Bentuk Standard I Standrad From I Bentuk Standard II Standrad From II

Dra. Retno Marsitin, MPd. - Program Linier Page 52 BAB VII METODE SIMPLEKS YANG DIREVISI Metode simpleks yang direvisi merupakan salah satu cara dalam pemecahan persoalan program linier. Penyelesaian dengan metode simpleks yang direvisi dengan menggunakan dua bentuk penyelesaian yaitu: a. Bentuk Standard I Standrad From I, yaitu memasukkan variable slack dan surplus dan tidak memerlukan variable – variable buatan artificial variable sehingga memperoleh matriks identitas identity matrix. b. Bentuk Standard II Standrad From II, yaitu memasukkan variabel – variable buatan artificial variable sehingga memperoleh matrix identitas identity matrix . Pada metode simpleks yang direvisi, menganggap bahwa fungsi tujuan merupakan suatu pembatasan, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Bentuk Standard I Standrad From I

1. Dirubah dalam bentuk bakustandar program linier 2. Ditulis dalam bentuk matrix, sebagai berikut: = , , � = − = − − ⋯ − = setelah itu dimasukkan di dalam = , maka diperoleh: − − ⋯ − = + ⋯ + = ℎ + ⋯ + = ℎ . . . + ⋯ + = ℎ Dari uraian di atas diperoleh persamaan sebanyak + dengan variable yang tidak diketahui sebanyak + yaitu , , , … , . Dra. Retno Marsitin, MPd. - Program Linier Page 53 Pada kolom = , − = maka didapat sebagai berikut: + + ⋯ + = + ⋯ + = ℎ + ⋯ + = ℎ . . . + ⋯ + = ℎ 3. Di dalam bentuk matrix partisi atau partition matrix diperoleh sebagai berikut: [ ] [ ] = [ ] [ − ] [ ] = [ ] 4. Bentuk table untuk revised simpleks VDB …… …… � …… …… = − � …… …… � � …… …… � . . . . . . . . . …… …… . . . . . . . . . � � …… …… � � . . . . . . . . . …… …… . . . . . . . . . � � …… …… � � 5. Perhitungan selanjutnya dengan menggunakan cara simpleks Dra. Retno Marsitin, MPd. - Program Linier Page 54

b. Bentuk Standard II Standrad From II

1. Membuat fungsi tujuan menjadi maksimum memaksimumkan 2. Dirubah dalam bentuk bakustandar program linier 3. Ditulis dalam bentuk matrix, sebagai berikut: = , , � = − = − − ⋯ − = setelah itu dimasukkan di dalam = , maka diperoleh: − − ⋯ − = + + ⋯ … . . … … … + + + = + ⋯ + + + = ℎ . . . + ⋯ + + ⋯ … + + + = ℎ Pembatasan di dalam persamaan yang kedua merupakan persamaan yang ditamdahkan sehinggga mendapatkan bahwa vector buatan tetap nol, tetapi ternyata lebih baik dengan menambah indeks baris dengan 1 satu yaitu + , sehingga diperoleh matrix yaitu: = [ . . . + , + , ] , = [ℎ , … . , ℎ + ] Persamaan – persamaan dapat ditulis sebagai berikut: − − ⋯ − = + + ⋯ … . . … … … + + + = + ⋯ + + + = ℎ . . . + ⋯ + + ⋯ … + + + = ℎ + Pada persamaan di atas, penambahan variable + dalam persamaan di baris kedua sebelum + Dra. Retno Marsitin, MPd. - Program Linier Page 55 4. Matrix basis untuk fase II, sebagi berikut: = [ … … … . . . … ] kolom 1 2 masing-masing dan bukan merupakan identity matrix Invers dari dengan mempergunakan matrix partisi yaitu: = [ … − … − … . . . … ] [ ] 5. Bentuk table untuk revised simpleks VDB ………… � ………… = − � ………… � � ………… � . . . . . . . . . ………… . . . . . . . . . � � ………… � � . . . . . . . . . ………… . . . . . . . . . � � ………… � � Dra. Retno Marsitin, MPd. - Program Linier Page 56 6. Perhitungan selanjutnya dengan menggunakan cara simpleks Contoh: 1. Maksimumkan = + Kendala + + , , Penyelesaian: = + − + = + + + = + + + = [ − − ] [ ] = [ ] [ ] [ ] = [ ] A X H Matrix basis = , , , = − = = − = [ � ] = [ ] Dra. Retno Marsitin, MPd. - Program Linier Page 57 Tabel Awal VDB � 1 5 1 3 menentukan nilai = [ ] [ − ] = [ − ] Masukan nilai � pada table: KK EK BK= terkecil VDB � Rasio -3 = ∞ 1 5 2 = 1 3 1 = Nilai masih bernilai negative maka langkah selanjutnya seperti pada simpleks dengan menentukan kolom kunci, baris kunci dan elemen kunci, yaitu: Baris Kunci : 1 5 dibagi 2 Untuk : 1 3 1 - − 1 Dra. Retno Marsitin, MPd. - Program Linier Page 58 Untuk : 0 0 0 -3 - Tabel Iterasi I VDB � − 1 menentukan nilai = [ − ] [ − ] = [ − ] Masukan nilai � pada table: VDB � Rasio − − = − = − 1 ∗ = Dra. Retno Marsitin, MPd. - Program Linier Page 59 Langkah selanjutnya seperti pada simpleks dengan menentukan kolom kunci, baris kunci dan elemen kunci, yaitu: Baris Kunci : − 1 dibagi -1 2 1 Untuk : -1 2 1 - 1 -1 2 Untuk : -1 2 1 − - 1 1 8 Tabel Iterasi II VDB � 1 1 8 1 -1 2 -1 2 1 Karena semua nilai − maka sudah tercapai pemecahan optimal, yaitu � � = dengan = = 2. Minimumkan = + Kendala + + , , Dra. Retno Marsitin, MPd. - Program Linier Page 60 Penyelesaian: = − � � � � = − − = + + + = + + = + + − + = + + − + = = = + = harus maksimum Dalam bentuk matrix, yaitu: [ − − ] [ ] = [ ] [ ] [ − − ] [ ] = [ − ] Dra. Retno Marsitin, MPd. - Program Linier Page 61 Tabel Awal VDB � 1 -1 -1 -5 1 3 1 2 menentukan nilai = [ − − ] [ ] = [ − ] Masukan nilai � pada table: EK KK BK = terkecil VDB � Rasio 5 = 1 -1 -1 -5 -3 − − = 1 3 2 1 2 1 = Nilai masih bernilai negative maka langkah selanjutnya seperti pada simpleks dengan menentukan kolom kunci, baris kunci dan elemen kunci, yaitu: Dra. Retno Marsitin, MPd. - Program Linier Page 62 Baris Kunci : 1 3 dibagi 2 Untuk : 5 - − 0 − Untuk : 1 -1 -1 -5 -3 - 1 -1 - Untuk : 1 2 1 - − 1 Tabel Iterasi I VDB � Rasio − − 1 -1 − − 1 Dra. Retno Marsitin, MPd. - Program Linier Page 63 menentukan nilai = [ − − − ] [ ] = [ − ] Masukan nilai � pada table: VDB � Rasio − − − = − 1 -1 − − − − = = − 1 ∗ = Nilai masih bernilai negative maka langkah selanjutnya seperti pada simpleks dengan menentukan kolom kunci, baris kunci dan elemen kunci, yaitu: Baris Kunci : − 1 dibagi -1 2 1 Untuk : − 0 − -1 2 1 - -2 -1 8 Dra. Retno Marsitin, MPd. - Program Linier Page 64 Untuk : 1 -1 - -1 2 1 − - 1 Untuk : 0 -1 2 1 - 1 -1 1 Tabel Iterasi II VDB � Rasio -2 -1 8 1 1 -1 1 -1 2 1 Pada table diatas terlihat bahwa + = = dan semua variable buatan = 0 maka fase I sudah berakhir dan − maka pemecahan telah optimal yaitu: � � = − = − � � = − − = pada = = Soal – soal : 1. Maksimumkan = + Kendala + + − + , , 2. Minimumkan = + Kendala + + , , Dra. Retno Marsitin, MPd. - Program Linier Page 65 BAB VIII TRANSPORTASI

8.1. Perumusan Permasalahan Transportasi