18
termasuk setara kas. Arus kas dari aktivitas investasi merupakan cerminan dari penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan
sumber daya yang bertujuan menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Pada umumnya transaksi arus kas investasi mencakup
transaksi yang tidak untuk dijual kembali serta pengumpulan hutang- hutang yang dapat diklasifikasikan sebagai aktivitas investasi
.
Beberapa contoh arus kas dari aktivitas investasi Ikatan Akuntan Indonesia dalam SAK 2007 :
1. Pembayaran kas untuk membeli aset tetap, aset tidak berwujud, dan aset jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang
dikapitalisasi dan aset tetap yang dibangun sendiri. 2. Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan, dan peralatan,
serta aset tidak berwujud dan aset jangka panjang lain. 3. Perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan lain.
4. Pembayaran kas sehubungan dengan futures contracts, forward contracts, option contracts, dan swap contracts kecuali apabila
kontrak tersebut dilakukan untuk tujuan perdagangan dealing or trading, atau apabila pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai
aktivitas pendanaan.
Pada saat yang normal, perusahaan kebanyakan menggunakan kas untuk memperluas atau menambah aktiva jangka
panjangnya, sehingga kas dari aktivitas investasi biasanya negatif. Perusahaan dengan arus kas positif dari aktivitas investasi berarti
menjual aktiva jangka panjangnya lebih cepat dari pada menukarnya dengan yang baru.
2.1.4.3 Arus Kas Aktivitas Pendanaan
Arus kas dari aktivitas pendanaan merupakan arus kas masuk dan arus kas keluar dan setara kas dari aktivitas yang mengakibatkan
Universitas Sumatera Utara
19
perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan, serta pengembalian atas investasi yang ditanamkan
penggunaan dan perolehan kas yangdiperuntukkan untuk pembayaran dividen tunai, penerbitan saham biasa, penarikanobligasi, penerbitan
utang obligasi. Menurut SAK 2007 penggunaan terpisah arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan perlu dilakukan sebab berguna
untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan.
Arus kas pendanaan pada perusahaan dapat bernilai positif surplus ataupun negatif defisit. Jika perusahaan memiliki arus kas
pendanaan yang positif berarti arus kas masuk dari aktivitas pendanaan lebih besar daripada arus kas keluarnya. Sebaliknya, suatu
perusahaan yang memiliki arus kas negatif terjadi jika arus kas masuk dari aktivitas pendanaan lebih kecil daripada arus kas keluarnya.
2.1.5Economic Value Added EVA
Salah satu metode dalam menilai kinerja suatu perusahaan yang mencerminkan nilai perusahaan adalah Economic Value Added EVA,
dimana EVA pertama kali diperkenalkan oleh Stewart dalam A.Sakir, 2009:151 yang mendefenisikan EVA sebagai berikut: EVA adalah
mengukur income residual dikurangi biaya modal dari hasil laba operasi dalam bisnis. Menurut Tunggal 2001: 1, metode Economic Value Added
EVA di Indonesia dikenal dengan metode Nilai Tambah Ekonomi NITAMI merupakan suatu sistem manajemen keuangan untuk mengukur
Universitas Sumatera Utara
20
laba ekonomi dalam suatu perusahaan yang menyatakan, bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta jika perusahaan mampu memenuhi
semua biaya operasi operating cost dan biaya modal cost of capital. Menurut Young 2001: 17, EVA adalah pengukuran kinerja yang
didasarkan pada keuntungan ekonomis juga dikenal sebagai penghasilan sisa residual income yang menyatakan, bahwa kekayaan hanya diciptakan
ketika sebuah perusahaan meliputi biaya operasi dan biaya modal. Berdasarkan beberapa definisi diatas maka dapat simpulkan bahwa EVA
merupakan sebuah alat ukur kinerja perusahan dalam mengukur laba ekonomi suatu perusahaan yang didasarkan pada perhitungan laba operasi
setelah pajak dikurangi biaya modal, laba operasi setelah pajak menggambarkan hasil penciptaan value di perusahaan, sedangkan biaya
modal itu sendiri dapat diartikan sebagai sebuah pengorbanan yang dikeluarkan dalam penciptaan value tersebut.
