2. Sektor industri adalah salah satu lapangan usaha yang terdapat pada struktur
PDRB dari 9 sembilan sektor lapangan usaha. 3.
Perkembangan sektor industri merupakan perubahan sektor industri secara kuantitatif, baik jumlah maupun nilai outputnya.
4. Pertumbuhan relatif sektor industri adalah perubahan atau pola pergeseran
sektor industri dimana dapat bersifat progresif maju atau lamban. 5.
Potensi sektor adalah keunggulan komparatif yang dimiliki oleh sektor tersebut.
6. Kontribusi sektor adalah peranan sektor tersebut terhadap tolak ukur
tertentu, misalnya PDRB, nilai ouput, ekspor, tenaga kerja dan lain-lain.
3.4. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan dari buku-buku literatur, jurnal atau
karya ilmiah yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Sumber-sumber data yang digunakan berasal dari Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara dan Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Utara. Dalam penelitian ini periode waktu pada data yang digunakan yaitu pada tahun 2005-2013.
3.5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis dekriptif kuantitatif. Analisis kuantitatif bertujuan untuk menghitung beberapa hal
Universitas Sumatera Utara
yang terkait dengan tujuan penelitian, dalam hal ini menggunakan analisis shift-share dan location quotient.
Tabel 3.1. Teknik Analisis Data Tujuan
Alat Analisis Jenis Data
Sumber Data
1. Menganalisis
pertumbuhan sektor industri
2. Mengidentifikasi potensi
dan kontribusi sektor industri terhadap
pertumbuhan ekonomi Shift Share
Location Quotient
Data Statistik Sumatera Utara
Dalam Angka Data Statistik
Sumatera Utara Dalam Angka
BPS Sumatera Utara
BPS Sumatera Utara
3. Menganalisis strategi
pengembangan sektor industri
Analisis Deskriptif
Perencanaan Pembangunan
Daerah Sumatera Utara
Strategi Pengembangan
Industri Sumatera Utara
Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah
Sumatera Utara.
Dinas Perindustrian
dan Perdagangan
Sumatera Utara,
3.5.1. Analisis Shift-Share
Analisis ini dapat membantu kita untuk mengetahui pertumbuhan relatif perubahan dan pergeseran sektor industri Sumatera Utara. Untuk mengetahui hal
tersebut terdapat 7 langkah utama dalam menggunakan analisis Shift-Share Budiharsono, 2001. Langkah tersebut adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1.
Menentukan indikator kegiatan ekonomi seperti pendapatan dan kesempatan kerja. Di Indonesia pendapatan di suatu wilayah dicerminkan oleh nilai PDRB
tingkat kabupaten, kota dan propinsi dan PDB tingkat nasional.
2.
Menentukan sektor ekonomi yang akan dianalisis. Misalnya sektor industri atau semua sektor-sektor perekonomian di Sumatera Utara, seperti sektor
pertanian, pertambangan dan galian, listrik, gas dan air bersih, perdagangan, hotel dan restauran serta sektor-sektor lainnya.
3.
Menghitung perubahan indikator kegiatan ekonomi PDRBkesempatan kerja dari sektor ekonomi di Sumatera Utara. Maka produksikesempatan kerja
propinsi dari sektor ekonomi pada tahun dasar analisis dan tahun akhir analisis dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Perubahan produksikesempatan kerja sektor i di Sumatera Utara dapat
dirumuskan sebagai berikut:
ΔYij = Yij – Yij dimana:
ΔYij = Perubahan produksikesempatan kerja sektor i di Sumatera Utara. Yij = Produksikesempatan kerja dari sektor i di Sumatera Utara pada
tahun akhir analisis. Yij = Produksikesempatan kerja dari sektor i di Sumatera Utara pada
tahun dasar analisis.
Universitas Sumatera Utara
b. Persentase perubahan PDRB adalah sebagai berikut:
ΔYij =
��
′
��−���� ���
∗ ���
4.
Menghitung Rasio Indikator Kegiatan Ekonomi Produksikesempatan kerja. Rasio produksikesempatan kerja digunakan untuk melihat perbandingan
produksikesempatan kerja sektor ekonomi di suatu wilayah tertentu. Rasio produksikesempatan kerja terbagi atas ri, Ri dan Ra.
a. ri
ri =
��
′
��−���� ���
dimana: ri =
Rasio produksikesempatan kerja sektor i di Sumatera Utara
Yij = Produksikesempatan kerja sektor i di Sumatera Utara pada tahun dasar analisis.
