Uji Multikoliniearitas Uji Autokorelasi Uji Heterokedastisitas

58 Grafik histogram pada gambar 4.1 menunjukkan bahwa data telah terdistribusi secara normal karena distribusi data mengikuti garis diagonal yang tidak menceng skewness kiri maupun menceng ke kanan. Gambar 4.2 Uji Normalitas Grafik P-Plot Pada grafik P-P Plot pada gambar 4.2 diatas menunjukkan bahwa data titik menyebar di sekitar garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa data telah terdistribusi secara normal. Dari hasil uji normalitas dalam seluruh tahap, dapat disimpulkan bahwa semua variabel dalam penelitian ini berdistribusi normal dan dapat melanjutkan pengujian asumsi klasik lainnya.

4.2.2 Uji Multikoliniearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen ada tidaknya gejala multikoliniearitas dilihat dengan menganalisa koefisen Variance Universitas Sumatera Utara 59 Inflaction Factor VIF dan nilai Tolerance. Gangguan multikolinearitas tidak terjadi jika VIF dibawah 10. Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas Sumber : hasil olahan software spss Perhatikan bahwa berdasarkan Tabel 4.4 nilai VIF dari variabel arus kas operasi adalah 1,280, nilai VIF dari variabel arus kas investasi adalah 1,084, nilai VIF dari variabel arus kas pendanaan adalah 1,211, nilai VIF dari EVA 1,456, dan nilai VIF dari Divident Payout Ratio adalah 1,799. Karena masing-masing nilai VIF tidak lebih besar dari 10, maka tidak terdapat gejala multikolinearitas yang berat, dengan kata lain, tidak terjadi korelasi antara variabel bebas yang begitu signifikan secara statistik pada tingkat signifikansi 5.

4.2.3 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 Ghozali, 2006. Untuk mengetahui ada atau tidaknya autokorelasi digunakan uji Durbin Watson dengan asumsi jika nilai statistik Durbin-Watson -2 sd +2, maka asumsi independensi terhadap residual non-autokorelasi terpenuhi. Sebaliknya, bila nilai statistik Durbin- Universitas Sumatera Utara 60 Watson -2 atau 2, berarti asumsi independensi terhadap residual non- autokorelasi tidak terpenuhi. Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi Sumber : hasil olahan software SPSS Berdasarkan Tabel 4.5, nilai dari statistik Durbin-Watson adalah 1,881. Perhatikan bahwa karena nilai statistik Durbin-Watson terletak di antara -2 dan +2, maka asumsi non-autokorelasi terpenuhi. Dengan kata lain, tidak terjadi gejala autokorelasi yang tinggi pada residual.

4.2.4 Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda akan disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatter plot antara SRESID pada sumbu Y, dan ZPRED pada sumbu X.Field, 2009:230, Ghozali, 2011:139. Field 2009:248, Ghozali, 2011:139 menyatakan dasar analisis adalah jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar, kemudian menyempit, maka Universitas Sumatera Utara 61 mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Gambar 4.3 Uji Heterokedastisitas Sumber : Hasil Olahan Software SPSS Perhatikan bahwa berdasarkan Gambar 4.3, tidak terdapat pola yang begitu jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

4.3 Pengujian Hipotesis

Dokumen yang terkait

Pengaruh Arus Kas Total, Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi Dan Arus Kas Pendanaan Terhadap Harga Saham (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Sub Sektor Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

7 61 91

Pengaruh Publikasi Laporan Arus Kas Terhadap Volume Perdagangan Saham pada Perusahaan Property and Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

3 57 85

PENGARUH DIVIDEND PAYOUT RATIO, INFORMASI ARUS KAS DAN LABA BERSIH TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 21

PENGARUH ARUS KAS AKTIVITAS OPERASI, ARUS KAS AKTIVITAS KAS INVESTASI, ARUS KAS AKTIVITAS PENDANAAN DAN LABA AKUNTANSI TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN OTOMOTIF PADA BURSA EFEK INDONESIA.

3 6 99

PENGARUH ARUS KAS AKTIVITAS OPERASI, ARUS KAS AKTIVITAS KAS INVESTASI, ARUS KAS AKTIVITAS PENDANAAN DAN LABA AKUNTANSI TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN OTOMOTIF PADA BURSA EFEK INDONESIA.

0 2 100

PENGARUH ARUS KAS OPERASI, ARUS KAS INVESTASI, ARUS KAS PENDANAAN DAN LABA BERSIH TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

2 4 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Saham - Analisis Pengaruh Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi, Arus Kas Pendanaan, EVA, Dividend Payout Ratio Terhadap Volume Perdagangan Saham Perusahaan Industri Manufaktur Tekstil dan Garmen Yang Ter

0 0 25

Analisis Pengaruh Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi, Arus Kas Pendanaan, EVA, Dividend Payout Ratio Terhadap Volume Perdagangan Saham Perusahaan Industri Manufaktur Tekstil dan Garmen Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 17

PENGARUH ARUS KAS AKTIVITAS OPERASI, ARUS KAS AKTIVITAS KAS INVESTASI, ARUS KAS AKTIVITAS PENDANAAN DAN LABA AKUNTANSI TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN OTOMOTIF PADA BURSA EFEK INDONESIA

0 0 22

ANALISIS PENGARUH INFORMASI ARUS KAS PENDANAAN, ARUS KAS INVESTASI, ARUS KAS OPERASI, DAN LABA AKUNTANSI TERHADAP RETURN SAHAM (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2007)

0 0 11