Karakteristik Kognitif Karakteristik Individu Anak Penyandang Down Syndrome a. Karakteristik Fisik

lxvi Anak penyandang down syndrome memiliki enam atau tujuh ciri ini dan ketidakcakapan intelektual dalam derajat tertentu merupakan ciri yang hampir selalu ada.

b. Karakteristik Kognitif

Dua karakter yang menonjol dari penyandang down syndrome adalah penampilan fisik yang mudah dikenali dan kemampuan kognitif yang terbatas sama halnya dengan perkembangan sensori motor. 24 Perkembangan kognitif atau mental anak mulai menunjukkan penurunan yang relatif pada usia satu atau dua dan diikuti oleh penurunan yang lebih lambat pada usia tiga atau empat tahun dan setelah itu relatif mendatar, penurunan intelektual ini terlihat dari keterlambatan dalam bahasa dan menalar. Kemampuan dan perkembangan mental pada penyandang down syndrome bervariasi. Sebagian besar penyandang down syndrome termasuk dalam kategori keterbelakangan mental yang mild IQ 55-69 dan moderate IQ 40-55. Keterbelakangan mental yang dimiliki oleh penyandang down syndrome bukan hanya mempengaruhi aspek intelektualnya saja, tetapi juga mempengaruhi aspek tingkah laku dan juga periode perkembangan dari individu tersebut. Anak penyandang down syndrome mengalami kesulitan untuk menguasai 4 empat bidang yang berhubungan dengan kognisi, yaitu : 24 Artikel diakses pada 19 Januari 2009 pada http : ebursa.depdiknas.go.id pustakaharvesterindex.phprecordview87548 lxvii 1 Perhatian Perhatian merupakan faktor penting di dalam proses belajar. Seorang anak harus mampu memusatkan perhatian pada sebuah tugas sebelum ia dapat mempelajari tugas tersebut. 2 Ingatan Individu memproses stimulus yang datang pada berbagai tingkat analisis. Kesulitan yang dialami oleh individu dengan keterbelakangan mental yaitu saat harus mengerjakan tugas yang melibatkan proses ingatan yang lebih mendalam atau rumit. Pada tingkat yang dangkal, individu hanya memproses stimulus dalam bentuk perseptual, sedangkan pada tingkat yang lebih dalam, individu memproses stimulus dalam bentuk semantik. 3 Bahasa Individu dengan keterbelakangan mental sering memiliki kesulitan bahasa dan biasanya kemampuan bahasa mereka lebih rendah daripada bahasa yang seharusnya mereka miliki pada usia mental tertentu. Kesulitan yang umumnya terjadi adalah kesulitan dalam artikulasi, suara dan gagap. Selain itu, individu kurang mampu menggunakan bahasa yang abstrak dan kompleks. 4 Prestasi Akademis Dalam hal prestasi, karena ada hubungan yang kuat antara intelegensi dan prestasi sehingga anak dengan keterbelakangan mental akan tertinggal dari teman- temannya yang lain pada semua area. Mereka juga cenderung menjadi underachievers , yaitu meraih prestasi yang lebih rendah dari yang seharusnya dapat mereka capai sesuai dengan usia mental mereka. lxviii

c. Karakteristik Sosial dan Emosional