Uji t Uji Parsial Uji F Uji Simultan R

Tabel 3.1 Identifikasi Persamaan Simultan Persamaan Simultan K–M ≥ G–1 Keputusan LogPDRB t−j = a + a 1 TK t−j + ε 1 6 4 Over LogINF t−j = b + b 1 LogPDRB t−j + b 2 LogEKS t−j + b 3 LogSB t−j + � 2 4 = 4 Exactly LogKURS t-j = c + c 1 LogPDRB t−j + c 2 LogSB t-j 5 4 + ε 3 Over LogINV t-j = d + d 1 LogSB t−j + d 2 LogINF t−j + d 3 LogKURS + ε 4 t-j 4 = 4 Exactly LogIPM t−j = e + e 1 LogPDRB t−j + e 2 LogINV t−j + ε 5 5 4 Over Dimana: K = 8, G = 5 Karena pada persamaan simultan tersebut telah teridentifikasi over identified dan just identified, dengan demikian model diatas dapat menggunakan metode Two Stage Least Square TSLS. Pengolahan data pada penelitian ini dengan menggunakan program software Eviews 5.1.

3.6 Uji Statistik

3.6.1 Uji t Uji Parsial

Uji t bertujuan untuk mengetahui ada atau tidak pengaruh setiap variabel independen secara individual parsial terhadap perubahan variasi dari variabel dependen. Pengujian dilakukan terhadap koefisien regresi secara individual, dengan menggunakan statistik uji t yang mengikuti distribusi student dengan derajat bebas n-k dengan n adalah jumlah observasi dan k adalah banyaknya variabel independen ditambah dengan konstanta. Prosedur uji t pada koefisien regresi parsial pada regresi berganda adalah dengan membuat hipotesis melalui uji dua sisi. Kriteria pengujiannya yaitu: Universitas Sumatera Utara 1. Jika Prob. α, maka H ditolak dan H a 2. Jika Prob. α, maka H diterima yaitu terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen dengan � = 0,05. diterima dan H a ditolak yaitu tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen dengan � = 0,05.

3.6.2 Uji F Uji Simultan

Uji F-statistik ini adalah pengujian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen dengan statistik uji F. Statistik uji F mengikuti distribusi F � �;�−1,�−� dengan derajat bebas sebanyak k-1 untuk numerator dan n-k untuk denumerator, dimana k merupakan banyaknya parameter termasuk intersepkonstanta, sedangkan n adalah banyaknya observasi Widarjono, 2007. Kriteria uji F tersebut adalah sebagai berikut: 1. Jika Prob. F-statistic α, maka H ditolak dan H a 2. Jika Prob. F-statistic α, maka H diterima yaitu terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen dengan � = 0,05. diterima dan H a ditolak yaitu tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen dengan � = 0,05. Universitas Sumatera Utara

3.6.3 R

2 Pengamatan terhadap koefisien determinasi dilakukan untuk melihat seberapa besar kemampuan variabel independen secara bersama-sama memberi penjelasan terhadap variabel dependen. Nilai R 2 berkisar antara 0 sampai 1 0R Koefisien Determinasi 2 1. Jika R 1. Koefisien determinasi berguna untuk menguji kekuatan variabel- variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen. Kriteria sebagai berikut: 2 2. Jika R 0,9, maka kemampuan variabel independen secara bersama-sama dapat memberi penjelasan terhadap variabel dependen. 2 0,9, maka kemampuan variabel independen secara bersama-sama tidak dapat memberi penjelasan terhadap variabel dependen. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN