Bermakna Melemahkan ي ج عتل KERANGKA TEORI

42 Indonesia Modern dalam kritik dan Esei, Gunung Agung, Jilid I 1954, 11 1954, II 1954, III 1967, IV 1967. Kesusastraan Dunia dalam Terjemahan Indonesia, Jajasan Kerdjasam Kebudajaan, 1966. Heboh Sastra1968, Gunung Agung, 1970. 2. Pengarang Pembantu Karya Jassin, karangan Pembantu yaitu: Ikhtisar Kritik Sastra bersama Liaw Yock Fang. Penerbit Pustaka Nasional. Singapura, 1970. b. Terjemahan Karya-karya terjemahan Jassin, di antaranya: Sepoeloeh Thaoen Koperasi, oleh R.M. Magono Djojohadikoesoemo. BP 1941. Judul asli: Tien Jaren Coöperate. Chushingura oleh Sakae Shioya, BP 1945. Diterjemahkan bersama Karim Halim dari bahasa Inggris. Renungan Indonesia, oleh Sjahrazad, Pustaka rakjat, 1974. Judul asli: Indonesisehe Over peinzingen. Terbang Malam, oleh A. de St.- Exupery, BP 1949. Judul asli Vol de Nuit. Kisah-kisah dari Rumania, BP 1964. Bersama Taslim Ali dan Carla Rampen. Judul asli: Nouveles Roumaines. Api Islam, oleh Syed Ameer Ali, Pembangunan, 1966. 2 jilid. Judul asli The Spirit of Islam. Tjerita Pandji dalam Perbandingan, oleh Prof, Dr. R.M. Ng. Poerbatjaraka. Diterjemahkan bersama Zuber Usman. Judul asli: Pandji-verhalen onderling vergelekan. Max Haveelar, oleh Multatuli, Djambatan, 1972. Klan Kemari-Indonesia dan Belanda dalam Sastra. Djambatan 1973. The Complete Poems of Chairil Anwar,University Education Press, Singapore, 1974. Terjemahan bersama Liaw 43 Yock Fang. Al- Qur’anu’lkarim-Bacaan Mulia. Mulai Diterjemahkan 7 Oktober

1972, selesai 18 Desember 1974. Saijah dan AdindaMax Havelaar, cerita

Multatuli. Skenario film P.T. Mondial Motion Pictures dan Fons Rademakers Productie, ditulis Oleh G. Soeteman dan Hiswara Darmaputra. 1975. 34

B. Al- Qur’an Bacaan Mulia

1. Latar Belakang Penerjemahan Al- Qur’an Bacaan Mulia Terjadi kehendak Allah Swt, bahwa istri H.B. Jassin dipanggil ke hadirat Ilahi pada tanggal 12 Maret 1962. Kejadian ini sanggat menggugah kesadaranakan arti hidup yang singkat di dunia ini. Tujuh hari lamanya setiap malam diadakan pengajian di rumah Jassin, sejak malam pertama jenazah istrinya diangkut dari rumah sakit dan jenazahnya dibaringkan di dalam rumah setelah itu disemayamkan. Dia hadiri semua pengajian itu, sampai selesai 30 juz dalam waktu tujuh hari. Pada malam ke delapan sepilah rumah, tidak ada lagi yang datang untuk mengaji. Maka timbullah pikiran Jassin, mengapa tidak teruskan sendiri pengajian? Lalu dia mencoba mengaji dengan suara perlahan, sampai terbawa oleh rasa haru yang terkandung dalam hati. 34 H.B. Jassin Sastra Indonesia Sebagai Warga Sastra Dunia Jakarta: Yayasan Idayu 1981 Cet ke-1 h. 28.