Perubahan dan Rasio Indikator Sektor Industri Manufaktur Analisis Pertumbuhan Sektor Industri Manufaktur

share ini indikator ekonomi sektor industri yang digunakan adalah nilai Produk Domestik Regional Bruto untuk wilayah Sumatera Utara dan nilai Produk Domestik Bruto untuk wilayah Nasional.

4.4.1. Perubahan dan Rasio Indikator Sektor Industri Manufaktur

Hasil perhitungan perubahan dan rasio indikator sektor industri dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini. Tabel 4.6. Perubahan dan Rasio Indikator Sektor Industri 2005-2012 PDRB Sumatera Utara PDB Nasional 2005 Yij 2012 Y’ij ΔYij ri 2005 Yi 2012 Y’i Ri Ra 21.305,37 27,513,09 29,13 0,29 442.902,60 624.740,00 0,41 0,49 Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara diolah Dari tabel 4.6. diatas, secara umum laju pertumbuhan sektor industri Sumatera Utara tahun 2005-2012 hanya mengalami pertumbuhan sebesar 29,13. Untuk indikator rasio produksi tahun 2005-2012 sektor industri di Sumatera Utara yaitu sebesar 0,29 dan untuk indikator rasio produksi Nasional sektor industri sebesar 0,41. Sedangkan untuk rasio produksi Nasional secara keseluruhan sektor ekonomi yakni sebesar 0,49.

4.4.2. Analisis Pertumbuhan Sektor Industri Manufaktur

Pertumbuhan sektor industri manufaktur di Sumatera Utara di pengaruhi oleh tiga komponen pertumbuhan wilayah, yaitu; Komponen Pertumbuhan Nasional KPN, Pertumbuhan Proporsional PP, dan Pertumbuhan Pangsa Wilayah PPW. Universitas Sumatera Utara Hasil perhitungan komponen pertumbuhan wilayah sektor industri di Sumatera Utara dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini. Tabel 4.7. Komponen Pertumbuhan Wilayah Sektor Industri Provinsi Sumatera Utara 2005-2012 miliar rupiah Komponen Pertumbuhan Sektor Industri 1. KPNij = Ra Yij 10.439,63 KPNij = � ����� ��� � x 100 49 2. PPij = Ri – Ra Yij -1.704,42 PPij = � ���� ��� � x 100 -8 3. PPWij = ri – Ri Yij -2.556,64 PPWij = � ����� ��� � x 100 -12 4. Δ Yij = KPNij + PPij + PPWij 6.178,57 Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara diolah Komponen Pertumbuhan Nasional sektor industri di Sumatera Utara KPNij menjelaskan pengaruh kebijakan ekonomi nasional Indonesia terhadap pertumbuhan perekonomian sektor industri di Provinsi Sumatera Utara. Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel diatas menunjukkan bahwa secara sektoral pertumbuhan sektor industri pada periode 2005 hingga 2012 seharusnya mencapai Rp10.439,63 miliar atau pertumbuhan sebesar 49. Hal ini mengindikasikan bahwa pertumbuhan sektor industri bergerak positif seandainya pertumbuhannya sama dengan laju pertumbuhan PDB nasional. Artinya, kebijakan di tingkat nasional mempengaruhi pertumbuhan sektor industri di Sumatera Utara. Sebagai contoh, Pemerintah Universitas Sumatera Utara melakukan investasi maupun memberikan izin kepada investor untuk membangun perusahaan-perusahaan industri. Komponen Pertumbuhan Proporsional sektor industri di Sumatera Utara KPPij menjelaskan perbedaan kenaikan PDB sektor industri tingkat nasional dengan PDRB sektor industri tingkat provinsi. Tingkat pertumbuhan sektor industri di Sumatera Utara adalah sebesar -8 atau melambat sebesar - Rp1.704,42 miliar. Ini menunjukkan bahwa PPij 0, artinya sektor industri di Sumatera Utara tergolong kedalam pertumbuhan yang lambat. Minimnya sarana dan prasarana pembangunan sektor industri menjadi salah satu faktor penyebab lambatnya pertumbuhan sektor industri di Sumatera Utara. Itu sebabnya perkembangan sektor industri tidak diikuti dengan pertumbuhan sektor industri yang progresif maju. Selanjutnya, untuk mengetahui komponen pertumbuhan wilayah lain adalah Pertumbuhan Pangsa Wilayah sektor industri di Sumatera Utara PPWij. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai PPW sektor industri di Sumatera Utara adalah sebesar -12, artinya bahwa sektor dan wilayah industri Sumatera Utara kurang mempunyai daya saing yang baik dibandingkan dengan sektor industri pada wilayah lain. Kurangnya daya saing ini diakibatkan kurang maksimalnya penerapan teknologi dan sarana prasarana pendukung serta kurangnya akses pasar dan dukungan kelembagaan di sektor industri. Dengan kata lain perkembangan sektor industri di Sumatera Utara tidak sepenuhnya mengindikasikan daya saing yang baik. Universitas Sumatera Utara

4.4.3. Profil Pertumbuhan Sektor Industri Manufaktur