Yij = Produksikesempatan kerja pada sektor i di Sumatera Utara pada tahun akhir analisis
b. Ri
Ri =
�
′
�−�� ��
dimana: Ri = Rasio produksikesempatan kerja nasional sektor i
Yi = Produksikesempatan kerja nasional dari sektor i pada tahun akhir analisis
Universitas Sumatera Utara
Yi = Produksikesempatan kerja nasional dari sektor i pada tahun dasar analisis.
c. Ra
Ra =
�
′
− � �
dimana: Ra = Rasio produksikesempatan kerja nasional
Y’ = Produksikesempatan kerja nasional pada akhir tahun analisis Y = Produksikesempatan kerja nasional pada dasar tahun analisis
5.
Menghitung Komponen Pertumbuhan Komponen pertumbuhan wilayah terdiri atas komponen pertumbuhan
nasioanl KPN, komponen pertumbuhan proposional PP dan komponen pertumbuhan pangsa wilayah PPW.
a. Komponen Pertumbuhan Nasional KPN
KPNij = Ra Yij
dimana: KPNij = Komponen pertumbuhan nasional sektor i di Sumatera Utara
Yij = Produksikesempatan kerja dari sektor i di Sumatera Utara pada tahun dasar analisis.
Ra = Rasio produksikesempatan kerja nasional b.
Komponen Pertumbuhan Proporsional PP
PPij = Ri − Ra Yij
Universitas Sumatera Utara
dimana: PPij = Komponen pertumbuhan proporsional sektor i di Sumatera Utara
Yij = Produksikesempatan kerja dari sektor i di Sumatera Utara pada tahun dasar analisis.
Ri = Rasio produksikesempatan kerja nasional dari sektor i Ra = Rasio produksikesempatan kerja nasional
Apabila: PPij 0, Menunjukkan bahwa sektor i pada wilayah Sumatera Utara
pertumbuhannya lambat. PPij 0, Menunjukkan bahwa sektor i pada wilayah Sumatera Utara
pertumbuhannya cepat. c.
Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah PPW
PPWij = ri – Ri Yij
dimana: PPWij = Komponen pertumbuhan pangsa wilayah sektor i pada wilayah
Sumatera Utara. Yij = Produksikesempatan kerja dari sektor i pada wilayah Sumatera
Utara pada tahun dasar analisis. ri = Rasio produksikesempatan kerja sektor i pada wilayah Sumatera
Utara Ri = Rasio produksikesempatan kerja nasional dari sektor i.
Universitas Sumatera Utara
Apabila: PPWij 0, berarti sektorwilayah Sumatera Utara mempunyai daya saing
yang baik dibandingkan dengan sektorwilayah lainnya untuk sektor i. PPWij 0, berarti sektorwilayah Sumatera Utara tidak mempunyai daya
saing yang baik dibandingkan dengan sektorwilayah lainnya.
Rumus-rumus penting lain yang dapat digunakan adalah: a.
Perubahan dalam PDRB sektor i peningkatan nilai tambah sektor i pada wilayah Sumatera Utara dirumuskan sebagai berikut:
ΔYij = KPNij + PPij + PPWij ...................................................... 1 ΔYij = Yij – Yij
....................................................... 2 b.
Rumus ketiga komponen pertumbuhan wilayah adalah:
KPNij = Yij Ra
....................................................... 3
PPij = Yij Ri
− Ra
........................................................ 4
PPWij = Yij ri
− Ri
........................................................ 5 c.
Apabila persamaan 2, 3, 4 dan 5 disubtitusikan kepersamaan 1, maka didapatkan:
ΔYij = KPNij + PPij + PPWij
Yij − Yij = Yij Ra + Yij Ri − Ra + Yij ri − Ri
d.
Persentase ketiga pertumbuhan wilayah tersebut dapat dirumuskan:
KPNij = Ra PPij
= Ri – Ra PPWij = ri – Ri
Universitas Sumatera Utara
Atau
KPNij =
�
����� ���
� x 100 PPij =
�
���� ���
� x 100 PPWij =
�
���� ���
� x 100
6.
