3.6.6 Kepadatan Hunian
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No.829MenkesSKVII1999 kriteria kepadatan hunian kamar yaitu memenuhi syarat apab
ila terdapat ≤2 orang per 8m2 kecuali anak di bawah umur 5 tahun dan tidak memenuhi syarat atau
padat bila terdapat 2 orang per 8m². Kepadatan hunian kamar diukur dengan membagi antara luas kamar dengan jumlah anggota keluarga yang menghuni
kamar. 3.7 Metode Pengumpulan Data
Metode perolehan data dilakukan sesuai dengan instrumen penelitian yang digunakan. Pada penelitian ini teknik perolehan data yang digunakan yaitu:
3.7.1 Pengukuran Langsung
Pengukuran langsung meliputi pengukuran luas ventilasi kamar, kelembaban udara kamar, dan kepadatan hunian kamar.
3.7.2 Observasi
Observasi dilakukan dengan melihat dan mencatat hal yang berhubungan dengan aktivitas dari obyek penelitian yang ada hubungannnya dengan masalah
dalam penelitian.
3.8 Metode Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan:
1. Analisis Univariat
Universitas Sumatera Utara
Analisis Univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian, yang menghasilkan distribusi dan presentasi dari tiap variabel
Notoatmodjo, 2010. Analisa Univariat ini menunjukkan deskripsi tiap variabel bebas dan variabel terikat antara kasus dan kontrol.
2. Analisis Bivariat Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel
dependent dan independent. Kriteria penerimaan hipotesis dengan uji Chi- Square X
2
pada tingkat kepercayaan 95 α = 0,05.
Berdasarkan hasil uji tersebut di atas ditarik kesimpulan dengan kriteria sebagai berikut :
a Jika nilai p α maka Ho ditolak, berarti ada hubungan antara
variabel dependent dengan independent. b
Jika nilai p ≥ α maka Ho diterima, berarti tidak ada hubungan antara variabel dependent dengan independent.
Untuk melihat apakah variabel merupakan faktor risiko digunakan uji Odds Rasio Kriteria pengambilan keputusan :
a Jika OR 1 maka variabel independent merupakan faktor risiko terjadinya variabel dependent.
b Jika OR = 1 maka variabel independent bukan merupakan faktor risiko terjadinya variabel dependent.
c Jika OR 1 maka variabel independent mengurangi risiko atau merupakan faktor protektif terhadap variabel dependent.
Universitas Sumatera Utara
36
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Kecamatan Tiganderket merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Karo, Medan, Provinsi Sumatera Utara. Luas wilayah Kecamatan
Tiganderket mencapai 86,76 Km².
Secara geografis, Kecamatan Tiganderket terletak antara 03˚ 08ˈ garis lintang utara dan 98˚ 37ˈ garis bujur timur dengan batas-batas wilayah:
1. Sebelah Utara : Kabupaten Langkat
2. Sebelah Selatan : Kecamatan Munthe dan Payung
3. Sebelah Barat : Kecamatan Kutabuluh
4. Sebelah Timur : Kecamatan Naman Teran dan Payung.
Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Tiganderket yang berada di Kecamatan Tiganderket. Kecamatan Tiganderket terdiri dari 17 desa
yaitu Desa Tanjung Pulo, Desa Tanjung Mbelang, Desa Tapak Kuda, Desa Jandi Meriah, Desa Suka Tendel, Desa Tanjung Merawa, Desa Perbaji, Desa
Tiganderket, Desa Temburun, Desa Mardinding, Desa Kutambaru, Desa Susuk, Desa Gunung Merlawan, Desa Nari Gunung I, Desa Kuta Galuh, Desa Penampen
dan juga Desa Kuta Kepar. Sampel penelitian yang diambil dalam penelitian ini adalah penduduk
yang berasal dari 4 desa dengan kasus ISPA terbanyak sepanjang tahun 2014, yaitu Desa Tiganderket, Desa Tanjung Merawa, Desa Sukatendel dan Desa Tapak
Kuda.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan data Puskesmas Kecamatan Tiganderket pada tahun 2014, 10 penyakit terbesar di Puskesmas Tiganderket adalah ISPA, gastritis, sakit kepala
Cepalgia, hipertensi, diare, rheumatic, ulkus peptikum, alergi, infeksi kulit dan penyakit lainnya seperti diabetes, asma, influenza, dan sebagainya. ISPA menjadi
penyakit terbanyak dengan proporsi kasus ISPA di Puskesmas Tiganderket pada tahun 2013 sebesar 37,69 dan meningkat pada tahun 2014 sebesar 43,74.
4.2 Hasil Analisis Univariat