Potensi dan Kontribusi Sektor Industri Sebagai Sektor Unggulan Terhadap Perekonomian

2.4. Potensi dan Kontribusi Sektor Industri Sebagai Sektor Unggulan Terhadap Perekonomian

Hal ini terkait dengan menentukan sektor-sektor riil yang perlu dikembangkan agar perekonomian daerah tumbuh cepat dan disisi lain mampu mengidentifikasi faktor-faktor yang membuat potensi sektor tertentu rendah dan menentukan apakah prioritas untuk menanggulangi kelemahan tersebut. Setelah otonomi daerah, masing- masing daerah sudah lebih bebas dalam menetapkan sektorkomoditi yang diprioritaskan pengembangannya. Kemampuan pemerintah daerah untuk melihat sektor yang memiliki keunggulankelemahan di wilayahnya menjadi semakin penting Tarigan, 2005. Sektor unggulan adalah sektor yang keberadaannya pada saat ini telah berperan besar kepada perkembangan perekonomian suatu wilayah, karena mempunyai keunggulan-keunggulankriteria. Selanjutnya faktor ini berkembang lebih lanjut melalui kegiatan investasi dan menjadi tumpuhan kegiatan ekonomi. Hal ini didasarkan atas seberapa besar peranan sektor tersebut dalam perekonomian daerah Sambodo, 2002. Oleh karena itu sektor unggulan menjadi bagian penting dalam pembangunan ekonomi wilayah. Adapun kriteria sektor unggulan menurut Sambodo 2002, yaitu bahwa sektor unggulan memiliki empat kriteria diantaranya: pertama sektor unggulan memiliki laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi, kedua sektor unggulan memiliki angka penyerapan tenaga kerja yang relatif besar, ketiga sektor unggulan memiliki Universitas Sumatera Utara keterkaitan antara sektor yang tinggi baik ke depan maupun ke belakang, dan keempat sektor yang mampu menciptakan nilai tambah yang tinggi. Sedangkan menurut Ambardi dan Socia 2002, kriteria mengenai sektor unggulan daerah lebih ditekankan pada komoditas-komoditas unggulan yang bisa menjadi motor penggerak pambangunan suatu daerah, di antaranya: 1. Komoditas unggulan harus mampu menjadi penggerak utama prime mover pembangunan perekonomian. Artinya komoditas unggulan dapat memberikan kontribusi yang signifikan pada peningkatan produksi, pendapatan, maupun pengeluaran. 2. Komoditas unggulan mempunyai keterkaitan ke depan dan ke belakang forward and backward lingkages yang kuat, baik sesama komoditas unggulan maupun komoditas-komoditas lainnya. 3. Komoditas unggulan mampu bersaing competitiveness dengan produk sejenis dari wilayah lain di pasar nasional dan pasar internasional, baik dalam harga produk, biaya produksi, kualitas pelayanan, maupun aspek-aspek lainnya. 4. Komoditas unggulan daerah memiliki keterkaitan dengan daerah lain complementarity, baik dalam hal pasar konsumen maupun pemasokan bahan baku jika bahan baku di daerah sendiri tidak mencukupi atau tidak tersedia sama sekali. 5. Komoditas unggulan memiliki status teknologi state of the art yang terus meningkat, terutama melalui inovasi teknologi. Universitas Sumatera Utara 6. Komoditas unggulan mampu menyerap tenaga kerja berkualitas secara optimal sesuai dengan skala produksinya. 7. Komoditas unggulan bisa bertahan dalam jangka waktu tertentu, mulai dari fase kelahiran increasing, pertumbuhan growth, puncak maturity hingga penurunan decreasing. Begitu komoditas unggulan yang satu memasuki tahap penurunan, maka komoditas unggulan lainnya harus mampu menggantikannya. 8. Komoditas unggulan tidak rentan terhadap gejolak eksternal dan internal. 9. Pengembangan komoditas unggulan harus mendapatkan berbagai bentuk dukungan, misalkan dukungan keamanan, sosial, budaya, informasi dan peluan pasar, kelembagaan, fasilitas insentifdisinsentif, dan lain-lain. 10. Pengembangan komoditas unggulan berorientasi pada kelestarian sumberdaya dan lingkungan. Salah satu sektor penting dalam pembangunan di bidang ekonomi adalah sektor industri. Peranan sektor industri dalam pembangunan ekonomi di berbagai negara sangat penting karena sektor industri memiliki beberapa keunggulan dalan hal akselerasi pembangunan. Keunggulan-keunggulan sektor Industri tersebut diantaranya memberikan kontribusi bagi penyerapan tenaga kerja dan mampu menciptakan nilai tambah value added yang lebih tinggi pada berbagai komoditas yang dihasilkan. Menurut teori ekonomi pembangunan, semakin tinggi kontribusi sektor industri terhadap pembangunan ekonomi negaranya maka negara tersebut semakin maju. Jika Universitas Sumatera Utara suatu negara kontribusi sektor industrinya telah diatas 30 maka dapat dikatakan negara tersebut tergolong negara maju Sukirno, 2001. Indikator dalam perkembangan pembangunan dapat dilihat sejauh mana tahap industrialisasi suatu negara, terutama negara-negara berkembang. Tahap-tahap industrialisasi itu dapat digambarkan melalui tabel berikut: Tabel 2.2. Tahap-tahap industrialisasi Tahap-tahap Sumbangan Value Added Terhadap PDB Sektor Komoditi 1. Non-industrialisasi 10 20 2. Menuju proses industrialisasi 10 – 20 20 – 40 3. Semi-industrialisasi 20 – 30 40 – 60 4. Industrialisasi penuh 30 60 Sumber : Widodo, 2001. Indikator Ekonomi.

2.5. Transformasi Struktur Ekonomi dan Industri