Strategi Industrialisasi Analisis Industri Manufaktur di Provinsi Sumatera Utara

2.3. Strategi Industrialisasi

Sejarah perekonomian mencatat beragamnya strategi kebijakan yang dianut oleh masing-masing negara. Menurut Kuncoro 2007, ada yang berusaha memacu pembangunan ekonomi dengan ekspansi perdagangan internasional dan sekaligus membuka pintu lebar-lebar terhadap investasi asing, bantuan luar negeri, dan imigrasi. Di lain pihak, negara membangun perekonomiannya dengan menerapkan strategi industrialisasi substitusi impor dan menggunakan perencanaan ekonomi sebagai “perisai” untuk menangkis pengaruh-pengaruh eksternal yang dianggap menganggap mengganggu dan tidak dikehendaki. Istilah outward-looking melihat keluar dan inward-looking melihat kedalam agaknya merupakan cara tepat untuk melukiskan dua perilaku kebijakan yang berbeda. Kebijakan “melihat keluar” sering diidentikkan dengan perdagangan bebas dan kebijakan promosi ekspor. Sementara itu, kebijakan “melihat kedalam” diartikan kebijakan yang proteksionis dan lebih menekankan pada substitusi impor Kuncoro, 2007. Substitusi impor adalah industri domestik yang membuat barang-barang menggantikan impor, sedangkan strategi promosi ekspor lebih berorientasi ke pasar internasional dalam usaha pengembangan industri di dalam negeri. a. Stragtegi Substitusi Impor Menurut Dumairy 1996, strategi substitusi impor dilandasi oleh pemikiran bahwa laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat dicapai dengan mengembangkan industri di dalam negeri yang memproduksi barang-barang Universitas Sumatera Utara pengganti impor. Beberapa pertimbangan yang lazim digunakan dalam memilih strategi ini adalah sebagai berikut: 1. Sumber daya alam seperti bahan baku dan faktor produksi terutama tenaga kerja cukup tersedia didalam negeri sehingga secara teoritis, biaya produksi untuk intensitas penggunaan sumber-sumber ekonomi tersebut yang tinggi menjadi rendah. 2. Potensi permintaan didalam negeri yang memadai. 3. Untuk mendorong perkembangan sektor industri manufaktur didalam negeri. 4. Dengan berkembangnya industri didalam negeri, maka kesempatan kerja diharapkan terbuka luas. 5. Dapat mengurangi ketergantungan terhadap impor, yang berarti juga mengurangi defisit saldo neraca perdagangan dan menghemat cadangan devisa. Pelaksanaan strategi substitusi impor terdiri atas dua tahap yaitu : 1. Industri yang dikembangkan adalah industri yang membuat barang-barang konsumsi, walaupun tidak semuanya durable goods seperti kendaraan bermotor, kulkas, TV, alat pendingin. Untuk membuat barang-barang tersebut diperlukan barang modal, input perantara, dan bahan baku uang dibanyak negara yang menerapkan strategi ini tidak tersedia sehingga tetap harus diimpor. 2. Industri yang dikembangkan adalah industri hulu upstream industries. Universitas Sumatera Utara b. Strategi Promosi Ekspor Menurut Dumairy 2007, strategi promosi ekspor dilandasi oleh pemikiran bahwa laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi hanya bisa direalisasikan jika produk-produk yang dibuat di dalam negeri dijual di pasar ekspor. Sesuai dengan teori klasik mengenai perdagangan internasional, outward-looking strategy ini melibatkan pembangunan sektor industri manufaktur sesuai dengan keunggulan komperatif yang dimiliki negara bersangkutan. Dalam prakteknya, banyak negara yang menerapkan strategi promosi ekspor dengan menghilangkan beberapa rintangan terhadap ekspor. Beberapa syarat penting yang diberikan agar penerapan strategi tersebut membawa hasil yang baik adalah sebagai berikut : 1. Pasar harus menciptakan sinyal harga yang benar, yang sepenuhnya merefleksikan kelangkaan dari barang yang bersangkutan, baik dipasar output maupun pasar input. 2. Tingkat proteksi dari impor harus rendah. 3. Nilai tukar mata uang harus realistis, sepenuhnya merefleksikan keterbatasan uang asing yang bersangkutan. 4. Lebih penting lagi, harus ada insentif untuk meningkatkan ekspor. Universitas Sumatera Utara

2.4. Potensi dan Kontribusi Sektor Industri Sebagai Sektor Unggulan Terhadap Perekonomian