Mengevaluasi Profil Pertumbuhan Sektor Industri Profil pertumbuhan sektor industri digunakan untuk mengevaluasi
pertumbuhan sektor industri di wilayah yang bersangkutan pada kurun waktu yang telah ditentukan, dengan cara mengekspresikan persen perubahan
komponen pertumbuhan proposional PPij dan pertumbuhan pangsa wilayah PPWij. Pada sumbu horizontal, terdapat PP sebagai absis sedangkan pada
sumbu vertikal terdapat PPW sebagai ordinat.
Kuadran II Kuadran I
PP
Kuadran III Kuadran IV
PPW 45°
Gambar 2: Profil Pertumbuhan Sektor Industri
Sumber: Budiharsono, 2001
Universitas Sumatera Utara
Kuadran-kuadran yang terdapat pada gambar 2 dapat dijelaskan sebagai berikut: i
Kuadran I menunjukan bahwa sektor industri di wilayah yang bersangkutan memiliki pertumbuhan yang cepat, demikian juga daya saing wilayah untuk
sektor tersebut baik apabila dibandingkan dengan wilayah lain. Hal ini menunjukkan bahwa sektorwilayah yang bersangkutan merupakan wilayah
progresif maju.
ii Kuadran II menunjukkan bahwa sektor industri di wilayah yang bersangkutan
pertumbuhannya cepat, tetapi daya saing untuk sektor tersebut dibandingkan dengan wilayah lainnya kurang baik.
iiiKuadran III menunjukkan bahwa sektor industri yang ada di wilayah yang bersangkutan memiliki pertumbuhan yang lambat, juga daya saing wilayah
tersebut kurang baik jika dibandingkan dengan wilayah lainnya. iv
Pada kuadran II dan kuadran IV terdapat garis miring yang membentuk sudut 45° dan memotong kedua kuadran tersebut. Bagian atau garis tersebut menunjukkan
bahwa sektorwilayah yang bersangkutan merupakan sektorwilayah yang progresif
maju, sedangkan untuk kuadran IV diluar garis berarti sektorwilayah yang bersangkutan menunjukkan sektorwilayah lambat, namun daya saing baik.
7.
Menghitung Pergeseran Bersih Apabila komponen pertumbuhan proporsional dan pangsa wilayah dijumlahkan,
maka akan diperoleh pergeseran bersih yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi pertumbuhan sektor perekonomian.
Universitas Sumatera Utara
Pergeseran bersih sektor i pada wilayah Sumatera Utara dapat dirumuskan sebagai berikut:
PBij = PPij + PPWij
dimana:
PBij = Pergeseran bersih sektor i di Sumatera Utara
PPij = Komponen pertumbuhan proporsional sektor i di Sumatera Utara
PPWij = Komponen pertumbuhan pangsa wilayah sektor i di Sumatera Utara. Apabila:
PBij 0, maka pertumbuhan sektor i di wilayah Sumatera Utara termasuk kelompok progresif maju.
PBij 0, maka pertumbuhan sektor i di wilayah Sumatera Utara termasuk lambat.
Gambar 3. Model Analisis Shift Share
Sumber : Budiharsono, 2001
Universitas Sumatera Utara
3.5.2. Analisis Location Quotient LQ
Analisis sektor basis dengan menggunakan pendekatan LQ adalah untuk mengetahui potensi dan peranan suatu sektor industri terhadap perekonomian
Sumatera Utara. Perhitungan LQ data PDRB yang digunakan adalah PDRB berdasarkan harga konstan.
Metode LQ ini juga merupakan perbandingan antara pendapatan relatif suatu sektor dalam suatu daerah dengan total pendapatan relatif sektor
tertentu pada tingkat daerah yang lebih luas. LQ juga menunjukkan efisiensi relatif wilayah, serta terfokus pada subtitusi impor yang potensial atau produk dengan potensi
ekspansi ekspor. Untuk mengidentifikasi sektor unggulan dan bukan unggulan perekonomian adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut Tarigan, 2005.
��� =
�� �� ⁄
� � ⁄
=
�� � ⁄
�� � ⁄
Keterangan: LQi = Nilai LQ pada sektor i
Si = Jumlah PDRB sektor i Provinsi Sumatera Utara
S = Jumlah total PDRB sektor perekonomian Provinsi Sumatera Utara
Ni = Jumlah PDB sektor i Nasional
N = Jumlah total PDB sektor perekonomian Nasional
Hasil dari perhitungan LQ menunjukkan apabila nilai LQ 1, artinya peranan sektor atau komoditi tersebut di daerah itu lebih menonjol daripada peranan sektor itu
secara nasional, artinya sektor tersebut mampu memenuhi kebutuhan bagi perekonomian di wilayahnya dan sektor tersebut lebih berorientasi pada ekspor.
