suku bunga, diikuti oleh meningkatnya investasi sehingga tingkat inflasi dapat menurun. Tetapi dalam kasus naiknya harga minyak internasional kebijakan
moneter tersebut tidak berlaku, dimana ketika tingkat suku bunga meningkat maka akan meningkatkan nilai inflasi. Tim Jumpa Pers-Pusat Penelitian
Ekonomi, 2008 Dari hasil estimasi persamaan simultan inflasi pada Tabel 4.10 dapat
dilihat nilai R-squared sebesar 0,9023, berarti kemampuan variabel PDRB, ekspor dan suku bunga secara bersama-sama memberi penjelasan variasi variabel inflasi
di Provinsi Riau sebesar 90,23 persen, sedangkan sisanya 9,77 persen dijelaskan oleh variabel lain diluar model estimasi.
4.5.3 Analisis Persamaan Struktural PDRB dan Suku Bunga Terhadap Kurs di Provinsi Riau
Pada Tabel 4.11 diatas yang menunjukkan hasil dari persamaan simultan bahwa variabel eksogen yaitu PDRB dan suku bunga secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap variabel endogen yaitu kurs di Provinsi Riau, dengan melihat nilai Prob. F-statistic sebesar 0,001983 lebih kecil dari nilai
α sebesar 0,05.
Nilai Prob. variabel PDRB dari hasil estimasi tersebut sebesar 0,0012 lebih kecil dari
α sebesar 0,05, berarti bahwa PDRB berpengaruh signifikan terhadap kurs di Provinsi Riau. Ketika PDRB meningkat sebesar 1 persen maka akan
meningkatkan kurs sebesar 0,52 persen di Provinsi Riau. Nilai tukar atau kurs ditentukan oleh sistem mekanisme pasar dan PDRB sebagai salah satu indikator
penting dalam perekonomian. Ketika PDRB pada suatu daerah meningkat, kemudian diikuti dengan meningkatnya jumlah konsumsi. Untuk mengurangi
Universitas Sumatera Utara
tingkat konsumsi masyarakat maka Bank Indonesia sebagai bank sentral menaikkan tingkat suku bunga akan suatu mata uang dengan maksud untuk
meningkatkan investasi. Dengan demikian maka permintaan akan mata uang meningkat, sehingga nilai tukar juga akan meningkat.
Dari hasil estimasi diatas suku bunga memiliki nilai Prob. sebesar 0,0505 sama dengan hasil
α sebesar 0,05, berarti bahwa suku bunga juga berpengaruh signifikan terhadap kurs di Provinsi Riau. Ketika suku bunga meningkat sebesar 1
persen maka akan meningkatkan kurs sebesar 0,64 persen di Provinsi Riau. Perubahan tingkat suku bunga akan berpengaruh pada permintaan dan penawaran
di pasar uang domestik. Tingkat suku bunga menentukan nilai tambah mata uang suatu negara. Semakin tinggi suku bunga suatu mata uang, akan semakin tinggi
pula permintaan akan mata uang negara tersebut untuk berinvestasi. Tingkat suku bunga diatur oleh bank sentral, dan jika dalam jangka panjang bank sentral selalu
menaikkan suku bunga maka trend nilai tukar mata uang negara tersebut terhadap negara lain akan cenderung naik. Hal ini akan terus berlangsung sampai ada faktor
lain yang mempengaruhi atau bank sentral kembali menurunkan suku bunganya. Dari hasil estimasi persamaan simultan kurs pada Tabel 4.11 dapat dilihat
nilai R-squared sebesar 0,5191, berarti kemampuan variabel PDRB dan suku bunga secara bersama-sama memberi penjelasan variasi variabel kurs di Provinsi
Riau sebesar 51,91 persen, sedangkan sisanya 48,09 persen dijelaskan oleh variabel lain diluar model estimasi.
Universitas Sumatera Utara
4.5.4 Analisis Persamaan Struktural Suku Bunga, Inflasi dan Kurs Terhadap Investasi di Provinsi Riau
Pada Tabel 4.12 diatas yang menunjukkan hasil dari persamaan simultan bahwa variabel eksogen yaitu suku bunga, inflasi dan kurs secara bersama-sama
berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel endogen yaitu investasi di Provinsi Riau, dengan melihat nilai Prob. F-statistic sebesar 0,098152 lebih besar dari
nilai α sebesar 0,05.
