II.7.1 Pengaruh Televisi dalam Perubahan Perilaku Remaja
Remaja merupakan penggemar film, sinetron, dan drama televisi. Penayangan film, sinetron, maupun acara drama pada siang, sore, dan malam hari
membawa perubahan pola kehidupan remaja, terutama menyangkut masalah perilaku yang sudah mapan di masyarakat.
Sebelum pengaruh televisi mengubah tatanan masyarakat, pola kehidupan sehari-hari remaja dapat terlihat jelas yakni pagi sekolah, siangsore membantu
orang tua, mengikuti kegiatan ekstrakurikuler maupun privat. Sedangkan malam hari belajar. Namun kenyataan ini harus sirna dengan adanya televisi. Keberadaan
televisi relatif menjadi dasar bagi perubahan tatanan perilaku remaja. Kegemaran mereka dalam berbagai hal semakin hilang, disebabkan munculnya hal-hal baru
dengan melihat tayangan-tayangan yang mereka lihat di televisi. Perubahan pada disiplin tidak bisa dihindari. Sebab mereka mulai berani untuk tidak masuk
sekolah dan mengikuti pelajaran di sekolah. Bagi mereka tidak menonton berarti tidak akan cerita dengan teman-temannya. Dan mereka tidak mau jika dikatakan
ketinggalan informasi. Salah satu keluhan orang tua terhadap anak-anaknya dengan munculnya acara-acara yang digemari adalah semakin jarangnya mereka
membaca. Budaya pop dalam menonton televisi ini telah mengagungkan, bahkan
memuja keluarga-keluarga yang tidak ada dalam kehidupan nyata. Ketika menjabat sebagai presiden, George Bush Sr pernah berkata, “Saya
menginginkan keluarga-keluarga di Amerika menjadi seperti Keluarga Walton, atau paling tidak seperti Keluarga Simpson”. Presiden Bush menyadari bahwa
Universitas Sumatera Utara
sistem yang dia pimpin telah menciptkan monster yang sangat berbahaya bagi keluarga. Inilah salah satu contoh kontradiksi kapitalisme. Budaya, baik itu
bersifat populer atau ilmiah, sangat berpengaruh pada nilai-nilai keluarga. Sementara itu, budaya mendapatkan pengaruh kuat dari sistem pemerintahan yang
berjalan saat ini Fredericks, 2004: 267.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
III.1 Deskripsi Lokasi Penelitian III.1.1 Sejarah dan Perkembangan SMAN 1 Medan
Dulunya Sekolah Menengah Atas Negeri SMAN 1 Medan adalah sekolah HBS-VHO yang pada tahun 1949 berada di Jalan Seram. Sekolah ini
awalnya adalah sekolah setingkat SMA yang terdiri dari orang-orang Indonesia yang pro Belanda. Sedangkan bagi orang-orang Indonesia yang pro-republiken,
mereka memilih sekolah yang bernama Ivoorno yang terletak di Jalan Thamrin. Sekolah ini juga disebut SMA Kesatria dibawah pimpinan Tuan Muhammad Nuh.
Kemudian sekolah ini dipinjam oleh SMA yang pro Indonesia, yang setelah itu disebut Sekolah Darurat dengan pimpinan Tuan Ismail Daulay. Disekolah inilah
banyak orang Indonesia yang bersekolah. Pada Agustus 1950, murid SMA Darurat pindah ke gedung HBS-VHO.
Disini jenjang sekolah dimulai dari kelas 1. Diawal-awal kepindahan sekolah terdapat dua kepala sekolah yang menjabat yaitu, Kepala Sekolah VHO nama
tidak ingat dan Kepala Sekolah SMA Darurat Tuan Ismail Daulay. Pada tahun ini juga, kedua SMA tersebut termasuk guru-gurunya bergabung ke dalam satu
sekolah yang bernama SMA 1 dengan Syarif sebagai kepala sekolah pertama. Kemudian kepemimpinan beralih kepada Palit D. Harahap dan kemudian
dilanjutkan lagi oleh Rondang sebagai kepala sekolah definitifnya.
Universitas Sumatera Utara