untuk kemudian dijual dan diperdagangkan. Guna menjaga kemassalannya digunakan sejumlah tenaga kerja dengan peralatan, teknik dan cara serta pola kerja tertentu.
Ketika suatu negara telah mencapai tahapan dimana sektor industri sebagai leading sector
maka dapat dikatakan negara tersebut sudah mengalami industrialisasi Dumairy, 1996. Industrialisasi dapat dilihat melalui sebuah proses transformasi
struktural perekonomian suatu negara. Oleh sebab itu, proses industrialisasi dapat didefinisikan sebagai proses prubahan struktur ekonomi dimana terdapat kenaikan
kontribusi sektor industri dalam permintaan konsumen, produk domestik bruto, ekspor dan kesempatan kerja Chenery, 1986.
Dalam pengertian lain, kata industri sering disebut sektor industri manufakturpengolahan yaitu salah satu lapangan usaha dalam perhitungan
pendapatan nasional menurut pendekatan produksi Hastina, 2007. Badan Pusat Statistik BPS mendefinisikan industri manufaktur adalah suatu kegiatan ekonomi
yang melakukan kegiatan mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia, atau dengan tangan sehingga menjadi barang jadi atau setengah jadi atau barang yang
kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, dan sifatnya lebih dekat kepada pemakai akhir.
2.2. Klasifikasi Industri Manufaktur
Industri manufaktur merupakan kegiatan ekonomi yang luas maka jumlah dan macam industri berbeda-beda untuk tiap negara atau daerah. Pada umumnya, makin
maju tingkat perkembangan perindustrian di suatu negara atau daerah, makin banyak
Universitas Sumatera Utara
jumlah dan macam industri, dan makin kompleks pula sifat kegiatan dan usaha tersebut. Cara penggolongan atau pengklasifikasian industri pun berbeda-beda. Tetapi
pada dasarnya, pengklasifikasian industri didasarkan pada kriteria yaitu berdasarkan bahan baku, tenaga kerja, pangsa pasar, modal, atau jenis teknologi yang digunakan.
Selain faktor-faktor tersebut, perkembangan dan pertumbuhan ekonomi suatu negara juga turut menentukan keanekaragaman industri negara tersebut, semakin
besar dan kompleks kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi, maka semakin beranekaragam jenis industrinya. Penggolongan yang paling universal ialah
berdasarkan International Standard of Industrial Classification ISIC. Penggolongan menurut ISIC ini didasarkan atas pendekatan kelompok komoditas, yang secara garis
besar dibedakan kepada sembilan golongan sebagaimana tercantum di bawah ini Dumairy, 1996 :
1. Industri makanan, minuman dan tembakau.
2. Industri tekstil, pakaian jadi dan kulit.
3. Industri kayu dan barang dari kayu, termasuk perabot rumah tangga.
4. Industri kertas dan barang dari kertas, percetakan dan penerbitan.
5. Industri kimia dan barang dari kimia, minyak bumi, batu bara, karet dan
plastik. 6.
Industri barang galian bukan logam, kecuali minyak bumi dan batu bara. 7.
Industri logam dasar. 8.
Industri barang dari logam, mesin dan peralatannya. 9.
Industri pengolahan lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Badan Pusat Statistik BPS tahun 2013 mengklasifikasikan industri manufaktur kedalam empat golongan berdasarkan jumlah tenaga kerja, dapat
dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 2.1. Klasifikasi Industri Menurut Banyaknya Tenaga Kerja No.
Klasifikasi Industri Jumlah Tenaga Kerja
Orang
1. Industri Besar
100 atau lebih 2.
Industri Sedang 20 - 99
3. Industri Kecil
5 - 19 4.
Industri Rumah Tangga 1 - 4
Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara
1. Industri Besar dan Sedang
Klasifikasi industri besar dan sedang merupakan industri yang memiliki modal besar dan atau modal yang dihimpun secara kolektif dalam bentuk
pemilikan saham, tenaga kerja harus memiliki keterampilan khusus, sistem administrasi dan manajerial yang tertentu, dan pemimpin perusahaan dipilih
melalui uji kemampuan dan kelayakan fit and profer test. Misalnya: industri keramik, industri konveksi, industri tekstil, indsutri mobil, industri
persenjataan, industri besi baja, dan lain-lain. 2.
Industri Kecil dan Rumah Tangga Klasifikasi industri kecil dan rumah tangga merupakan industri yang
memiliki modal relatif kecil dan terbatas, tenaga kerja biasanya berasal dari anggota keluarga dan lingkungan sekitar, pemilik atau pengelola industri
biasanya kepala keluarga. Misalnya: industri anyaman, industri tahutempe, industri batu bata, industri genteng, industri makanan ringan, dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
2.3. Strategi Industrialisasi