitas Fisik Rumah Terhadap Kejadian ISPA Pasca Bencana Erupsi Gunung Sinabung Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Tiganderket Karo Sumatera Utara Pada Tahun 2015

0 0 59

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) 2.1.1 Definisi ISPA - Hubungan Kualitas Fisik Rumah Terhadap Kejadian ISPA Pasca Bencana Erupsi Gunung Sinabung Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Tiganderket Karo Sumatera Utara Pada Ta

0 1 13

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Hubungan Kualitas Fisik Rumah Terhadap Kejadian ISPA Pasca Bencana Erupsi Gunung Sinabung Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Tiganderket Karo Sumatera Utara Pada Tahun 2015

0 0 9

HUBUNGAN KUALITAS FISIK RUMAH TERHADAP KEJADIAN ISPA PASCA BENCANA ERUPSI GUNUNG SINABUNG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN TIGANDERKET KARO SUMATERA UTARA PADA TAHUN 2015

0 0 14