Universitas Sumatera Utara
Sebaliknya, apabila nilai LQ 1 artinya peranan sektor itu di daerah tersebut lebih kecil daripada peranan sektor itu secara nasional, artinya sektor tersebut belum
mampu untuk memenuhi kebutuhan di wilayahnya sehingga diperlukan tambahan dari sektor atau daerah lainnya. Sektor bukan unggulan juga bisa digolongkan ke
dalam sektor yang berorientasi pada impor. Tedapat dua asumsi utama yang digunakan dalam metode LQ adalah:
1. Pola konsumsi rumah tangga di wilayah bawah identik sama dengan pola
kunsumsi rumah tangga di wilayah atasnya. 2.
Baik wilayah atas maupun wilayah bawah mempunyai fungsi produksi yang linier dengan produktivitas di setiap sektor yang sama besarnya.
3.5.3. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk menyelesaikan permasalahan penelitian mengenai perkembangan sektor industri, kontribusi sektor industri dan strategi
pembangunan industri dan pembangunan ekonomi di Sumatera Utara. Selain itu, analisis deskriptif juga dapat berupa deskripsi daerah penelitian seperti gambaran
umum wilayah, jumlah penduduk, tenaga kerja, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan tujuan penelitian. Analisis deskriptif ini berpedoman kepada data-data
pendukung yang berhubungan dengan penelitian.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Provinsi Sumatera Utara 4.1.1. Letak Geografis
Provinsi Sumatera Utara berada di bagian barat Indonesia, terletak pada garis 1° - 4° Lintang Utara dan 98° - 100° Bujur Timur. Sebelah Utara
berbatasan dengan Provinsi Aceh, sebelah Timur dengan Negara Malaysia di Selat Malaka, sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Riau dan Sumatera
Barat, dan di sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia. Luas daratan Provinsi Sumatera Utara adalah 71.680,68 km
2
, atau sekitar 14,95 dari pulau Sumatera dan 3,69 dari luas wilayah Indonesia.
4.1.2. Kondisi Iklim
Provinsi Sumatera Utara tergolong ke dalam daerah beriklim tropis. Ketinggian permukaan daratan Provinsi Sumatera Utara sangat bervariasi,
sebagian daerahnya datar, hanya beberapa meter di atas permukaan laut, beriklim cukup panas bisa mencapai 33,4°C, sebagian daerah berbukit dengan
kemiringan yang landai, beriklim sedang dan sebagian lagi berada pada daerah
ketinggian yang suhu minimalnya bisa mencapai 23,7°C.
Universitas Sumatera Utara
Musim kemarau biasanya terjadi pada bulan Juni sampai September dan musim penghujan biasa terjadi pada bulan November sampai Maret, diantara
kedua musim itu diselingi oleh musim pancaroba.
4.1.3. Kondisi Administratif dan Demografi
Berdasarkan Pemendagri Nomor 66 Tahun 2011 Provinsi Sumatera Utara terbagi atas 25 Kabupaten, 8 Kotamadya, 422 Kecamatan, serta 5876
DesaKelurahan. Populasi penduduk di Provinsi Sumatera Utara 13.215.401 juta jiwa dengan kepadatan penduduk mencapai 184 jiwakm
2
. Sumatera utara merupakan provinsi multietnis yang terdiri dari berbagai
suku bangsa yaitu; Batak 41,95, Jawa 32,62, Nias 6,36, Melayu 4,92, Tionghoa 3,07, Minangkabau 2,66, Banjar 0,97, lain-lain
7,45 serta berbagai agama yaitu; Islam 66,09, Kristen ProtestanKatolik 31, Budha 2,34, Hindu 0,11, Parmalim dan Konghucu.
