Penyelesaian Permasalahan Transportasi Metode Sudut Barat Laut

Dra. Retno Marsitin, MPd. - Program Linier Page 71 Contoh 3 : Sebuah perusahaan pengalengan ikan akan mengirimkan beberapa truk dari beberapa pabrik ke beberapa gudang penyimpanan, dengan rincian biaya dalam ratusan ribu rupiah transportasi setiap truknya disajikan pada tabel berikut Gudang 1 Gudang 2 Gudang 3 Gudang 4 Pabrik 1 Pabrik 2 Pabrik 3 3 4 5 5 3 3 3 2 4 4 3 2 40 50 30 20 50 30 30 Tentukan banyaknya truk yang akan dikirim dari pabrik ke gudang yang akan mengoptimalkan biaya transportasi totalnya. Penyelesaian Masalah transportasi di atas memiliki jumlah total permintaan melebihi jumlah total suplai, masalah transportasi tersebut dapat disetimbangkan dengan menambahkan variabel sumber dummy dalam hal ini Pabrik Dummy, dan suplai semu sehingga tabel masalah transportasi di atas menjadi seperti berikut Gudang 1 Gudang 2 Gudang 3 Gudang 4 Pabrik 1 Pabrik 2 Pabrik 3 Pabrik Dummy 3 4 5 5 3 3 3 2 4 4 3 2 40 50 30 10 20 50 30 30 Langkah berikutnya untuk menyelesaikan masalah transportasi di atas dapat dilihat pada pembahasan selanjutnya.

8.2. Penyelesaian Permasalahan Transportasi

Penyelesaian masalah transportasi, ada beberapa metode untuk menentukan penyelesaian awal basis yang fisibel dan metode untuk menentukan suatu nilai bagi pengujian optimalitasnya. Dra. Retno Marsitin, MPd. - Program Linier Page 72 Adapun langkah penting dalam menyelesaikan masalah transportasi, yaitu:  Menyusun tabel awal ⇒ Sudut Barat Laut Northwest Corner Method ⇒ Vogel V ogel’s Approximation Method ⇒ c ij terkecil Minimum Cost Method  Uji optimalitas, dengan menghitung c ij MODI Modified Distribution Method  Menyusun tabel baru 1. Menyusun Tabel awal Menyusun tabel awal di sini adalah menentukan Penyelesaian Basis Awal yang Fisibel PBAF . Masalah transportasi dengan m sumber dan n tujuan yang setimbang mempunyai mn variabel dan m+n persamaan kendala utama, namun ada satu persamaan yang dependen artinya apabila sekumpulan dari nilai-nilai x ij memenuhi m + n – 1 persamaan maka otomatis sekumpulan x ij itu memenuhi satu persamaan sisanya sehingga masalah transportasi tersebut hanya memiliki m + n – 1 persamaan yang independen. Jadi, seperti pada metode simpleks, penyelesaian basis fisibelnya memiliki m + n – 1 variabel basis. Bentuk penyelesaian basis fisibel PBF 1 2 … N suplai 1 50 50 … 100 2 50 … 50 … … … … … … M … 50 50 permintaan 50 100 … 50 … Kesepakatannya yaitu:  Alokasi nol tak ditulis kotak kosong  “kotak” = cell = jalur dari suatu sumber ke suatu tujuan  variabel bebas yang dinolkan kotak kosong   variabel basis sebanyak m + n – 1 kotak isi Dra. Retno Marsitin, MPd. - Program Linier Page 73 Degenerate merosot yaitu adanya variabel basis yang bernilai nol. Dalam simplex degenerate bukan menjadi masalah, tetapi dalam transportasi PBF tidak boleh merosot harus ada m+n –1 kotak isi. Apabila terjadi degenerate maka penentuan ongkos kesempatan c ij untuk uji optimalitas tidak dapat dilakukan berhubungan dengan jalur tertutup.

