METODOLOGI PENELITIAN Televisi Dan Budaya Populer (Studi Korelasional Pengaruh Terpaan Tayangan Drama Asia (Korea) di Indosiar terhadap Perilaku Budaya Populer di Kalangan Siswa/i SMAN 1 Medan)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Deskripsi Lokasi Penelitian III.1.1 Sejarah dan Perkembangan SMAN 1 Medan Dulunya Sekolah Menengah Atas Negeri SMAN 1 Medan adalah sekolah HBS-VHO yang pada tahun 1949 berada di Jalan Seram. Sekolah ini awalnya adalah sekolah setingkat SMA yang terdiri dari orang-orang Indonesia yang pro Belanda. Sedangkan bagi orang-orang Indonesia yang pro-republiken, mereka memilih sekolah yang bernama Ivoorno yang terletak di Jalan Thamrin. Sekolah ini juga disebut SMA Kesatria dibawah pimpinan Tuan Muhammad Nuh. Kemudian sekolah ini dipinjam oleh SMA yang pro Indonesia, yang setelah itu disebut Sekolah Darurat dengan pimpinan Tuan Ismail Daulay. Disekolah inilah banyak orang Indonesia yang bersekolah. Pada Agustus 1950, murid SMA Darurat pindah ke gedung HBS-VHO. Disini jenjang sekolah dimulai dari kelas 1. Diawal-awal kepindahan sekolah terdapat dua kepala sekolah yang menjabat yaitu, Kepala Sekolah VHO nama tidak ingat dan Kepala Sekolah SMA Darurat Tuan Ismail Daulay. Pada tahun ini juga, kedua SMA tersebut termasuk guru-gurunya bergabung ke dalam satu sekolah yang bernama SMA 1 dengan Syarif sebagai kepala sekolah pertama. Kemudian kepemimpinan beralih kepada Palit D. Harahap dan kemudian dilanjutkan lagi oleh Rondang sebagai kepala sekolah definitifnya. Universitas Sumatera Utara Beberapa tahun selanjutnya sekolah ini pecah menjadi dua bagian yaitu bagian A dan bagian B. Bagian B menjadi SMA 2 dan SMA 3 dan bagian A menjadi SMA Teladan, yang selanjutnya pindah ke Jalan Cik Ditiro kemudian berganti nama kembali menjadi SMA 1 Medan. Setelah melewati puluhan tahun akhirnya SMAN 1 Medan telah terdaftar sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional RSBI. Dengan Kepala Sekolah Dra. Hj. Rebekka Girsang, SMAN 1 Medan telah berkembang mengikuti kemajuan teknologi. Sekarang sekolah ini telah mempunyai beberapa fasilitas seperti: • Pembelajaran di kelas dengan menggunakan komputer dan proyektor. • Ruang komputer dengan 50 unit komputer dan fasilitas internet. • Kelas internasional terdiri dari kelas X yang fasilitas setiap siswa memiliki laptop, kelas XI dan XII masing-masing siswanya memiliki satu komputer yang juga dapat langsung akses internet setiap hari. • Mushola yang luas sehingga dapat menampung ratusan jamaah untuk shalat. • Kantin yang luas, lengkap, dan higienis. • Pembelajaran beberapa bahasa asing seperti bahasa Inggris, bahasa Mandarin, bahasa Jepang, dan bahasa Jerman. • Pengembangan diri siswa melalui berbagai kegiatan ekstrakurikuler seperti Olahraga Prestasi OP, bela diri karate, pramuka, paskhas, Sanggar Seni Smansa SSS, Teater ‘Rawit’ SMANSA, Pecinta Alam dan Lingkungan Universitas Sumatera Utara Hidup PALH, Karya Ilmiah Remaja KIR, Ekstrakurikuler Jurnalistik Smansa EJS, dan lain-lain. • Perpustakaan yang terdiri dari ruang perpustakaan umum dengan buku- buku lengkap dan ruang perpustakaan khusus dengan buku-buku bahasa Inggris serta dilengkapi dengan sistem komputer. • Kelas Pelatihan Olimpiade Sains dengan fasilitas komputer, proyektor, tenaga pelatih yang profesional, dan buku-buku yang berhubungan dengan olimpiade. • Ruang khusus untuk kegiatan ekstrakurikuler dalam rangka pengembangan diri siswa. III.1.2 Sekilas tentang Indosiar Indosiar adalah salah satu televisi swasta nasional di Indonesia. Stasiun televisi ini beroperasi dari Daan Mogot, Jakarta Barat sejak tahun 1994. Indosiar didirikan dan dikuasai oleh Grup Salim melalui PT Indosiar Karya Media Tbk yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dahulu Bursa Efek Jakarta. Pada 13 Mei 2011, mayoritas saham PT Indosiar Karya Media Tbk dibeli oleh PT Elang Mahkota Teknologi Tbk, pemilik SCTV, menjadikan kedua stasiun televisi berada dalam satu pengendalian. Dalam siarannya, Indosiar banyak menekankan pada aspek kebudayaan. Salah satu program kebudayaan yang saat itu selalu ditayangkan adalah acara pertunjukan wayang pada malam minggu. Bentuk logo Indosiar sangat mirip dengan bentuk logo Television Broadcasts Limited, Hongkong. Hal ini Universitas Sumatera Utara dikarenakan pada masa awal kemunculannya, Indosiar banyak menayangkan drama-drama Hongkong. Seperti serial “Return of The Condor Heroes” yang dibintangi oleh Andy Lau dan “To Liong To” yang dibintangi oleh Tony Leung, yang keduanya cukup populer di kalangan penonton. Selain itu, Indosiar juga mempopulerkan sinetron-sinetron Indonesia yang bertemakan cinta dan keluarga dimulai sejak munculnya “Tersanjung”, acara- acara realitas yang melibatkan emosi penonton dan SMS secara langsung dimulai sejak munculnya AFI, infotainment KISS Kisah Seputar Selebritis. Indosiar juga menayangkan