Metode Analisis Data Hubungan Kualitas Fisik Rumah Terhadap Kejadian ISPA Pasca Bencana Erupsi Gunung Sinabung Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Tiganderket Karo Sumatera Utara Pada Tahun 2015

3.6.6 Kepadatan Hunian

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No.829MenkesSKVII1999 kriteria kepadatan hunian kamar yaitu memenuhi syarat apab ila terdapat ≤2 orang per 8m2 kecuali anak di bawah umur 5 tahun dan tidak memenuhi syarat atau padat bila terdapat 2 orang per 8m². Kepadatan hunian kamar diukur dengan membagi antara luas kamar dengan jumlah anggota keluarga yang menghuni kamar. 3.7 Metode Pengumpulan Data Metode perolehan data dilakukan sesuai dengan instrumen penelitian yang digunakan. Pada penelitian ini teknik perolehan data yang digunakan yaitu:

3.7.1 Pengukuran Langsung

Pengukuran langsung meliputi pengukuran luas ventilasi kamar, kelembaban udara kamar, dan kepadatan hunian kamar.

3.7.2 Observasi

Observasi dilakukan dengan melihat dan mencatat hal yang berhubungan dengan aktivitas dari obyek penelitian yang ada hubungannnya dengan masalah dalam penelitian.

3.8 Metode Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan: 1. Analisis Univariat Universitas Sumatera Utara Analisis Univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian, yang menghasilkan distribusi dan presentasi dari tiap variabel Notoatmodjo, 2010. Analisa Univariat ini menunjukkan deskripsi tiap variabel bebas dan variabel terikat antara kasus dan kontrol. 2. Analisis Bivariat Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel dependent dan independent. Kriteria penerimaan hipotesis dengan uji Chi- Square X 2 pada tingkat kepercayaan 95 α = 0,05. Berdasarkan hasil uji tersebut di atas ditarik kesimpulan dengan kriteria sebagai berikut : a Jika nilai p α maka Ho ditolak, berarti ada hubungan antara variabel dependent dengan independent. b Jika nilai p ≥ α maka Ho diterima, berarti tidak ada hubungan antara variabel dependent dengan independent. Untuk melihat apakah variabel merupakan faktor risiko digunakan uji Odds Rasio Kriteria pengambilan keputusan : a Jika OR 1 maka variabel independent merupakan faktor risiko terjadinya variabel dependent. b Jika OR = 1 maka variabel independent bukan merupakan faktor risiko terjadinya variabel dependent. c Jika OR 1 maka variabel independent mengurangi risiko atau merupakan faktor protektif terhadap variabel dependent. Universitas Sumatera Utara 36 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Tiganderket merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Karo, Medan, Provinsi Sumatera Utara. Luas wilayah Kecamatan Tiganderket mencapai 86,76 Km². Secara geografis, Kecamatan Tiganderket terletak antara 03˚ 08ˈ garis lintang utara dan 98˚ 37ˈ garis bujur timur dengan batas-batas wilayah: 1. Sebelah Utara : Kabupaten Langkat 2. Sebelah Selatan : Kecamatan Munthe dan Payung 3. Sebelah Barat : Kecamatan Kutabuluh 4. Sebelah Timur : Kecamatan Naman Teran dan Payung. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Tiganderket yang berada di Kecamatan Tiganderket. Kecamatan Tiganderket terdiri dari 17 desa yaitu Desa Tanjung Pulo, Desa Tanjung Mbelang, Desa Tapak Kuda, Desa Jandi Meriah, Desa Suka Tendel, Desa Tanjung Merawa, Desa Perbaji, Desa Tiganderket, Desa Temburun, Desa Mardinding, Desa Kutambaru, Desa Susuk, Desa Gunung Merlawan, Desa Nari Gunung I, Desa Kuta Galuh, Desa Penampen dan juga Desa Kuta Kepar. Sampel penelitian yang diambil dalam penelitian ini adalah penduduk yang berasal dari 4 desa dengan kasus ISPA terbanyak sepanjang tahun 2014, yaitu Desa Tiganderket, Desa Tanjung Merawa, Desa Sukatendel dan Desa Tapak Kuda. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan data Puskesmas Kecamatan Tiganderket pada tahun 2014, 10 penyakit terbesar di Puskesmas Tiganderket adalah ISPA, gastritis, sakit kepala Cepalgia, hipertensi, diare, rheumatic, ulkus peptikum, alergi, infeksi kulit dan penyakit lainnya seperti diabetes, asma, influenza, dan sebagainya. ISPA menjadi penyakit terbanyak dengan proporsi kasus ISPA di Puskesmas Tiganderket pada tahun 2013 sebesar 37,69 dan meningkat pada tahun 2014 sebesar 43,74.

4.2 Hasil Analisis Univariat

Dokumen yang terkait

Redesain Permukiman Relokasi Masyarakat Gunung Sinabung

7 50 200

Potensi Seed Bank Hutan Gunung Sinabung Jalur Pendakian Sigarang-garang Pasca Letusan Tahun 2010

1 64 73

Dampak Debu Vulkanik Letusan Gunung Sinabung Terhadap Unsur Hara Makro di Kabupaten Karo

3 81 38

Dampak Debu Vulkanik Letusan Gunung Sinabung Terhadap Ketersediaan Dan Serapan Hara P Oleh Tanaman Jagung Serta Terhadap Respirasi Mikroorganisme Pada Tanah Dystrandepts

3 88 65

Keanekaragaman Tumbuhan Obat Di Kawasan Hutan Gunung Sinabung Kabupaten Karo Sumatera Utara

6 97 49

Keanekaragaman dan Konservasi Vegetasi Hutan Gunung Sinabung Untuk Pembangunan Berkelanjutan

0 30 31

Hubungan Kualitas Fisik Rumah Terhadap Kejadian ISPA Pasca Bencana Erupsi Gunung Sinabung Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Tiganderket Karo Sumatera Utara Pada Tahun 2015

0 0 59

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) 2.1.1 Definisi ISPA - Hubungan Kualitas Fisik Rumah Terhadap Kejadian ISPA Pasca Bencana Erupsi Gunung Sinabung Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Tiganderket Karo Sumatera Utara Pada Ta

0 1 13

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Hubungan Kualitas Fisik Rumah Terhadap Kejadian ISPA Pasca Bencana Erupsi Gunung Sinabung Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Tiganderket Karo Sumatera Utara Pada Tahun 2015

0 0 9

HUBUNGAN KUALITAS FISIK RUMAH TERHADAP KEJADIAN ISPA PASCA BENCANA ERUPSI GUNUNG SINABUNG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN TIGANDERKET KARO SUMATERA UTARA PADA TAHUN 2015

0 0 14