Dilihat dari estimasi tersebut suku bunga memiliki Prob. sebesar 0,0673 lebih besar dari
α sebesar 0,05, berarti bahwa suku bunga berpengaruh tidak signifikan terhadap investasi. Jika suku bunga meningkat sebesar 1 persen maka
akan meningkatkan investasi sebesar 0,06 persen di Provinsi Riau. Para investor ingin meningkatkan taraf hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya berusaha
bagaimana mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar tidak berkurang di masa yang akan datang. Ketika tingkat suku bunga meningkat, para
investor akan menginvestasikan kekayaannya dengan harapan mendapatkan pendapatan yang lebih pada masa datang. Investor menginvestasikan kekayaannya
dapat dalam bentuk pembelian saham atau valuta asing. Tandelilin, 2010 Variabel inflasi memiliki Prob. sebesar 0,0204 lebih kecil dari
α sebesar 0,05, berarti adanya pengaruh yang signifikan antara variabel inflasi terhadap
variabel investasi. Jika inflasi meningkat sebesar 1 persen maka akan menurunkan investasi sebesar 0,03 persen di Provinsi Riau. Menurut teori moneter ketika
inflasi meningkat, maka bank sentral akan menaikkan suku bunga tetapi investasi akan menurun. Inflasi dapat meningkatkan pendapatan dan biaya perusahaan. Jika
peningkatan biaya produksi lebih tinggi dari pada peningkatan harga yang dapat dinikmati oleh perusahaan maka profitabilitas perusahaan akan menurun. Dengan
Universitas Sumatera Utara
demikian inflasi yang tinggi, suku bunga pun ikut meningkat maka akan dapat mengurangi pendapatan riil yang diperoleh investor dari investasinya sehingga
investasi akan menurun. Sedangkan pada kurs yang memiliki Prob. sebesar 0,2007 lebih besar dari
α sebesar 0,05, berarti bahwa kurs berpengaruh tidak signifikan terhadap investasi. Jika kurs meningkat 1 persen maka akan meningkatkan investasi
sebesar 0,59 persen di Provinsi Riau. Secara teoritis dampak perubahan nilai tukar dengan investasi bersifat uncertainty tidak pasti, dapat dilihat dari nilai Prob.nya
yang tidak signifikan. Depresiasi mata uang domestik peningkatan nilai tukar akan meningkatkan volume ekspor. Bila permintaan pasar internasional cukup
elastis hal ini akan meningkatkan cash flow perusahaan domestik, yang kemudian meningkatkan harga saham untuk berinvestasi dalam jangka panjang. Nilai tukar
yang memiliki hubungan positif dengan tingkat impor dimana jika terjadi peningkatan nominal nilai tukar depresiasi maka tingkat impor akan meningkat
dan sebaliknya. Dari hasil estimasi persamaan simultan investasi pada Tabel 4.12 dapat
dilihat nilai R-squared sebesar 0,3175, berarti kemampuan variabel suku bunga, inflasi dan kurs secara bersama-sama memberi penjelasan variasi variabel
investasi di Provinsi Riau sebesar 31,75 persen, sedangkan sisanya 68,25 persen dijelaskan oleh variabel lain diluar model estimasi. Ketiga variabel eksogen
tersebut secara simultan berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel investasi, ini dapat disebabkan adanya variabel-variabel lain yang lebih berpengaruh
langsung terhadap investasi serta data investasi yang berfluktuasi cukup tinggi setiap tahunnya.
Universitas Sumatera Utara
4.5.5 Analisis Persamaan Struktural PDRB Dan Investasi Terhadap Indeks Pembangunan Manusia IPM di Provinsi Riau
Pada Tabel 4.13 diatas yang menunjukkan hasil dari persamaan simultan bahwa variabel eksogen yaitu PDRB dan investasi secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap variabel endogen yaitu IPM di Provinsi Riau, dengan melihat nilai Prob. F-statistic sebesar 0,000037 lebih kecil dari nilai
α sebesar 0,05.