acara anak-anak atau kartun yang cukup banyak setiap hari minggu yaitu dari pukul 06.30 sampai 12.00 WIB, Acara-acara anak yang pernah populer di Indosiar adalah, Dragon Ball, Digimon, Pokemon, Bleach, Naruto, Gundam, dan lain-lain. Direktur Utama Indosiar saat ini adalah Anky Handoko. L O G O T A H U N P E N G G U N A A N 1995 - 2004 2004-Sekarang 2008-sekarang III.2 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Metode ini bertujuan untuk meneliti sejauh mana variasi pada satu faktor berkaitan dengan variasi pada faktor lain Rakmat, 2004: 27. Metode Universitas Sumatera Utara korelasional digunakan untuk meneliti hubungan diantara variabel-variabel. Dalam penelitian ini, metode korelasional digunakan untuk mencari hubungan antara terpaan tayangan Drama Asia Korea di Indosiar dengan perilaku budaya populer di kalangan siswai SMAN 1 Medan. III.3 Lokasi Penelitian Penelitian ini berlokasi di Sekolah Menengah Atas Negeri SMAN 1 Medan di Jalan Tengku Cik Di Tiro No. 1 Medan. III.4 Populasi dan Sampel III.4.1 Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda, hewan, dan tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala atau peristiwa- peristiwa sebagai sumber daya yang memiliki karakteristik tertentu di dalam satu penelitian Nawawi, 1995: 141. Populasi adalah keseluruhan elemen yang menjadi objek penelitian sesuai dengan karakteristik yang telah ditentukan sebagai responden yang dibutuhkan dalam penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah siswai SMAN 1 Medan khususnya kelas XI dan XII reguler yang menonton tayangan Drama Asia Korea di Indosiar tanpa mengikutsertakan kelas internasional. Berdasarkan data yang diperoleh, jumlah siswai SMAN 1 Medan kelas XI dan XII reguler hingga Juli 2011 adalah Universitas Sumatera Utara Tabel 2 Jumlah Siswai Kelas XI dan XII Reguler SMAN 1 Medan Sumber: Kantor Tata Usaha 22 Juli 2011 No Kelas Populasi 1. XI 259 2. XII 527 Total 786 Populasi dalam penelitian ini adalah siswai SMA karena anak SMA adalah anak remaja yang masih memiliki potensi untuk meniru. Dimasa inilah akan terbentuk jati diri seseorang. Jika apa yang dilihat, didengar, dan dirasakannya benar maka ia akan menirunya, begitu pula sebaliknya. Adapun yang menjadi alasan bagi peneliti dalam memilih populasi yaitu siswai SMAN 1 Medan kelas XI dan XII reguler, karena SMAN 1 adalah salah satu sekolah unggulan sehingga diharapkan respondennya mewakili para remaja yang ada di kota Medan. Sedangkan alasan populasi yang dipilih hanya kelas XI dan XII reguler karena ketika penelitian ini dibuat, kelas X belum terdaftar sebagai siswai SMAN 1 Medan. III.4.2 Sampel Dalam penelitian sosial, peneliti tidak harus meneliti seluruh objek yang dijadikan pengamatan. Peneliti dapat mempelajari, memprediksi, dan menjelaskan sifat-sifat suatu objek atau fenomena hanya dengan mempelajari dan mengamati Universitas Sumatera Utara sebagian dari objek atau fenomena tersebut sebagai bagian dari keseluruhan objek atau fenomena yang akan diamati. Inilah yang disebut sebagai sampel. Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu Nawawi, 1995: 144 . Syarat sampel harus memenuhi unsur representatif atau mewakili seluruh sifat-sifat responden yang akan diriset. Berdasarkan data populasi yang didapat maka untuk menentukan besar sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10 dan tingkat kepercayaan 90 yaitu sebagai berikut Kriyantono, 2008: 162: N n = Nd 2 + 1 Keterangan: n = sampel N = populasi d = presisi 786 n = 786 0,1 2 + 1 786 n = = 88,71 = 89 8,86 Maka total sampel dalam penelitian ini adalah 89 orang. III.5 Teknik Penarikan Sampel Ada beberapa langkah penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini, untuk mendapat kejelasan dalam melihat data yang telah diperoleh peneliti Universitas Sumatera Utara sebelumnya. Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: III.5.1 Sampel Stratifikasi Proporsional Proportional Stratified Sampling Dalam teknik ini, populasi dikelompokkan ke dalam kelompok atau kategori yang disebut strata dengan tujuan untuk membuat sifat yang homogen dari populasi yang heterogen Kriyantono, 2008: 153. Dalam jenis pengambilan sampel ini, jumlah sampel yang diambil dari setiap strata harus proporsional. Oleh karena itu, populasi yang lebih kecil tetap memiliki peluang yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Rumus pengambilan sampelnya adalah: n 1 x n N = N Keterangan: n 1 = jumlah jiwa n = jumlah sampel N = populasi Berdasarkan rumus diatas, maka dapat dihitung sampel yang dipilih disetiap kelas XI dan XII reguler. Tabel 3 Sampel Stratifikasi Proporsional No Kelas Populasi Teknik Penarikan Sampel Sampel 1. XI 259 259 x 89 786 29 2. XII 527 527 x 89 786 60 Total 786 89 Universitas Sumatera Utara III.5.2 Sampel Bertujuan Purposive Sampling Yaitu pengambilan sampel dengan teknik yang disesuaikan