a. Metode Sudut Barat Laut

Untuk mendapatkan suatu PBF metode apa saja setiap kali mengisi alokasi, isikan dengan nilai yang maksimal. Pada Metode sudut barat laut atau sudut kiri atas biaya transportasi perunit angkutannya tidak diperhatikan, hanya memperhatikan suplai yang telah habis atau permintaan yang sudah dipenuhi. Aturan sudut barat laut prosedurnya dapat dinyatakan sebagai berikut :  Alokasikan sebesar α 11 pada kotak di posisi sudut kiri atas yakni kotak k 11 variabel x 11 , besarnya α 11 = min {s 1 , d 1 }  Pada baris 1 dan kolom 1 kurangkan nilai s 1 dan d 1 dengan α 11 . Pada baris kolom yang sisa suplai permintaan nya sama dengan nol = 0, beri tanda silang, “x” sudah jenuh. Jika pada baris kolom sisa suplai permintaan keduanya sama dengan nol maka beri tanda silang pada salah satu saja kolom atau baris.  Jika kolom yang disilang, alokasikan sebesar α 12 pada kotak k 12 , α 12 = min {s 1 - α 11 , d 2 }. Jika baris yang disilang, alokasikan sebesar α 21 pada kotak k 21 , α 21 = min {s 2 , d 1 – α 11 } .  Ulangi proses di atas pada baris kolom yang ada, sampai kotak di posisi sudut kanan bawah terisi. Dra. Retno Marsitin, MPd. - Program Linier Page 74 Contoh 4 : Perhatikan masalah transportasi yang biaya transportasi perunit angkutannya dalam ratusan ribu rupiah disajikan pada tabel berikut : D 1 D 2 D 3 suplai O 1 5 4 4,5 50 O 2 4,5 4 5,5 40 permintaan 30 30 30 90 Penyelesaian  α 11 = min {30, 50} = 30 diisikan pada kotak k 11 , variabel x 11 = 30  Sisa suplai pada baris 1 = 50 – 30 = 20, sedang sisa permintaan pada kolom 1 = 30 – 30 = 0, maka kolom 1 diberi tanda silang jenuh. Hasilnya yaitu: D 1 D 2 D 3 suplai O 1 30 20 O 2 40 permintaan 30 30 90 x  Karena kolomnya disilang maka α 12 = min {50-30, 30} = 20 diisikan pada kotak k 12 .  Sisa suplai pada baris 1 = 20 – 20 = 0, sedang sisa permintaan pada kolom 2 = 30 – 20 = 10, maka baris 1 diberi tanda silang. Hasilnya yaitu: D 1 D 2 D 3 suplai O 1 30 20 x O 2 40 permintaan 10 30 90 x Dra. Retno Marsitin, MPd. - Program Linier Page 75  Barisnya disilang maka α 22 = min {30-20, 40} = 10 diisikan pada kotak k 22 . Sisa suplai pada baris 2 = 40 – 10 = 30, sedang pada kolom 2 = 10 – 10 = 0, kolom 2 diberi tanda silang. Hasilnya yaitu: D 1 D 2 D 3 suplai O 1 30 20 x O 2 10 30 permintaan 30 90 x x  Kolomnya disilang maka α 23 = min {40-10, 30} = 30 diisikan pada kotak k 23 . Karena kotak k 23 merupakan kotak di posisi sudut kanan bawah maka proses selesai. Hasilnya yaitu: Dari proses di atas diperoleh PBAF yang fisibel serta arah pengisiannya sebagai berikut D 1 D 2 D 3 suplai O 1 30  20  50 O 2 10  30 40 permintaan 30 30 30 90 Kotak isi = 4 = m + n – 1, sehingga diperoleh PBF dengan nilai fungsi tujuannya adalah f = 530 + 420 + 410 + 5,530 = 435 ratusan ribu rupiah. D 1 D 2 D 3 suplai O 1 30 20 x O 2 10 30 30 permintaan 30 90 x x Dra. Retno Marsitin, MPd. - Program Linier Page 76

b. Biaya terkecil