Berdasarkan hasil estimasi tersebut Prob. PDRB sebesar 0,0000 lebih kecil dari
α sebesar 0,05, yang berarti adanya pengaruh yang signifikan antara variabel PDRB terhadap variabel IPM di Provinsi Riau. Jika PDRB meningkat 1 persen
maka akan meningkatkan IPM sebesar 18,12 persen di Provinsi Riau. IPM merupakan suatu indikator sebagai alat ukur untuk menggambarkan
perkembangan pembangunan manusia. Salah satu komponen yang terdapat di dalam IPM yaitu standar hidup layak, dengan cara menghitung kemampuan daya
beli Purchasing Power Parity untuk setiap daerah yang merupakan harga suatu kelompok barang. UNDP mengukur standar hidup layak dengan menggunakan
PDRB riil, penghitungan nilai riil dengan melihat indeks harga konsumen. Dalam cakupan yang luas standar hidup layak menggambarkan tingkat kesejahteraan
yang dimiliki penduduk. Pada variabel investasi yang memiliki Prob. sebesar 0,6549 lebih besar
dari α sebesar 0,05, berarti adanya pengaruh tidak signifikan antara variabel
investasi terhadap variabel IPM di Provinsi Riau. Jika investasi meningkat 1 persen maka akan meningkatkan IPM sebesar 1,48 persen di Provinsi Riau.
Meningkatnya jumlah investasi akan meningkatkan jumlah PDRB sehingga akan meningkatkan pendapatan. Pendapatan meningkat maka juga akan meningkatkan
Universitas Sumatera Utara
kemampuan daya beli Purchasing Power Parity masyarakat. Meningkatknya investasi dapat ditandai dengan meningkatnya permodalan dalam produksi.
Investasi tidak hanya dalam bentuk barang maupun simpanansaham tetapi juga dalam bentuk sumber daya manusia. Investasi dalam bentuk tenaga kerja juga
akan meningkatkan proses produksi. Dikarenakan adanya pengaruh langsung dari investasi terhadap PDRB, maka pengaruhnya tidak cukup signifikan terhadap
IPM. IPM berperan penting dalam pembangunan perekonomian modern sebab
pembangunan manusia yang baik akan menjadikan faktor-faktor produksi mampu dimaksimalkan. Mutu penduduk yang baik akan mampu untuk berinovasi
mengembangkan faktor-faktor produksi yang ada. Selain dari pada itu pembangunan manusia yang
Dari hasil estimasi persamaan simultan inflasi pada Tabel 4.13 dapat dilihat nilai R-squared sebesar 0,6986, berarti kemampuan variabel PDRB dan
investasi secara bersama-sama memberi penjelasan variasi variabel IPM di Provinsi Riau sebesar 69,86 persen, sedangkan sisanya 30,14 persen dijelaskan
oleh variabel lain diluar model estimasi. tinggi mengakibatkan jumlah penduduk akan tinggi
pula sehingga akan menaikkan tingkat konsumsi. Hal ini akan mempermudah untuk menggalakkan pertumbuhan ekonomi. Sukirno, 2006
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan, sebagai berikut:
1. Tenaga kerja berpengaruh positif yang signifikan terhadap Produk Domestik Regional Bruto PDRB di Provinsi Riau. Kemampuan variabel
tenaga kerja memberi penjelasan variasi variabel PDRB di Provinsi Riau sebesar 68,25 persen.
2. PDRB, ekspor dan suku bunga secara secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap inflasi di Provinsi Riau. PDRB dan suku bunga secara
parsial berpengaruh positif yang signifikan terhadap inflasi di Provinsi Riau, sedangkan ekspor berpengaruh negatif yang tidak signifikan
terhadap inflasi di Provinsi Riau. Kemampuan variabel PDRB, ekspor dan suku bunga secara bersama-sama memberi penjelasan variasi variabel
inflasi di Provinsi Riau sebesar 90,23 persen. 3. PDRB dan suku bunga secara secara bersama-sama berpengaruh
signifikan terhadap kurs di Provinsi Riau. PDRB dan suku bunga secara parsial berpengaruh positif yang signifikan terhadap kurs di Provinsi Riau.
Kemampuan variabel PDRB dan suku bunga secara bersama-sama memberi penjelasan variasi variabel kurs di Provinsi Riau sebesar 51,91
persen.
Universitas Sumatera Utara