Tabel 4.1. Gambaran Umum Provinsi Sumatera Utara
KabupatenKota Luas
Wilayah km
2
Jumlah Penduduk
jiwa Banyaknya
Kecamatan
Banyaknya DesaKelura
han Kabupaten
1. Nias
980,32 132 860
9 119
2. Mandailing Natal
6 620,70 410 931
23 405
3. Tapanuli Selatan
4 352,86 268 095
14 248
4. Tapanuli Tengah
2158 318 908
20 177
5. Tapanuli Utara
3 764,65 283 871
15 252
6. Toba Samosir
2 352,35 174 865
16 244
7. Labuhanbatu
2 561,38 424 644
9 98
8. A s a h a n
3 675,79 677 876
25 204
9. Simalungun
4 368,60 830 986
31 367
10. D a i r i
1 927,80 273 394
15 169
Universitas Sumatera Utara
11. K a r o
2 127,25 358 823
17 269
12. Deli Serdang
2 486,14 1 845 615
22 394
13. L a n g k a t
6 263,29 976 885
23 277
14. Nias Selatan
1 625,91 294 069
18 356
15. Humbang Hasundutan
2 297,20 174 765
10 154
16. Pakpak Bharat
1 218,30 41 492
8 52
17. Samosir
2 433,50 121 594
9 134
18. Serdang Bedagai
1 913,33 604 026
17 243
19. Batu Bara
904,96 381 023
7 151
20. Padang Lawas Utara
3 918,05 229 064
9 388
21. Padang Lawas
3 892,74 232 166
12 304
22. Labuhanbatu Selatan
3 116,00 284 809
5 54
23. Labuhanbatu Utara
3 545,80 335 459
8 90
24. Nias Utara
1 501,63 128 533
11 113
25. Nias Barat
544,09 82 701
8 110
Kota
26. S i b o l g a
10,77 85 852
4 17
27. Tanjungbalai
61,52 157 175
6 31
28. Pematangsiantar
79,97 236 947
8 53
29. Tebing Tinggi
38,44 147 771
5 35
30. M e d a n
265,1 2 122 804
21 151
31. B i n j a i
90,24 250 252
5 37
32. Padangsidimpuan
114,65 198 809
6 79
33. Gunungsitoli
469,36 128 337
6 101
Sumatera Utara 71 680,68
13 215 401 422
5876
Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara
4.2. Kondisi Ekonomi dan Potensi Wilayah Provinsi Sumatera Utara
Kinerja ekonomi Sumatera Utara terus menguat setiap tahunnya dengan rata- rata pertumbuhan ekonomi diatas 5 hingga 6 sejak tahun 2005. Pertumbuhan
ekonomi tersebut ditopang oleh besarnya PDRB Provinsi Sumatera Utara yang terus meningkat. Tahun 2012 PDRB Sumatera Utara atas dasar harga konstan 2000
mencapai 134.463,95 miliar rupiah dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,22.
Universitas Sumatera Utara
Besarnya PDRB Sumatera Utara tersebut didominasi oleh tiga sektor usaha, yaitu pertanian sebesar 22,89; industri pengolahan 20,46; perdagangan, hotel dan
restoran sebesar 18,89.
Tabel 4.2. Kondisi Ekonomi Provinsi Sumatera Utara Tahun 2005-2012
Tahun Produk Domestik Bruto Atas Dasar
Harga Konstan 2000 miliar rupiah
Pertumbuhan Ekonomi
2005 87.897,79
5,48 2006
93.347,40 6,20
2007 99.792,27
6,90 2008
106.172,36 6,39
2009 111.559,22
5,07 2010
118.718,90 6,42
2011 126.587,62
6,63 2012
134.463,95 6,22
Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara
Dari data tabel 4.2 diatas dapat dilihat bahwa Provinsi Sumatera Utara memiliki perekonomian yang baik, hanya saja pada tahun 2009 kita melihat terjadi penurunan
laju pertumbuhan ekonomi dengan tingkat pertumbuhan ekonomi 5,07 atau turun sebesar 1,32 dari tahun 2008. Penurunan ini salah satunya disebabkan oleh krisis
ekonomi global pada tahun 2008 yang mana memberikan dampak terhadap pertumbuhan ekonomi banyak negera, secara khusus negara Indonesia dan Provinsi
Sumatera Utara. Sementara untuk tahun 2012 tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar 6,22 juga mengalami sedikit penurunan sebesar 0,40 dari tahun 2011, hal ini
secara garis besar dikarenakan melemahnya perekonomian secara nasional pada masa periode tersebut.
