43
Yock Fang. Al-
Qur’anu’lkarim-Bacaan Mulia. Mulai Diterjemahkan 7 Oktober
1972, selesai 18 Desember 1974. Saijah dan AdindaMax Havelaar, cerita
Multatuli. Skenario film P.T. Mondial Motion Pictures dan Fons Rademakers Productie, ditulis Oleh G. Soeteman dan Hiswara Darmaputra. 1975.
34
B. Al- Qur’an Bacaan Mulia
1. Latar Belakang Penerjemahan Al- Qur’an Bacaan Mulia
Terjadi kehendak Allah Swt, bahwa istri H.B. Jassin dipanggil ke hadirat Ilahi pada tanggal 12 Maret 1962. Kejadian ini sanggat menggugah kesadaranakan
arti hidup yang singkat di dunia ini. Tujuh hari lamanya setiap malam diadakan pengajian di rumah Jassin, sejak
malam pertama jenazah istrinya diangkut dari rumah sakit dan jenazahnya dibaringkan di dalam rumah setelah itu disemayamkan. Dia hadiri semua pengajian
itu, sampai selesai 30 juz dalam waktu tujuh hari. Pada malam ke delapan sepilah rumah, tidak ada lagi yang datang untuk
mengaji. Maka timbullah pikiran Jassin, mengapa tidak teruskan sendiri pengajian? Lalu dia mencoba mengaji dengan suara perlahan, sampai terbawa oleh rasa haru
yang terkandung dalam hati.
34
H.B. Jassin Sastra Indonesia Sebagai Warga Sastra Dunia Jakarta: Yayasan Idayu 1981 Cet ke-1 h. 28.
44
Jassin terharu, karena teringat Neneknya yang setiap hari dahulu di kampung membaca al-
Qur’an terharu, karena dia sekarang bisa membaca al-
Qur’an dengan alunan suara berkat setiap hari Neneknya membacanya. Terlepas dari itu, dia tidak puas dengan sekedar membacanya, diapun
mempergunakan beberapa buku terjemahan untuk mendalami dan meresapi isi Kitab suci al-
Qur’an itu. Selanjutnya, semakin bertambah pengetahuan Jassin karena menyelami
hikmah-hikmah yang terkandung dalam al- Qur’an, ayat-ayat yang mustahil adalah
bikinan manusia, tetapi firman-firman Tuhan Sendiri. Keyakinan ini dia resapi kebenarannya. Karena ayat-ayat itu meliputi masalah-masalah kehidupan yang
amat luas serta tinggi dan maknanya. Ayat demi ayat Jassin baca resapkan dan timbullah pikiran untuk
menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia yang puitis. Sepuluh tahun lebih dia menyelami ayat demi ayat, tidak satupun hari yang lewat tanpa menghirup firman
Tuhan, sekalipun hanya seayat dalam sehari. Ujian demi ujian menimpa pula, bahkan Jassin dituduh murtad dan
berhadapan dengan hakim pengadilan atas tuduhan telah menghina agama Islam, Rasul dan Nabi-Nabi, Pancasila dan UUD 1945. Tapi semua dia terima sebagai
cambuk untuk lebih dalam menyelam ke dalam inti hakekat dan dia anggap sebagai karunia dari Tuhan Yang Maha Esa.