suatu negara kontribusi sektor industrinya telah diatas 30 maka dapat dikatakan negara tersebut tergolong negara maju Sukirno, 2001.
Indikator dalam perkembangan pembangunan dapat dilihat sejauh mana tahap industrialisasi suatu negara, terutama negara-negara berkembang. Tahap-tahap
industrialisasi itu dapat digambarkan melalui tabel berikut:
Tabel 2.2. Tahap-tahap industrialisasi Tahap-tahap
Sumbangan Value Added Terhadap
PDB Sektor Komoditi
1. Non-industrialisasi
10 20
2. Menuju proses industrialisasi
10 – 20 20 – 40
3. Semi-industrialisasi
20 – 30 40 – 60
4. Industrialisasi penuh
30 60
Sumber : Widodo, 2001. Indikator Ekonomi.
2.5. Transformasi Struktur Ekonomi dan Industri
Perubahan struktur dalam tahapan proses perubahan ekonomi, industri, dan struktur institusi perekonomian negara sedang berkembang, yang mengalami
transformasi dari pertanian tradisional beralih ke sektor industri sebagai mesin utama pertumbuhan ekonominya Chenery dan Syrquin, 1975. Penelitian yang dilakukan
Chenery 1979 tentang transformasi struktur produksi menunjukkan bahwa sejalan dengan peningkatan pendapatan perkapita, perekonomian suatu negara akan bergeser
dari yang semula mengandalkan sektor pertanian menuju sektor industri. Banyak negara berkembang yang juga mengalami transisi ekonomi
industrialisasi yang pesat dalam tiga dekade terakhir ini, walaupun pola dan
Universitas Sumatera Utara
prosesnya berbeda satu dengan yang lain. Variasi ini disebabkan oleh perbedaan dalam hal-hal berikut Tambunan, 2001 :
1.
Kondisi dan struktur awal ekonomi dalam negeri
Suatu negara yang pada awal pembangunan ekonomi atau industrialisasinya sudah memiliki industri-industri besar seperti mesin, besi, dan baja yang relatif
kuat akan mengalami proses industrialisasi yang lebih pesat dibandingkan negara yang hanya memiliki industri-industri ringan seperti tekstil, pakaian jadi, alas
kaki, makanan dan minuman. 2.
Besarnya pasar dalam negeri Dalam hal ini, besarnya pasar dalam negeri ditentukan oleh kombinasi antara
jumlah populasi dan tingkat pendapatan riil perkapita akan mempengaruhi pola dan proses transisi ekonomi. Pasar dalam negeri yang besar, seperti Indonesia
dengan jumlah penduduk lebih dari 250 juta orang walaupun tingkat pendapatan perkapita rendah, merupakan salah satu faktor insentif bagi pertumbuhan
ekonomi termasuk industri, karena menjamin adanya skala ekonomis dan efisiensi dalam proses produksi dengan asumsi bahwa faktor-faktor penentu lainnya
mendukung. 3.
Ciri industrialisasi Yang dimaksud dengan ciri industrialisasi disini adalah cara pelaksanaan strategi
yang diterapkan, jenis industri yang diunggulkan, pola pembangunan industri dan insentif yang diberikan.
Universitas Sumatera Utara
4. Keberadaan sumber daya alam SDA
Ada kecenderungan bahwa negara yang kaya SDA mengalami pertumbuhan yang lebih rendah atau terlambat melakukan industrialisasi atau tidak berhasil
melakukan diversifikasi ekonomi perubahan struktur, dari pada negara yang miskin SDA.
5. Kebijakan atau strategi pemerintah yang diterapkan
Pola industrialisasi di negara yang menerapkan kebijakan substitusi impor dan kebijakan perdagangan luar negeri yang protektif seperti Indonesia selama orde
baru berbeda dengan di negara yang menerapkan kebijakan promosi ekspor dalam mendukung perkembangan industrinya. Pertumbuhan industri di Sumatera Utara
diarahkan untuk mendorong terciptanya struktur perekonomian yang berimbang dan kokoh antara sektor industri dan sektor pertanian, perluasan lapangan kerja,
pemerataan kesempatan berusaha, peningkatan ekspor non migas, pemanfaatan sumber daya alam dan peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Transformasi struktural akan berjalan dengan baik hanya jika diikuti pemerataan kesempatan belajar, penurunan laju pertumbuhan penduduk, dan
penurunan derajat dualisme ekonomi antara kota dan desa. Jika hal tersebut dipenuhi, maka proses transformasi struktural akan diikuti peningkatan pendapatan dan
pemerataan pendapatan yang terjadi secara simultan Kuncoro, 2007.
Universitas Sumatera Utara
2.6. Perencanaan Pembangunan Ekonomi