17
operasi tinggi, hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan mampu menghasilkan kas yang mencukupi secara internal dari aktivitas operasi
untuk membayar kewajibannya tanpa harus meminjam sumber pendanaan dari luar Kieso,dkk 2008:216.
Laporan arus kas mengklasifikasikan penerimaan dan pengeluaran kas menjadi 3 bagian utama yaitu :
2.1.4.1 Arus Kas Aktivitas Operasi
Arus Kas dari aktivitas operasi merupakan salah satu indikator yang menjadi penentu apakah dari aktivitas operasinya
perusahaan dapat menghasilkan kas yang dapat digunakan untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan,
membayar deviden dan melakukaninvestasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar. Sehingga arus kas aktivitasoperasi dapat
menjadi sinyal bagi investor mengenai kondisi perusahaan. Arus kas operasi umumnya diperoleh dari aktivitas penghasil utama perusahaan
dan berasal dari transaksi yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih seperti, penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa,
penerimaan kas dari royalti dan pendapatan lain, pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa serta pembayaran kas kepada
karyawan.
2.1.4.2 Arus Kas Aktivitas Investasi
Menurut SAK 2007, arus kas investasi meliputi perolehan dan pelepasan aset jangka panjang serta investasi lain yang tidak
Universitas Sumatera Utara
18
termasuk setara kas. Arus kas dari aktivitas investasi merupakan cerminan dari penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan
sumber daya yang bertujuan menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Pada umumnya transaksi arus kas investasi mencakup
transaksi yang tidak untuk dijual kembali serta pengumpulan hutang- hutang yang dapat diklasifikasikan sebagai aktivitas investasi
.
Beberapa contoh arus kas dari aktivitas investasi Ikatan Akuntan Indonesia dalam SAK 2007 :
1. Pembayaran kas untuk membeli aset tetap, aset tidak berwujud, dan aset jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang
dikapitalisasi dan aset tetap yang dibangun sendiri. 2. Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan, dan peralatan,
serta aset tidak berwujud dan aset jangka panjang lain. 3. Perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan lain.
4. Pembayaran kas sehubungan dengan futures contracts, forward contracts, option contracts, dan swap contracts kecuali apabila
kontrak tersebut dilakukan untuk tujuan perdagangan dealing or trading, atau apabila pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai
aktivitas pendanaan.
Pada saat yang normal, perusahaan kebanyakan menggunakan kas untuk memperluas atau menambah aktiva jangka
panjangnya, sehingga kas dari aktivitas investasi biasanya negatif. Perusahaan dengan arus kas positif dari aktivitas investasi berarti
menjual aktiva jangka panjangnya lebih cepat dari pada menukarnya dengan yang baru.
2.1.4.3 Arus Kas Aktivitas Pendanaan