dengan tujuan penelitian, dimana sampel yang digunakan sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian Kriyantono, 2008: 156. Kriteria sampel yang dimaksud adalah siswai SMAN 1 Medan kelas XI dan XII reguler yang pernah menenonton tayangan Drama Asia Korea di Indosiar. III.6 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Penelitian Kepustakaan Dilakukan dengan mengumpulkan data melalui literatur dan sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian. Dalam hal ini, penelitian kepustakaan dilakukan melalui buku, jurnal, internet, dan sebagainya. b. Penelitian Lapangan Yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan survei di lokasi penelitian. Penelitian di lapangan dilakukan dengan menggunakan: 1. Kuesioner yaitu alat pengumpul data dalam bentuk sejumlah pertanyaan tertulis yang harus dijawab secara tertulis pula oleh responden Nawawi, 1995: 117. Dalam penelitian ini, peneliti akan menyebarkan kuesioner kepada siswai SMAN 1 Medan. 2. Wawancara yaitu alat pengumpul data yang berbentuk sejumlah pertanyaan lisan yang harus dijawab secara lisan pula oleh responden Nawawi, 1995: 111. Dalam hal ini, peneliti akan berdialog atau Universitas Sumatera Utara mewawancarai pihak-pihak terkait sesuai dengan permasalahan yang hendak diteliti. 3. Observasi, yaitu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala-gejala yang tampak pada objek penelitian. III.7 Teknik Analisis Data Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan Singarimbun, 1989: 263. Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisis dalam beberapa tahap analisis yaitu: III.7.1 Analisis Tabel Tunggal Analisis tabel tunggal adalah analisis yang dilakukan dengan membagi- bagi variabel penelitian ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi Singarimbun, 1989: 267. Data-data yang terkumpul diproses sesuai dengan tahapan-tahapan yang telah ditetapkan kemudian ditabulasi dan dianalisis. Selanjunya peneliti akan melakukan pembahasan dan menginterpretasikannya. III.7.2 Analisis Tabel Silang Analisis tabel silang adalah salah satu teknik yang digunakan untuk menganalisis dan mengetahui apakah variabel yang satu mempunyai hubungan dengan variabel yang lainnya sehingga diketahui apakah variabel tersebut bernilai positif atau negatif Singarimbun, 1989: 273. Universitas Sumatera Utara III.7.3 Uji Hipotesis Uji hipotesis adalah salah satu fungsi untuk menyederhanakan data sehingga mudah dibaca dan diinterpretasikan, juga dipakai untuk menguji hipotesis. Analisis hubungan adalah analisis yang menggunakan uji statistik inferensial dengan tujuan untuk melihat derajat hubungan diantara dua variabel. Kekuatan hubungan yang menunjukkan derajat hubungan ini disebut koefisien asosiasi korelasi. Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang diukur terdapat dalam skala ordinal. Sesuai dengan pedoman penggunaan test statistik yang berlaku, pengujian hipotesis yang berskala ordinal dapat dilakukan dengan test statistik “Spearman’s Rho Rank Order Correlations”, yaitu rumus koefisien korelasi tata jenjang oleh Spearman Kriyantono, 2008: 176. 6 ∑ d 2 Rumus koefisien korelasinya: R s rho= 1 - N N 2 – 1 Keterangan: R s rho = koefisien korelasi tata jenjang Angka 1 = angka satu, yaitu bilangan konstan 6 = angka enam, yaitu bilangan konstan d = beda antara jenjang tiap sampel ∑ = sigma atau jumlah N = jumlah individu dalam sampel Spearman Rho Koefisien adalah metode untuk menganalisa data dan melihat hubungan antara variabel yang sebenarnya dengan skala ordinal. Jika r s 0, maka hipotesa ditolak Jika r s 0, maka hipotesa diterima Universitas Sumatera Utara Untuk indeks korelasi dapat diketahui adanya empat hal, yaitu arah korelasi, ada tidaknya korelasi, interpretasi mengenai tinggi rendahnya korelasi, dan signifikan tidaknya harga r. Arah korelasi, dinyatakan dalam tanda “+” plus dan “-“ minus. Tanda “+” menunjukkan adanya korelasi sejajar dan tanda “-“ menunjukkan korelasi sejajar berlawanan arah. Korelasi + : makin tinggi nilai X, maka makin tinggi nilai Y atau kenaikan X diikuti nilai Y. Korelasi - : makin tinggi nilai X, maka makin rendah nilai Y atau kenaikan nilai X diikuti penurunan nilai Y. Untuk menguji tingkat signifikasi korelasi, digunakan kriteria: - Jika probabilitas atau signifikasi 0,05, Ho ditolak dan Ha diterima - Jika probabilitas atau signifikasi 0,05, Ho diterima dan Ha ditolak Selanjutnya, untuk mengukur kekuatan derajat hubungan digunakan nilai koefisien korelasi rumus skala Guilford sebagai berikut Kriyantono, 2008: 170, yaitu: Kurang dari 0,20 : hubungan rendah sekali; lemas sekali 0,20 – 0,39 : hubungan rendah tetapi pasti 0,40 – 0,70 : hubungan yang cukup berarti 0,71 – 0,90 : hubungan yang tinggi; kuat Lebih dari 0,90 : hubungan yang sangat tinggi; kuat sekali; dapat diandalkan Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