Hubungan antara EVA dan nilai perusahaan dapat digunakan sebagai alat untuk menilai perusahaan apabila perhitungan EVA tidak hanya pada
periode masa kini, tetapi juga mencakup periode yang akan datang. Hal ini disebabkan karena EVA pada suatu tahun tertentu menunjukkan besarnya
penciptaan nilai sekarang dari total penciptaan nilai selama umur perusahaan tersebut Young, 2001: 32:
Nilai sekarang = Total modal yang diinvestasikan + EVA
Persamaan di atas jelas menunjukkan bahwa EVA yang bernilai positif akan meningkatkan nilai perusahaan dimana penciptaan nilai tersebut akan
Universitas Sumatera Utara
21 tercemin pada harga saham yang lebih tinggi sebaliknya apabila total EVA
yang dihasilkan itu bernilai negatif maka mungkin saja nilai perusahaan tersebut lebih rendah dari total modal yang diinvestasikan. Unsur – unsur EVA
antara lain adalah NOPAT dan cost of capital sehingga EVA dapat dihitung dengan rumus
EVA = NOPAT – CAPITAL CHARGES
NOPAT atau yang biasa disebut dengan laba operasi sesudah pajak merupakan sejumlah laba perusahaan yang akan dihasilkan jika perusahaan
tersebut tidak memiliki utang dan tidak memiliki aset finansial, perhitungan NOPAT dapat dirumuskan : EBIT – 1- tarif pajak, dimana EBIT
=Earning Before Interest, Tax, Depreciation, and Amortization. Didalam perhitungan NOPAT faktor non operasional serta labarugi lain-lain yang
sama sekali tidak berhubungan dengan kegiatan operasional rutin perusahaan dan tidak ada keterangan yang jelas dalam catatan atas laporan
keuangan, tidak diikutsertakan dalam penghitungan NOPAT. Unsur dalam perhitungan EVA lainnya yaitu adalah capital charges
atau yang biasa disebut dengan biaya modal. Young 2001:39 mendefinisikan bahwa biaya modal sama dengan modal yang diinvestasikan
perusahaan juga disebut modal atau modal yang dipakai dikalikan rata-rata tertimbang weighted average dari biaya modal WACC. WACC sama
dengan jumlah biaya dari setiap komponen modal – utang jangka pendek, utang jangka panjang, dan ekuitas pemegang saham ditimbang berdasarkan
proporsi relatifnya dalam struktur modal perusahaan pada nilai pasar.
Capital charges dapat dirumuskan sebagai berikut : capital charges =
Universitas Sumatera Utara
22
WACCInvested Capital. Perhitungan EVA secara keseluruhan di
rumuskan secara lebih detail oleh Tunggal 2001 :
1. Net Operating Profit After Tax NOPAT = LabaRugi Usaha - Pajak 2. Invested Capital = Total Hutang Ekuitas – Hutang Jangka Pendek
3. WACC Weighted Average Cost of Capital = {D x rd 1 – Tax + E x re}
, dimana : - D = Tingkat Modal dari Hutang
- E = Tingkat Modal dari Ekuitas - rd= Cost of Debt
- re= Cost of Ekuity
4. Capital Charges = WACC Invested Capital 5. Economic Value Added = EVA = NOPAT – Capital Charges
EVA hanyalah sebuah indikator sehingga EVA tidak dapat meningkatkan kinerja perusahaan karena EVA bukanlah sebuah sistem.
Kinerja hanya ditentukan oleh sistem dan praktik manajemen dari perusahaan, sedangkan EVA hanya menunjukkan sebuah nilai tambah
murni dari sejumlah dana yang ditanamkan oleh perusahaan. EVA banyak dipakai oleh perusahaan sebagai alat untuk mengukur kinerja perusahaan
khususnya untuk mengukur penciptaan nilai karena penggunaan EVA akan membuat kepentingan Manajer semakin sesuai dengan kepentingan pemilik
modal. Sebagai alat ukur kinerja EVA memiliki beberapa kelemahan yaitu, EVA hanya mengukur hasil akhir result konsep ini tidak mengukur
aktivitas-aktivitas penentu, EVA terlalu bertumpu pada keyakinan bahwa investor sangat mengandalkan pendekatan fundamental dalam mengkaji dan
Universitas Sumatera Utara
23
mengambil keputusan untuk menjual atau membeli saham tertentu padahal faktor-faktor lain terkadang justru lebih dominan Mirza, 1997.
2.1.6Dividend Payout Ratio
Dividen Payout Ratioadalah jumlah dividenper lembar sahamdibagi jumlah pendapatan per lembar saham per tahun. Dividen
PayoutRatiomemberikan gambaran seberapa besar kontribusi perusahaan terhadappembayaran dividen.Semakin besar rasio dividenmaka semakin
besar pulalokasi keuntungan perusahaan untuk pemegang saham Rodoni,2005;83.
Persentase dari pendapatan yang dibayarkan kepada para pemegang saham sebagai “cash dividend” disebut dividend payout ratio,
DPRdigunakan untuk mengukur berapa rupiah yang diberikan kepada para pemegang sahambiasa dari keuntungan yang diperoleh perusahaan setelah
dikurangi pajak. Dividen yang mengalami peningkatan dan penurunan secara drastis akan berpengaruh langsung terhadap DPR yang dihasilkan,
sehingga investor atau pemegang saham dapat melihat bahwa perusahaan sukar untuk diprediksi. Secara teori, pembagian dividen memberikan sinyal
positif kepada para investor akan prospek saham karena mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk mengahasilkan keuntungan. Selain itu,
investor akan bereaksi terhadap perubahan DPR. Penurunan payout ratioakan ditanggapi negatif karena menggambarkan penurunan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan kas dan sebaliknya peningkatan payout ratioakan ditanggapi positif oleh investor.
Universitas Sumatera Utara
24
Dividend PayoutRatio merupakan sebuah ratio pembayaran dividen yang digunakan untuk mengukur kebijakan dividen, Menurut Ridwan S.
Sundjaja dan Inge Barlian 2003:391 Dividend Payout Ratio diperoleh dengan cara;
Dividend Payout Ratio =Dividend Per share X 100
Earning per share Dividend per share adalahjumlah dividen per saham,
sedangkanEarning per share adalah jumlah laba per saham.
2.1.7 Teori Sinyal Signalling Theory