cxii didalam  mobil.  Tetapi,  setelah  diikutsertakan  dalam  kegiatan  syuting  film  ini,
hubungan dia dengan teman-temannya menjadi lebih baik. Selain itu, komunikasi dengan  teman-temannya  dan  guru  juga  mengalami  peningkatan  yang  sangat
baik.
78
2.  Interaksi Sosial Disasosiatif a  Kegiatan Pramuka
Dalam  kegiatan  pramuka  ini,  selain  membentuk  proses  interaksi  sosial asosiatif juga membentuk suatu proses interaksi sosial disasosiatif. Interaksi sosial
disasosiatif  yang  terbentuk  adalah  pada  saat  lomba  mencari  jejak.  Dalam  lomba mencari jejak ini adanya rasa persaingan diantara masing-masing kelompok dalam
mencari  tanda  petunjuk  berupa  tanda  panah  atau  pita,  mereka  bersaing  untuk merebut juara atau kemenangan. Akan tetapi, rasa persaingan yang timbul di acara
lomba mencari jejak ini, tidak sampai menimbulkan suatu persaingan  yang dapat memecah belah antar kelompok atu menimbulkan adanya suatu konflik.
79
b Kegiatan SOIna
Didalam kegiatan SOIna ini, selain telah terbentuk proses komunikasi dan interaksi sosial asosiatis kerjasama, juga telah terbentuk suatu proses disasosiatif.
Dimana  masing-masing  anak  penyandang  down  syndrome  yang  diikutsertakan pada kegiatan ini memiliki rasa persaingan. Persaingan yang terjadi diantara anak-
anak down syndrome dari SLB Dharma Asih dan anak-anak down syndrome dari sekolah lain ini adalah persaingan untuk merebut suatu kemenangan dalam lomba-
78
Observasi langsung di SLB Dharma Asih, 14 Januari 2009
79
Observasi langsung di SLB Dharma Asih, Agustus 2008
cxiii lomba  yang diadakan  ini. Namun, rasa persaingan  yang terjadi didalam  kegiatan
SOIna  ini  sebagaimana  persaingan  pada  kegiatan  pramuka,  tidak  sampai menimbulkan  adanya  suatu  konflik  diantara  anak-anak  penyandang  down
syndrome .
c Kegiatan Syuting Film Seni Peran
Bentuk  interaksi sosial disasosiatif terjadi didalam kegiatan pramuka dan SOIna  olah  raga  tingkat  provinsi,  namun  didalam  kegiatan  syuting  film  seni
peran ini tidak terbentuk suatu proses interaksi sosial disasosiatif.
3. Faktor  Penghambat  dalam  Pelaksanaan  Program  Peningkatkan
Interaksi Sosial Anak Down Syndrome
Faktor keberhasilan dari pelaksanaan program kegiatan  interaksi  sosial di SLB  Dharma  Asih  tidak  terlepas  dari  adanya  kerjasama  seluruh  warga  sekolah
dan orang tua klien yang mendukung dan melaksanakan seluruh kegiatan program interaksi  sosial  tersebut.  Namun,  tidak  semua  pelaksanaan  program  kegiatan
interaksi sosial tersebut dapat berjalan dengan lancar. Ada beberapa faktor-faktor penghambat dalam pelaksanaan program kegiatan ini, antara lain :
a Kurangnya dukungan dari orang tua klien anak down syndrome.
Tidak  semua  orang  tua  klien  anak  down  syndrome  dapat  mendukung anak  untuk  mengikuti  dari  seluruh  kegiatan  program  ini.  Hal  ini  dikarenakan
orang  tua  khawatir  anak  mereka  tidak  sanggup mengikuti  seluruh  kegiatan  yang dilaksanakan tersebut, karena anak mereka memiliki suatu masalah didalam organ
tubuh  dalam  yang  tidak  bisa  membuat  anak  mereka  menjadi  capek  atau  lelah
cxiv contohnya penyakit jantung. Jantung bocor yang diderita anak mereka sejak kecil
atau bahkan sejak lahir, tidak bisa membuat anak mereka melakukan sesuatu yang menguras banyak tenaga atau membuat anak mereka lelah, walaupun jantungnya
sudah dioperasi. Selain dari alasan-alasan pribadi yang sering dimiliki oleh para orang tua
klien anak down syndrome contohnya biaya.
b Keinginan Anak Down Syndrome
Sifat anak penyandang down syndrome sangat keras dibandingkan dengan anak-anak normal lainnya. Mereka yang sudah dianggap mampu untuk mengikuti
seluruh  program  kegiatan  interaksi  yang  diadakan  didalam  atau  di  luar  sekolah, apabila  tidak  ada  keinginan  dari  diri  mereka  sendiri  untuk  mengikutinya  maka
sangat sulit untuk dilaksanakannya program kegiatan tersebut.
c Kurangnya guru pembimbing
Kurangnya guru pembimbing menjadi salah satu faktor penghambat dalam pelaksanaan program interaksi sosial di SLB Dharma Asih. Dalam melaksanakan
program  kegiatan  selama  ini,  guru  yang  menangani  program  kegiatan  tersebut, bukan khusus didalam bidang kegiatan itu.
d Lingkungan
Lingkungan  juga  merupakan  salah  satu  faktor  yang  sangat  menentukan bagi pelaksanaan program kegiatan, contohnya  lingkungan  sekolah. Seperti  yang
kita ketahui, anak- anak down syndrome maupun anak-anak berkebutuhan khusus
cxv lainnya memiliki sifat  yang agak berbeda dengan anak-anak normal lainnya. Ada
kalanya  mereka  sedikit  susah  untuk  diatur  dan  diajak  untuk  melaksanakan program-program kegiatan yang ada. Dan apabila sebagian dari mereka tidak mau
menjalankan  salah  satu  program  kegiatan,  maka  hal  ini  dapat  berpengaruh terhadap teman-teman mereka yang lain.
cxvi
B.  SARAN-SARAN