Majalah Hijabella dan Gaya Hidup Dalam Mengimitasi Budaya Populer Berhijab (Studi Korelasi Pada Mahasiswi di Kota Medan)

0 60 167

Televisi Dan Budaya Populer (Studi Korelasional Pengaruh Terpaan Tayangan Drama Asia (Korea) di Indosiar terhadap Perilaku Budaya Populer di Kalangan Siswa/i SMAN 1 Medan)

1 33 137

Pengaruh Tayangan Televisi terhadap Sikap (Studi Korelasional Pengaruh Acara Dahsyat di Stasiun Televisi RCTI Terhadap Sikap Mahasiswa FISIP USU)

2 46 133

Budaya Organisasi Dan Kinerja Karyawan (Studi Korelasional tentang Hubungan Budaya Organisasi Perusahaan terhadap Kinerja Karyawan di PT Indomarco Prismatama Cabang Medan)

20 188 110

Daya Tarik Trend Fashion Korea Sebagai Budaya Populer Di Kalangan Mahasiswa Kota Bandung

0 6 1

Majalah Hijabella dan Gaya Hidup Dalam Mengimitasi Budaya Populer Berhijab (Studi Korelasi Pada Mahasiswi di Kota Medan)

0 0 36

Majalah Hijabella dan Gaya Hidup Dalam Mengimitasi Budaya Populer Berhijab (Studi Korelasi Pada Mahasiswi di Kota Medan)

0 0 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu - Majalah Hijabella dan Gaya Hidup Dalam Mengimitasi Budaya Populer Berhijab (Studi Korelasi Pada Mahasiswi di Kota Medan)

0 0 43

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Majalah Hijabella dan Gaya Hidup Dalam Mengimitasi Budaya Populer Berhijab (Studi Korelasi Pada Mahasiswi di Kota Medan)

0 0 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Budaya Massa Dan Budaya Populer - Budaya Pop Lagu Korea di Medan Sumatera Utara (Studi Deskriptif : Pada Komunitas Cassiopeia Medan)

0 0 10