Kinerja ekonomi Sumatera Utara tak terlepas dari kinerja masing-masing sektor ekonomi di Sumatera Utara, seperti sektor pertanian, industri, perdagangan, hotel dan
Universitas Sumatera Utara
restoran yang menjadi sektor dominan. Kekayaan perairan dan daratan yang dimiliki Sumatera Utara memberikan peran yang cukup besar akan pengembangan industri
dan perdagangan. Dalam wilayah Sumatera Utara terkandung bahan galian dan tambang seperti
kapur, belerang, pasir, kuarsa, kaolin, diatome, emas, batubara, minyak, dan gas bumi. Ekspor industri, bahan pangan, perkebunan, peternakan, perikanan, dan
kehutanan merupakan kegiatan ekonomi terpenting di Sumatera Utara. Deli Serdang, Karo, Bandara Udara Kuala Namu, Pinangsori, Bineka, Aek Gadang, Belawan,
Sibolga, Gunung Sitoli, Tanjung Balai, Teluk Nibung, Labuhan Bilik, Sei Mengkei ditambah kawasan industri seperti Kawasan Industri Medan, Medan Star Industrial
Estate, Binjai dan Pulahan Seruai Industrial Estate merupakan beberapa jalur perhubungan dan kawasan industri yang memberikan Sumatera Utara sebagai posisi
strategis dalam perdagangan regional, nasional dan internasional Kota Medan sebagai ibukota Provinsi Sumatera Utara disamping merupakan
salah satu pusat pengembangan wilayah Sumatera Utara sekaligus juga merupakan pusat pengembangan wilayah pembangunan Sumatera yang memiliki fasilitas
komunikasi, perbankan, dan jasa-jasa perdagangan lainnya yang mampu mendorong pertumbuhan wilayah belakangnya.
Di Sumatera Utara juga terdapat lembaga-lembaga pendidikandan penelitian seperti perguruan tinggi, balai penelitian, dan balai latihan kerja yang mampu
membentuk tenaga pembangun terdidik dan terampil serta hasil-hasil penelitian yang bermanfaat bagi pembangunan daerah.
Universitas Sumatera Utara
4.3. Perkembangan Pembangunan Ekonomi Sektor Industri Manufaktur di Provinsi Sumatera Utara
Perkembangan teknologi, spesialisasi dan perdagangan yang mewujudkan industrialisasi semakin matang tercermin dari meningkatnya pangsa pasar sektor
industri dalam Produk Domestik Regional Bruto PDRB sebagai bentuk keberhasilan pembangunan ekonomi sektor industri yang diaksanakan. Pada
umumnya perkembangan sektor industri yang terjadi di Provinsi Sumatera Utara didahului oleh pertumbuhan sektor pertanian dan industri mikro kecil menengah.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi memberi manfaat untuk mengolah lebih lanjut hasil-hasil produksi sektor pertanian. Yang mana pada akhirnya akan terjadi
transformasi struktur ekonomi dari sektor pertanian menuju sektor industri. Perkembangan jumlah perusahaan industri besar dan sedang di Sumatera Utara
dari tahun 2005 hingga tahun 2012 mengalami peningkatan yang cukup baik. Hal ini dapat terbukti dari peningkatan jumlahnya, yakni pada tahun 2005 jumlah perusahaan
industri dan sedang sebanyak 922 unit perusahaan sedangkan pada tahun 2012 jumlah perusahaan industri besar dan sedang menjadi 1.012 unit perusahaan atau bertambah
sebanyak 90 unit perusahaan baru. Meskipun pada proses perjalanannya perkembangan jumlah perusahaan industri pada tahun 2005 hingga 2012 mengalami
tantangan kondisi ekonomi yang tidak stabil, seperti krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 2008.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3. Jumlah Perusahaan Industri Besar dan Sedang Menurut Golongan Industri unit di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2005-2012
Golongan Industri 2005
2008 2010
2012
1. Industri Makanan, Minuman dan Tembakau
394 512
447 462
2. Industri Tekstil, Pakaian Jadi dan Kulit
48 56
54 45
3. Industri Kayu, Perabotan Rumah Tangga
127 132
115 118
4. Industri Kertas, Percetakan dan Penerbit
32 45
27 30
5. Industri Kimia, Batubara, Karet dan Plastik
177 190
189 190
6. Industri Barang Galian Bukan Logam Kecuali
Minyak Bumi dan Batubara 35
49 57
56 7.
Industri Logam Dasar 12
12 18
12 8.
Industri Barang dari Logam, Mesin dan Peralatannya
81 96
82 59
9. Industri Pengolahan Lainnya
16 17
13 39
Jumlah 922
1.109 1.002
1.012
Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara
Indikator lainnya seperti nilai produksi dan nilai ekspor sektor industri juga dapat memberikan gambaran tentang perkembangan sektor industri manufaktur di
Sumatera Utara.
Tabel 4.4. Distribusi Persentase PDRB Sumatera Utara Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 , 2005-2012
Lapangan Usaha 2005
2006 2007
2008 2009
2010 2011
2012
1. Pertanian
25,25 24,34 23,91 23,83 23,78 23,62 23,22 22,89 2.
Pertambangan dan Penggalian
1,22 1,20
1,23 1,23
1,19 1,18
1,18 1,13
3. Industri
24,24 24,07 23,66 22,89 22,39 21,91 20,97 20,46 4.
Listrik, Gas Air Minum
0,81 0,79
0,74 0,73
0,73 0,73
0,75 0,73
5. Bangunan
6,28 6,52
6,57 6,68
6,77 6,79
6,92 6,95
6. Perdagangan, Hotel
Restoran 18,19 18,32 18,42 18,38 18,44 18,46 18,72 18,89
7. Pengangkutan
Komunikasi 8,40
8,85 9,10
9,31 9,53
9,80 10,11 10,31 8.
Keuangan, Asuransi, Usaha per-sewaan
bangunan tanah, Jasa Perusahaan
6,19 6,40
6,73 7,04
7,12 7,41
7,89 8,26
9. Jasa Kemasyarakatan,
Sosial Perorangan 9,43
9,51 9,63
9,91 10,05 10,09 10,25 10,37 PDRB
100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0
Sumber : Badan Pusat Statistik Sumater Utara
Universitas Sumatera Utara
Pada tabel 4.4 diatas terlihat bahwa sektor industri menjadi sektor yang berkontribusi kedua terbesar setiap tahunnya setelah sektor pertanian pada posisi
teratas. Dengan kontribusi rata-rata diatas 20 terhadap Produk Domestik Regional Bruto PDRB setiap tahunnya mengindikasikan bahwa sektor industri Sumatera
Utara tergolong semi-industrialisasi menuju industrialisasi. Dari sini sebenarnya memungkinkan ada prospek pertumbuhan sektor industri untuk memberikan
kontribusi meningkat pada tahun berikutnya. Dimana daerah sudah tidak lagi hanya menghasilkan barang-barang bahan baku yang dihasilkan oleh sektor pertanian
melainkan beranjak pada tahap mengolah barang-barang bahan baku tersebut menjadi barang setengah jadi ataupun barang jadi, yang mana proses tersebut nantinya akan
terjadi pada sektor industri. Dalam kegiatan ekspor di Sumatera Utara sektor industri memiliki
perkembangan yang cukup besar, bahkan menjadi sektor yang memberikan kontribusi terbesar bagi ekspor. Pada tabel 4.5 dibawah ini dapat dilihat bahwa sejak pasca krisis
ekonomi tahun 2008 trend nilai eskpor sektor industri terus meningkat. Pada tahun 2011 nilai ekspor sektor industri mencapai 7,92 miliar US atau sebesar 66,6 dari
total nilai ekspor Sumatera Utara. Dengan kata lain sektor industri di Sumatera Utara berkembang dengan baik dan menjadi andalan dalam ekspor perdagangan
internasional dibanding sektor lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5. Nilai FOB Ekspor Sektor Industri Sumatera Utara Tahun 2005-2011
Tahun Nilai FOB Ekspor Industri
000 US Nilai FOB Ekspor Sumatera Utara
000 US
2007 5.224.512
7.082.899 2008
7.068.651 9.261.977
2009 5.012.880
6.460.117 2010
6.467.625 9.147.778
2011 7.922.544
11.883.268 Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara
Dari beberapa uraian dan data tabel diatas terlihat jelas bahwa perkembangan pembangunan sektor industri di Sumatera Utara memiliki trend yang meningkat baik
jumlah perusahaan industri, nilai produksi dan nilai ekspor yang dihasilkan sektor industri tersebut.
Disamping kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, peran pemerintah juga menjadi penting dalam pengembangan dan pembangunan sektor industri di Sumatera
Utara. Peran tersebut secara garis besar adalah menyangkut strategi kebijakan industrialisasi yang diterapkan guna mencapai industrialisasi yang efisien dan
berkesinambungan.
4.4. Pertumbuhan Relatif Sektor Industri Manufaktur di Provinsi Sumatera Utara